The Steem Manifesto, a special gift for Razack Pulo

in #steem6 years ago

Post ini saya buat sebagai persembahan spesial di hari ulang tahun Steemian dari Komunitas Steemit Indonesia Chapter Bireuen @razack-pulo, siapa tahu bisa menjadi bahan bacaan saat istirahat kerja di malam hari.


By @razack-pulo

Sejarah membuktikan bahwa manusia memiliki gerak berhasil dalam hal berkerjasama dibanding hewan. Berkat teknologi, kini manusia bisa saling terhubung, saling berinteraksi, bahkan saling berkerjasama untuk mencapai terwujudnya komunitas global yang pro perdamaian, mengakhiri kemiskinan dan mampu memercik kebahagiaan. Komunitas Steem memungkinkan untuk mewujudkan visi besar itu sesudah media sosial tersentral mengalami kegagalan serius. Alih-alih mempromosikan perdamaian, media sosial tersentral justru menjadi jalan buntu bagi komunitas akibat terjebak fake news dan kejatahan online.

Sebagaimana diketahui, kehadiran teknologi blockchain dengan cryptocurrency-nya memulihkan mimpi para perindu tata kelola dunia yang lebih baik untuk memperbaiki dunia tanpa merusak, apalagi dengan cara perang. STEEM yang hadir sebagai currency bagi semua orang menjadi jalan bagi usaha bersama untuk mewujudkan kembali komunitas global yang gagal diwujudkan media sosial tersentral.

Lebih dari itu, bagi perindu dunia yang lebih baik pasti telah menyaksikan ragam kegagalan negara untuk mewujudkan dunia yang makin damai, mengakhiri kemiskinan, apalagi mempersembahkan kebahagiaan bagi warga bumi. Negara-negara kini bahkan menjadi penghalang bagi komunitas kripto untuk mencapai kebebasan finansial. Kesepakatan negara-negara pada Konferensi Tingkat Tinggi di Buenos Aires, hanya baru mengakui crypto sebagai aset dan belum sebagai currency. MeskI sudah lebih baik, tetap saja komunitas kripto mesti berjuang lebih kuat lagi guna mencapai posisi crypto sebagai currency, tentu saja dengan cara-cara yang baik.

Betapa tidak, uang dalam gerak sejarahnya pernah berhasil menjadi jembatan penghubung satu dan lainnya tanpa sekat apapun, justru setelah berada dalam tata kelola pihak ketiga, uang malah menjadi medium perebutan, jalan penghancuran bumi, dan pendorong konflik hingga perang. Uang bahkan telah menghadirkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Uang yang awalnya berhasil menjadi jembatan toleransi malah menjadi alasan melakukan ragam eksploitasi, termasuk dengan menjual data kepada pihak iklan dan pihak yang ingin berada di puncak kekuasaan.

Facebook dengan Big Datanya behasil meraup uang dalam jumlah banyak dari mengolah dan menjual data 2 miliar anggota komunitasnya kepada pemasang iklan dan mereka yang ingin berkuasa. Google dengan Google Ads-nya, kurang lebih sama juga meraup untung besar dari hasil menjaring data milik pengguna berbagai aplikasi Google. Sayangnya, keduanya tidak memiliki kemampuan berbagi dengan cara yang lebih manusiawi dan lebih mudah, padahal ada banyak orang di dunia ini yang membutuhkan sistem ekonomi yang saling menguntungkan lewat kerjasama.


By @razack-pulo

STEEM blockchain yang digerakkan lewat Proof of Brain memiliki semua visi ideal dan visi praktis yang dibutuhkan semua orang untuk memungkinkan terwujudnya komunitas global yang terbangun dari rantai komunitas yang bersifat nasional, bahkan lokal. Hal ini karena STEEM dengan teknologi Steem blockchainnya bukanlah teknologi yang merusak lingkungan karena tidak digerakkan oleh jutaan server yang boros energi sebagaimana Bitcoin. Karena itu, STEEM bukan hanya milik elit bermodal banyak saja, semua orang yang memiliki otak untuk memproduksi konten berpeluang mendapatkan uang. Pemodal bisa berkerjasama dengan produsen konten dengan cara saling menguntungkan. Bukan hanya itu, STEEM juga mendorong energi genuin yang ada pada manusia untuk berbagi, saling tolong menolong melalui distribusi STEEM sambil mendistribusi isi otak (konten) kita. Ini maknanya, cukup dengan memulihkan sistem keadilan yang ada pada manusia bahwa yang kuat membantu yang lemah, bukan yang kuat menerkam yang kecil sebagaimana berlaku pada hewan, dari waktu ke waktu fungsi ideal uang dapat kembali dipulihkan dengan uang digital bernama STEEM.

Oleh karena itu Steemit yang dibangun di atas Steem blockchain juga media ujicoba bagi kemanusiaan kita, apakah kita hewan dengan perilaku manusia, atau manusia dengan perilaku hewan. Dahulu kala, nenek moyang kita bisa menyalahkan alam yang kejam. Namun kejamnya alam hanya bisa diatasi dengan kerjasama. Dulu, kakek nenek kita memprotes, bahkan melawan negara yang otoriter, tapi begitu damai dicapai juga mensyaratkan kerjasama yang lebih baik. Kini, di era Big data yang sudah terantai oleh teknologi blockchain, kita tidak lagi punya pilihan menyalahkan alam dan negara apalagi sampai melawannya dengan kekerasan. Algoritma Big Data mengantar pengakuan bahwa diri kita sendirilah yang bersalah. Dan hanya dengan berkerjasama dalam komunitas saja kita bisa saling tolong menolong untuk menjadi lebih baik.

Sebagai media ujian bagi kemanusiaan, pengelola Steemit harus terus menerus memperbaiki insfrastruktur dan tata kelolanya agar sebagai media ujian kemanusiaan makin memudahkan anggotanya untuk menjadi lebih baik, dan kita wajib pula membantu perbaikan itu dengan ragam masukan, sekaligus memperbaiki diri sebagai warga Steemit. Perubahan harus berlangsung dalam pola kerjasama, bukan dalam pola tersentral sebagaimana rakyat menunggu perubahan dari kebaikan hati penguasa negara. Dengan perbaikan itu, Steemit tidak menjadi media tempat berkembangnya perilaku hewan pada manusia. Ini bukan bermakna Steemit hanya welcome kepada orang baik, tapi siapapun yang masuk menjadi "warga" negara bagian Steem, termasuk penjahat, pada akhirnya tidak bisa menjalankan aksi kejahatannya, karena Steem blockchain tidak memiliki ruang bagi mengimplementasikan kejahatan dan komunitasnya saling memilih berkerjasama dalam kebaikan.

Kini, dengan kemampuan otak manusia, seluruh kebajikan yang ada di alam raya berhasil menginspirasi hadirnya teknologi yang memungkinkan untuk lebih mudah komunitas memilih berkerjasama yang menguntungkan. Misalnya, teknologi hivemind yang bersumber pada inspirasi lebah madu. Dengan penerapan teknologi hivemind di Steemit diharapkan semakin terdorong bagi kita untuk meninggalkan model kerjasama yang dibangun dengan agitasi, sebagaimana kerap dilakukan oleh politisi pemburu kekuasaan sebagai modal untuk meraup ragam keuntungan. Dalam usulan Hardfork 20 yang mengusung tema Velocity juga memungkinkan mencatat perilaku pengguna Steemit dalam jutaan event per-detik sehingga menghasilkan log data secara realtime guna melayani jutaan pengguna secara bersamaan. Ini semua kesiapan Steem dan Steemit menyambut SMTs yang mengindikasikan bakal adanya migrasi besar-besaran ke Steemit dan tumbuhnya berbagai media bisnis yang terhubung dengan Steem blockchain.

Atas dasar itu, model pertumbuhan komunitas Steemit di Indonesia yang berkembang dalam interaksi yang akrab dan gembira memungkinkan untuk mengatasi kegagalan pembangunan komunitas di media sosial lain. Sayangnya, komunitas yang tumbuh dalam keakraban ini sedang berada dalam ujian. Ujian paling berat itu adalah pada cara pandang kita sendiri dalam melihat dan bergaul dalam komunitas. Celakanya, tanpa dukungan data yang cukup, kerap terburu-buru pula melakukan penilaian, yang akhirnya malah terjadi logical fallacy alias sesat pikir. Inilah problem sekaligus tantangan semua orang dalam komunitas. Ragam godaan yang sifatnya individual berpotensi untuk menggerus ikatan keakraban dalam komunitas. Contoh logical fallacy adalah pernyataan bahwa Indonesia membutuhkan kurator konten hebat karena kurator konten yang ada hanya melakukan voting kepada kawan-kawannya saja, bukan kurasi secara baik kepada semua orang.


By @razack-pulo

Ini logical fallacy yang memaksakan argumen dengan cara menyerang pribadi untuk memaksa kebenaran argumennya. Ini model orasi politik yang kerap kita temui dalam kampanye di musim politik. "Angkat telor" pihak A sambil "injak kaki" pihak B, berharap dapat suara. Padahal, jika bersedia menggunakan data yang memadai justru bisa menghasilkan rumusan argumen yang lebih tepat: Indonesia membutuhkan kurator konten lebih banyak agar makin lebih banyak pula kreator konten terberdayakan. Ini jauh lebih faktual karena Steemian di Indonesia memang tumbuh dengan cepat sementara kurator konten negara dan project hanya ada beberapa orang, dan lagi pula dengan ragam tantangan dari Indonesia juga belum ada investor yang bersedia dan nyaman serta tangguh untuk berinvestasi dengan Steem dalam jumlah yang besar di industri bisnis media. Ini argumen yang jauh lebih solutif tanpa perlu menjadi konten BOOM yang ketika meledak menerbangkan paku-paku perseteruan yang akhirnya menjatuhkan pihak lain hanya untuk menolong diri sendiri, baik untuk mendapat dukungan ataupun untuk meraih keuntungan.

Kembali lagi, kesediaan untuk berkerjasama adalah kuncinya. Ini bisa dimulai dari memperbaiki cara diri berkomunikasi, menyampaikan pikiran, membangun interaksi, dan mendorong tumbuhnya keakraban. Tapi, kalau komunikasi yang dibangun dalam logika konflik apalagi dengan cara yang sesat maka otomatis akan lahir argumen konflik pula, seperti tuduhan meulih, atau menjilat. Akhirnya pikiran dan perasaan akan terkepung untuk merumuskan pernyataan yang menjatuhkan, dengan cara lebih sakit lagi. Artinya, bagi pihak yang selama ini sering dituduh menjilat bisa saja melahirkan rumusan pernyataan yang lebih sakit. Saya awalnya ingin menulis contoh, tapi tidak tega, dan sadar apapun yang kita tulis di sini akan terekam selamanya. Lalu, lahir lagi balasan-balasan yang lebih pedih, mengejek, dan menyerang, yang ujungnya terbangun lingkaran konflik yang makin rumit, makin keras, dan makin menyerang. Lebih sakit lagi bila lahir pula kelompok lain di luar area konflik, yang sambil mengejek berkata: "Lihat, begitulah mentalitas mereka, cuma bisa bertengkar dengan sesama, dan ujungnya cari bantu sama Belanda." Kalau sudah begini, siapa yang rugi, apalagi ketika pihak luar memiliki kemampuan lebih dalam menyajikan rekam jejak perseteruan, dan dengan sedikit kemampuan bisa meyakinkan bahwa jika mereka terus dibantu dan dibesarkan, para investor dalam negeri pasti takut berinvestasi di STEEM? Akhirnya ada yang menyindir: "Keu loen hana, keu gob pih bek. Lagee bing bak babah bubee. Tat na teuh! Dok ta khem"

Saya jelas tidak punya kemampuan untuk menyerukan persatuan para Steemian, bahkan ditingkat gampong/desa sekalipun. Tapi, dengan sengenap paparan di atas mungkin bisa menjadi bahan renungan untuk memulai memantik hasrat berkerjasama, atau bila tidak mungkin lagi menjalin kerjasama karena gengsi, maka cukup untuk saling memberi jalan kepada semua untuk tumbuh dan berkembang tanpa melakukan logical fallacy dalam mencapai tujuan. Oh ya, bagi yang ingin menyambut masa depan di jalur cryptocurrency boleh datang di Steem School yang ada di The Greend House Tibang, Banda Aceh, bukan seperti sekolah biasa, atau pertemuan seminar, melainkan bincang-bincang asyik sambil menikmati secangkir kopi blockchain di Bin Ahamd Coffee. Tapi, ingat jangan bermotif upvote karena sebagian besar Steem Power saya sudah didelegasikan. Jadi, yang murni untuk saling belajar lewat bincang-bincang asyik, welcome. []

Sort:  

Excellent. Trims a lot bang :)

Terimakasih telah membagikan paparannya bung @rismanrachman. Banyak yang saya perdapat dari butir-butir penjabarannya.

Salam KSI
Irman Syah || @mpugondrong

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 55981.35
ETH 2368.76
USDT 1.00
SBD 2.35