Kita Memang Berbeda

Assalammualaikum ya ahlil steem....

Setiap manusia dianugerahkan otak, dan akal. Boleh jadi otak inipun dapat menjadi penyebab keburukan dan kehancuran. Manusia juga memiliki sifat, tabi'at dan sifat yang dipengaruhi lingkungan hidup disekelilingnya.

Perkembangan ilmu dan tekhnologi era termutahir membawa lingkungan pergaulan anak manusia juga dalam dunia media sosial. Tak ayal hal inipun sangat mempengaruhi sifat dan tabi'at manusia itu sendiri.

Sebenarnya setiap suku bangsa memiliki tabi'at, kebiasaan, dan adat istiadat tersendiri, boleh jadi mirip ataupun berbeda sama sekali. Namun perbedaan ini bukan menjadi alasan untuk saling bertengkar atau bunuh membunuh satu dengan yang lainnya.

"Orang Barat" selalu merasa peradaban mereka yang paling tinggi, paling maju, dan paling beradap tentunya, padahal jika kita cermati dengan akal, merekalah yang paling sering menumpahkan darah dan berperang satu dengan yang lainnya secara biadab.

Entah kenapa paradigma superior "orang Barat" menjadi lumrah di pergaulan internasional. Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan memiliki banyak suku dan beragam, namun tetap saja dari ratusan bahkan ribuan suku di Indonesia memiliki paradigma yang sama dalam menganggap superior "orang Barat".

Pada dasarnya suku bangsa Indonesia sendiri memiliki perbedaan yang cukup mencolok, baik pada adat istiadat, kebiasaan, tabia'at maupun dari segi history.

Secara garis besar Indonesia terbagi dalam 4 bangsa yang berbeda, yaitu Bangsa Melayu, Jawa, Timur, dan Ambon.

Bangsa Melayu meliputi pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sebagian Sulawesi, Bangsa Jawa Berada pada Pulau Jawa, Madura,dan Bali, Bangsa Timur mendiami Pulau Papua, Nusa Tenggara, dan sebagian kecil Maluku, sedangkan Ambon di maluku menjadi bangsa tersendiri lantaran sejarah bangsa itu berbeda dari Bangsa Timur.

Keempat Bangsa besar inipu memiliki sangat banyak perbedaan satu dengan yang lainnya namun perangainya hampir-hampur mirip. Jika anda pernah merantau di nagari seberang perbedaan ini jelas tampak dan dirasakan nyata. Orang Sumatera lebih cocok bergaul dengan orang Sulawesi ataupun Kalimantan, perangainya pun tidak jauh berbeda, ini hanya sedikit contoh, bahkan Bangsa Aceh cenderung menganggap Orang Minang maupun Orang Sumatera Selatan bagian dari latar belakang yang sama atau dengan kata lain punya kecocokan tersendiri.

Jika mau berpikir sejenak, Pancasila Bukanlah sesuatu yang mempersatukan bangsa-bangsa di Indonesia.

Bangsa-bangsa Indonesia Menjadi satu dalam NKRI karena dua hal pertama Islam, kedua Semangat Mengusir Orang Barat dari tanah kelahiran. Jika mau dimasukkan faktor ketiga boleh jadi akan menjadi kontroversi, yaitu Tipu Muslihat dan faktor kebetulan para orang pribumi yang bersekolah di Belanda, termasuk Bung Karno.

Kita tidak pernah membaca literatur ataupun mendengar tentang perjuangan Bangsa-bangsa di Indonesia berjuang dan berperang dengan Belanda karena ingin Mendirikan Negara Indonesia, kecuali yang keluar dari mulut para anak-anak Pribumi yang bersekolah ataupun yang disekolahkan di Belanda dan di Negara Eropa lainnya.

Perjuangan kakek-kakek dan Nenek-nenek kita semata-mata karena Hak-hak tanah kelahirannya dirampas atau karena berperang Terhadap Kafir asing yang menjajah, tujuan hanya satu mengusir pergi kafir Belanda kerumahnya kembali.

Tidak ada teriakan "Merdeka" saat itu hanya ada suara lantang takbir menggema, sampai para anak-anak pribumi yang bersekolah di Belanda dan Negara eropa lainnya pulang kembali. Teriakkan "Merdeka" hanya populer di Jawa saja sampai tahun '45 saat jepang menjajah.

Tulisan ini bukanlah untuk tujuan Rasis, ataupun memecah belah, hanya untuk katakan bahwa kita memang berbeda.

Sebaiknya tulisan ini dipadahin sampai disini saja, karena tujuan tulisan ini sudah tersampaikan, agar tidak terlalu memuja muji sesuatu yang tak pantas untuk dipuja puji secara berlebihan.

Buruj ck

Kopas 25/6/2019