Kata-kata mutiara, Kata Bijak, Seno Gumira

in #steem7 years ago (edited)
Quotes Seno Gumira Ajidarma

“Aku tidak pernah keberatan menunggu siapa pun berapa lama pun selama aku mencintainya.”
― Seno Gumira Ajidarma, Linguae

 “Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.”
― Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara

 “Seberapa indah mimpi, jika tetap mimpi?”
― Seno Gumira Ajidarma, Kitab Omong Kosong

 “Belajar menulis adalah belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling mungkin dilakukan oleh manusia.”
― Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara

 “Sudah terlalu banyak kata di dunia ini Alina, dan kata-kata, ternyata, tidak merubah apa-apa. Lagipula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain.”
― Seno Gumira Ajidarma, Sepotong Senja untuk Pacarku

 “Apa boleh buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik dalam hidupnya, ditumpahkan dengan jujur dan total, seperti setiap orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiri—satu-satunya hal yang membuat kita ada.”
― Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara

 “Setiap hari ada senja, tapi tidak setiap senja adalah senja keemasan, dan setiap senja keemasan itu tidaklah selalu sama….
Aku selalu membayangkan ada sebuah Negeri Senja, dimana langit selalu merah keemas-emasan dan setiap orang di negeri itu lalu lalang dalam siluet.
Dalam bayanganku Negeri Senja itu tak pernah mengalami malam, tak pernah mengalami pagi dan tak pernah mengalami siang.
Senja adalah abadi di Negeri Senja, matahari selalu dalam keadaan merah membara dan siap terbenam tapi tak pernah terbenam, sehingga seluruh dinding gedung, tembok gang, dan kaca-kaca jendela berkilat selalu kemerah-merahan.
Orang-orang bisa terus-menerus berada di pantai selama-lamanya, dan orang-orang bisa terus-menerus minum kopi sambil memandang langit semburat yang keemas-emasan. Kebahagiaan terus-menerus bertebaran di Negeri Senja seolah-olah tidak akan pernah berubah lagi….”
― Seno Gumira Ajidarma, Jazz, Parfum, dan Insiden

 “Apalah yang bisa pasti dari perasaan manusia?”
― Seno Gumira Ajidarma, Jazz, Parfum, dan Insiden

 “When journalism is silenced, literature must speak. Because while journalism speaks with facts, literature speaks with truth.”
― Seno Gumira Ajidarma, Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara

 “Betapa tidak akan menguji ketabahan, jika sesuatu yang sudah seolah-olah seperti cinta masih juga tidak memberi jaminan kebahagiaan?”
― Seno Gumira Ajidarma, Linguae

 “Dijual: kelas sosial.
Siapa mau beli?”
― Seno Gumira Ajidarma, Affair: Obrolan Tentang Jakarta

 “…Dunia ini penuh dengan keajaiban karena hal-hal yang tidak masuk akal masih terus berlangsung. Seorang fotografer ingin membagi duka dunia di balik hal-hal yang kasat mata….para fotografer membagi pandangan, tetapi yang memandang fotonya ternyata buta meskipun mempunyai mata. Keajaiban dunia adalah suatu ironi, di depan kemanusiaan yang terluka, manusia tertawa-tawa.”
― Seno Gumira Ajidarma, Kisah Mata

 “Siapapun yang melempar wacana ke masyarakat mesti bersedia menanggung risiko atas segala tanggapan, dipuja maupun dihujat - dan itulah ukuran kedewasaannya.”
― Seno Gumira Ajidarma

 “...kuketahui bahwa pemandangan yang tertatap oleh mata bisa sangat mengecoh pemikiran dalam kepala: bahwa kita merasa menatap sesuatu yang benar, padahal kebenaran itu terbatasi sudut pandang dan kemampuan mata kita sendiri.”
― Seno Gumira Ajidarma, Nagabumi I: Jurus Tanpa Bentuk

 “Manusia bertarung memperebutkan kekuasaan atas nama agama dan bukan sebaliknya. Agama apa pun tidak membenarkan pertarungan antar agama dan tidak akan pernah ada kecuali manusia yang begitu bodoh sehingga menafsirkan yang sebaliknya.”
― Seno Gumira Ajidarma, Nagabumi I: Jurus Tanpa Bentuk

 “Aku tidak ingin kaya. Aku hanya ingin hidup. Aku ingin melihat banyak tempat... Aku ingin menghirup seribu satu bau kehidupan.”
― Seno Gumira Ajidarma

 “Namun orang yang bijak akan menerima segala bentuk perbedaan pandangan sebagai kekayaan, karena keseragaman pikiran memang sungguh-sungguh akan memiskinkan kemanusiaan.”
― Seno Gumira Ajidarma, Nagabumi I: Jurus Tanpa Bentuk

 “...apakah kebahagian harus negatif? (cerpen Avi)”
― Seno Gumira Ajidarma, "Aku Kesepian, Sayang." "Datanglah, Menjelang Kematian."

 “Atau, apakah didunia ini sebetulnya seperti didalam amplop ya Sukab, dimana kita tidak tahu apa yang berada di luar diri kita, dimana kita merasa hidup penuh dengan makna padahal yang menonton kita tertawa-tawa sambil berkata, “Ah, kasihan betul manusia.” Apakah begitu Sukab, kamu yang suka berkhayal barangkali tahu.”
― Seno Gumira Ajidarma, Sepotong Senja untuk Pacarku

 “Bagai pasir di tanah itu, aku tak harus jadi penting”
― Seno Gumira Ajidarma, Atas Nama Malam

 “Kamu sering bertanya: Apakah kegembiraan hidup? Sebuah pesta? Sebotol bir? Sepotong musik jazz? Semangkok bakso? Sebait puisi? Sebatang rokok? Seorang istri? Ah ya, apakah kebahagiaan hidup? Selembar ijazah? Sebuah rumah? Sebuah mobil? Walkman? Ganja? Orgasme? Pacar? Kamu selalu bertanya bagaimana caranya menikmati hidup.”
― Seno Gumira Ajidarma, Matinya Seorang Penari Telanjang

 “Kita semua memang telah menjadi bodoh, dengan menjadi terlalu cinta kepada cerita-cerita yang bagus, sehingga memaksakannya untuk menjadi kenyataan itu sendiri.”
― Seno Gumira Ajidarma, Kitab Omong Kosong

 “Saya berasal dari sebuah negeri yang resminya sudah bebas buta huruf, namun yang dipastikan masyarakatnya sebagian besar belum membaca secara benar—yakni membaca untuk memberi makna dan meningkatkan nilai kehidupannya. Negara kami adalah masyarakat yang membaca hanya untuk mencari alamat, membaca untuk harga-harga, membaca untuk melihat lowongan pekerjaan, membaca untuk menengok hasil pertandingan sepak bola, membaca karena ingin tahu berapa persen discount obral di pusat perbelanjaan, dan akhirnya membaca subtitle opera sabun di televisi untuk mendapatkan sekadar hiburan.”
― Seno Gumira Ajidarma, Trilogi Insiden

 “Segala makna memang datang dari manusia, yang menatap dan mendengar, lantas memberi arti.”
― Seno Gumira Ajidarma, Nagabumi I: Jurus Tanpa Bentuk

 “Perang adalah kekalahan semua orang, karena perang memang hanya kegagalan, bagi manusia yang terjajah gagasan menang. Maka perang menjadi gagalnya kemanusiaan.”
― Seno Gumira Ajidarma, Nagabumi II: Buddha, Pedang dan Penyamun Terbang

 “Manusia selalu menuntut dunia membahagiakannya, pernahkah ia berusaha membahagiakan dunia?”
― Seno Gumira Ajidarma, Kitab Omong Kosong

 “Makhluk bernama andjing diburu untuk menjambung hidup penjual maupun pembelinja yang tak tahu lagi apa yang masih bisa dimakan; Makhluk bernama manusia diburu sesama manusia untuk diakhiri hidupnja, entah demi apa. Tuhan, selamatkanlah bangsa kami!”
― Seno Gumira Ajidarma

 “Kukira hubungan manusia dengan dunia tidaklah terlalu sederhana, karena sementara dunia bagai menelan dan menempatkan manusia di dalamnya, keberadaan dunia hanyalah mungkin karena pembermaknaan manusia.”
― Seno Gumira Ajidarma, Nagabumi II: Buddha, Pedang dan Penyamun Terbang

 “Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata, tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain.”
― Seno Gumira Ajidarma, Sepotong Senja untuk Pacarku

 “Begitu dingin air itu ketika ia memasukkan kedua tangannya. Begitu jelas kedua tangnnya tampak di sana, dan betapa hal semacam itu memberikan kedamaian.
Tapi mengapa begitu sulit manusia menemukan kedamaian?
Ia membasuk wajahnya dengan air jernih dan dingin itu. Betapa hidup bagaikan menjadi baru kembali. Ia minum setguk dua teguk dari aliran bening itu. Betapa dunia berdenyut dengan tenaga yang baru sama sekali.
Tapi mengapa manusia begitu sulit mendapatkan sesuatu yang baru untuk hidupnya?
Jika kedamaian begitu sederhana, mengapa manusia tak mampu melihatnya?”

― Seno Gumira Ajidarma, Kitab Omong Kosong



Coin Marketplace

STEEM 0.25
TRX 0.20
JST 0.038
BTC 93864.76
ETH 3457.40
USDT 1.00
SBD 3.78