Curhatan Penggiat Online

"Kalau boleh" saya sedikit mau curhat di postingan kali ini.

Ceritanya begini, awalnya saya tidak tertarik dengan bisnis online yang diiming-imingkan dollar, termasuk @esteem ini. Saya sempat berfikir pemburu dollar di dunia maya merupakan perbuatan sia-sia dan fiktif belaka. Apalagi sistemnya harus menggunakan bahasa inggris, hal itu membuat saya tambah bosan karena saya lemah dalam berbahasa dan menulis dalam ejaan inggris. Satu lagi, saya paling bosan membuat sesuatu yang saya sindiri tidak tahu apa yang sedang saya perbuat.

Pernah suatu kita saya diperkenalkan oleh teman, tentang mekanisme pencarian uang melalui website. Ia mengilustrasikannya seperti ini, "anggaplah website ini sebuah warung kopi, pemilik warkop menerima berbagai jenis makanan dari pembuat kue untuk dijual. Pemilik warkop akan medapatkan persen dari hasil penjualan kue tersebut". Begitulah pembuat website tersebut, Ia akan mendapatkan keuntungan dari tulisan-tulisan yang Ia posting pada website tersebut.

Sayapun tergiur dengan ajakan tersebut, bahkan saya sempat mengikuti pelatihan kurang lebih selama enam (6) bulan. Selama pelatihan kami dianjurkan untuk melakukan postingan artikel dalam bahasa Inggris. Muatan konten dalam artikel berupa promosi produk-produk yang sedang menjadi incaran utama oleh konsumen. Katakanlah seperti produk otomotif, desainer gambar dan fashion. Intinya, melakukan postingan artikel yang menjadi target utama bagi konsumen.

Disinilah awal masalahnya, saya lemah dari segi bahasa Inggris. Sempat berfikir dan timbul tanda tanya dalam benak hati saya, "apa yang sedang saya lakukan ini?". Saya melakukan sesuatu dengan menghabiskan waktu berjam-jam, namun saya tidak tahu apa yang sedang saya lakukan. Sempat juga terlintas dibenak saya "apakah saya salah mendapatkan guru?, sehingga saya harus melakukan postingan dalam bahasa Inggris sebanyak empat artikel per hari". Kalau seandainya postingan artikel dalam bahasa Indonesia, mungkin hal itu akan membuat saya nyaman.

Belakangan saya dapat informasi bahwa, boleh di posting artikel dalam bahasa Indonesia, judulnya harus menggelitik pembaca. Kalau gelitikan judulnya tidak mengandung unsur negatif, ya boleh-boleh saja. Akan tetapi menjadi problem disaat judulnya mengandung unsur negatif sebagai contoh "wwwooo, ibu itu melahirkan anak dajjal" atau "Jangan lupa dibaca dan di share; sorang perempuan digilir oleh sepuluh pria". Kalau itu menjadi semangat untuk membuat artikel, sudah sepantasnya anda pelajari kembali tentang bahaya hasut, fitnah, dan ngibah.

Ada yang lebih parah lagi, judul penuh dengan nada-nada provokatif yang negatif. Kalau seandainya hanya provokatif untuk menggugah pembaca namun tidak negatif. Judul itu tentu fair-fair saja. Namun disaat judulnya provokatif dan "negatif" inilah awal letak kesalahannya. Ilustrasinya bagini, tidak menarik bagi pembaca kalau judulnya "Anjing menggigit manusia" akan menarik disaat judulnya menjadi "Manusia menggigit Anjing".

Kalau itu dihalalkan hanya untuk menarik minat pembaca, rasa-rasanya tidak berbeda si penulis dengan "si penghasut, si penyebar fitnah dan si pengadu domba" yang pada akhirnya akan menimbulkan pertanyaan, halalkah pekerjaannya itu?. Kondisi seperti itulah yang menyimpulkan saya untuk beralih dari penggiat online sebelah ke penggiat @esteem. Akhirnya, saya berharap semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan yang ihtilafiah tingkat ke-halalaian-nya.

Salam KSI
@munawir91