Benarkah Google Takut dengan Steem Blockchain?

in #steem6 years ago (edited)

Mengapa Google memutuskan melarang iklan cryptocurrency? Sebaliknya, mengapa pula pihak pengelola cryptocurrency, seperti Steem blockchain malah menyediakan jalan baru bagi memaksimalkan monetisasi konten, termasuk bagi pengelola blog? Silakan periksa SMT Whitepaper. atau dapatkan ulasan sederhana tentang SMT di sini.

Pertanyaan ini menghantar saya pada jawaban bahwa yang ditakutkan oleh Google bukan pada adanya sorotan regulator kepada pengelola cryptocurrency melainkan karena blockchain dengan dukungan cryptocurrency berpotensi menutup kran aliran uang ke nomor rekening mereka.

Untuk sekedar menyebut angka, berdasarkan laporan Kompas penghasilan Google selama 2015 saja mencapai 75 miliar dollar AS atau Rp 987 triliun. Pada tahun yang sama pajak yang harus dikeluarkan oleh Google mencapai Rp 5 triliun.

Dalam laporan visual yang disampaikan VisualCapitalist pada 2016 juga pernah divisualkan pendapatan dan keuntungan per-10 detik Google yaitu $17610 pendapatan dan $4090 keuntungan.


Source

Darimana Google memperoleh uang? Jawaban cepatnya adalah dari kerelaan tanpa kritis pengguna menyerahkan data kepada Google.

Dari sekian banyak kran uang, AdSanse adalah salah satu kran yang dibangun Google untuk mendatangkan sebanyak mungkin data dari masyarakat publisher atau kreator. Dari sini pula terbangun beragam komunitas literasi. Tahukah berapa keuntungan Google dari AdSense?

Biar singkron, masih mengacu pada laporan Kompas, pada 2015, dari keuntungan 75 miliar dollar AS, kontribusi Google AdSense mencapai 15 miliar dollar AS atau setara Rp 197 triliun. Luar biasanya, dari aktivitas kita ngeblog, Google kembali mendapat duit banyak dengan menghadirkan paket Freemium berupa Drive dan Analytics. Dari sini Google memperoleh uang 2 miliar dollar AS atau Rp 94 triliun pada 2015.

Dahsyatnya, melalui google trend para blogger terdorong untuk menulis dan mengulas hal-hal yang oleh Google diklaim sebagai trend, yang oleh blogger dijadikan panduan untuk dapat mendatangkan pengunjung. Namun, tanpa disadari perilaku ini berujung pada terbentuk publik yang seragam, sebuah ancaman besar bagi demokrasi, dan potensi besar bagi munculnya benturan publik yang akhirnya dimanfaatkan oleh politisi yang bekerja semata untuk meraih kapital dengan memaksimalkan kekuasaan atau memaksimalkan kapital untuk meraih kekuasaan.

Steemit bertepatan dengan krisis kepercayaan yang mulai melanda media sosial lainnya. Menurut laporan survey Edelman 2018 kepercayaan publik terhadap platforms media sosial atau media non jurnalistik mulai menurun, termasuk di Indonesia setelah pada 2015-2016 media sosial sempat dijadikan rujukan kebenaran.

Jepretan Layar 2018-05-05 pada 13.54.44.png
Capture Edelman

Banyaknya hoax dan fitnah menjadi salah satu penyebab menurunnya kepercayaan kepada media non jurnalistik. Lebih dari itu, penurunan kepercayaan juga disebabkan oleh pemanfaatan data dan informasi dari publik yang tidak berakhir pada konsep berbagi keuntungan yang wajar plus ada kasus penjualan data untuk kepentingan politik.

Kembali lagi, kehadiran Steemit tepat momentum. Dengan sikap anti-plagiatnya plus skema ekonomi yang memadukan "cerdas" dan "sosial" atau yang disebut algoritma Proof of Brain akhirnya membuat publik mulai bermigrasi ke Steemit. Benar, bahwa migrasi ke Steemit belum terjadi secara besar-besaran. Namun, seiring dengan pembenahan insfrastrukur di Steemit, Steemit terus menjadi perbincangan dan perhatian.

Satu-satunya tantangan berat mereka yang sudah bermukim di Steemit adalah bagaimana menyingkirkan mental lama saat berada di media sosial dan blog untuk selanjutnya menerapkan worldview dan etika yang telah dibangun di Steemit. Salah satu mental lama yang cukup berbahaya, meminjam istilah Aceh adalah mental lamit.

Mental lamit adalah mereka yang pada saat berada di media non jurnalistik hadir dengan konten-konten hasil trik manipulasi citra konten yang terkadang dipadu dengan trik manipulasi teknologi untuk mendatangkan kunjungan. Bagi saya ini mental mengemis dengan cara trik manipulasi konten dan teknologi. Di Steemit kita sebut saja, mental mengemis dan mencari jalan pintas untuk mendapatkan upvote tanpa kesediaan memperbaiki kualitas konten dan tanpa kemauan menjadi bagian utuh dari ekosistem "cerdas" dan "sosial" Steem blockchain.


Sumber Eldeman

Padahal, jika ditelusuri gagasan ideal dibalik kehadiran Steem blockchain adalah untuk mengembalikan ruh konten pada arsy-nya. Konten adalah ide yang didukung bahan, disampaikan dengan bahasa yang baik, dan disajikan dengan penataan yang tepat. Konten juga relasi, pertemuan, perbincangan antara kreator dan kurator, antara penulis dan pembaca. Konten juga energi brain dalam jagad semesta. Konten juga percikan isyarat hati. Konten yang disebut berkualitas inilah yang mesti menjadi trending alias menjadi perhatian, yang akhirnya diharapkan dapat menjadi mutiara yang menghasilkan rewards dan menjadi matahari yang menghasilkan cahaya terang dan energi yang menumbuhkan kehidupan lebih baik.

Tentu saja Steemit masih mengandung banyak kelemahan. Namun, dibandingkan daya rusak yang telah dihadirkan oleh banyak media sosial dan blog di masa lalu, terus berada di kapal Steemit masih jauh lebih baik, apalagi ketika tahu bahwa pihak Steemit Inc terus melakukan pembenahan. Membenahi media di atas Steem blockchain tentu saja tidak semudah tindakan plug and play di media blog biasa. Tapi, dengan kesungguhan kerja tim teknologi level dunia yang ada di Steem blockchain pembenahan juga bermakna keuntungan, termasuk bagi semua media penerbitan termasuk media blog melalui integrasi dengan Smart Media Tokensnya.

Pada akhirnya, dengan kehadiran Steemit misalnya, setidaknya sejak dini kreator konten didorong untuk tidak perlu lagi melakukan manipulasi citra konten hanya untuk melakukan monetisasi. Mumpung Steemit masih dalam tahap Beta, maka cukup dengan membangun jaringan, kerjasama, dan berada dalam komunitas maka dari waktu ke waktu rewards akan terus terperbaiki, tentu saja sambil juga bertekad untuk terus memperbaiki dan menghadirkan konten berkualitas seraya memastikan Steem Power terus tumbuh kuat.

Dalam ruang lingkup Aceh, ini deklarasi bahwa kebersamaan FAMe dan Steemian sudah pasti perlu terus dilanggengkan lewat gebrakan yang mendorong motivasi.

Sort:  

Secara bisnis pasti merugikan mereka. Namun keberadaan teknologi blockchain juga tidak bisa dipandang sebelah mata karena punya keunggulan lebih jauh.

per-10 detik Google yaitu $17610 pendapatan dan $4090 keuntungan. Sebuah fakta yang sangat2 mencengangkan. Penyerahan data tanpa kontrol ini pernah di jelaskan oleh antropholog Dr. @kba13. Saya terperangah bahwa ternyata selama ini google bukan mengakomodir kepentingan kita sebagai pengguna justru kepentingan kita jadi santapan lezat yang kemduian dikembalikan kepada kita dan kemudian kita makan lagi mentah-mentah. Contoh kecil semisal buka youtube dan mode pencarian pada google pasri akan ditampilkan sesuai kemauan dan selera kita.
Saya masih ingat penyampaian abang hari tu di aceh jaya, satu-satunya bahan yang tidak akan mampu mereka tembus adalah otak manusia dan hasil otak itu sendiri. Terimakasih

10 detik gawat ya

Motivasi kepada seluruh steemian jangan sampai putus. Jangan biarkan steemian (apalagi yang baru aktif) berjalan sendiri. Komunikasi terbuka melalui diskusi di komunitas sangat lah jadi prioritas. Semoga kedepannya, semua steemian bisa melek pada platform ini. Sama-sama membangun.

Jika Steemit punya konsep seperti Google mungkin akan mudah naik ke permukaan. Apalagi sistem periklanan Google sekarang makin rumit, tetapi makin tertantang pula kreator berbenah. Steemit masih baru, sistem juga demikian, maka dibutuhkan sentilan lebih nyata agar kreator berpaling kepadanya.
Sukses terus, Bang!

Apakah blockchain bisa di blok oleh Google, Bang?

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62864.56
ETH 2538.87
USDT 1.00
SBD 2.93