dunia bagaikan faktamorgana
dunia bagaikan faktamorgana
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik” (QS. Ali-Imran: 14).
sourche
“Bagaikan fatamorgana,” seperti itulah dunia. Ia adalah kehidupan yang tidak abadi, kebahagiaan yang menipu, dan kesenangan yang semu. Namun, sangat disayangkan masih saja banyak yang tertipu. Apakah mereka ini tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu akan hakikat dunia yang sebenarnya? Dunia ini fana, dan kenikmatan di dalamnya juga sementara. Dunia ini hina, tidak sebanding dengan nilai seekor nyamuk yang lemah tanpa daya. Bahkan dunia ini pun terlaknat, beserta apa yang ada di dalamnya, kecuali kebaktian, kebajikan, dan amal saleh.
Mulai gelap hingga ke gelap lagi, banyak insan keluar untuk mencari berbagai kesenangan dunia. Banyak orang sudah bangun waktu subuh untuk berangkat mengejar rezeki dengan cara masing-masing. Tak sedikit pula yang pulang saat gelap malam datang. Namun tak sedikit di antaranya yang melupakan Allah, karena terlalu cinta terhadap yang dicari.
Padahal semua yang dikejar itu sebenarnya bukan tujuan, tetapi bisa dijadikan proses atau alat. Tujuan utamanya adalah menyembah atau mencari ridha Allah. Dengan demikian, sepatutnya mencari segala kesenangan dunia seperti anak-anak, emas, kendaraan, dan lain-lain, dilakukan sesuai petunjuk Allah agar bukan hanya bermanfaat bagi kesenangan dunia, tetapi juga menjadi amal untuk kehidupan yang menyenangkan di akhirat kelak.
Bila dilakukan sesuai petunjuk Allah, mulai niat, proses mencari, keuntungan dan bahkan hingga kegagalan, akan memperoleh pahala. Misalnya, bila rezeki yang dicari diniatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan membantu sesama manusia, akan memperoleh pahala berlimpah. Demikian juga kelelahan yang bisa menghapus dosa. Termasuk juga kesabaran bila mengalami kerugian, yang bisa memperoleh pahala yang tak sedikit.