Karya Utama Lamreung "Klub Sepakbola Legendaris Dari Aceh"

Sepakbola merupakan ajang olahraga fisik yang dimainkan oleh dua kesebelasan dalam formasi sebelas orang pemain inti di setiap kesebelasan yang berlaga. Sepakbola dapat dikatakan sebagai sarana hiburan yang dijadikan sebagi tontonan oleh para pecandu seniman lapangan hijau. Di sisi lain, olahraga ini dianggap sebagai ajang silaturahmi antar suatu kelompok dengan kelompok lain. Begitu halnya dengan masyarakat Aceh yang notabene adalah komunitas masyarakat yang memiliki anomali tinggi terhadap permainan bola kaki.

Dalam catatan sejarah, semenjak Belanda secara masif berhasil masuk ke wilayah kekuasaa kerajaan Aceh Darussalam (1904), Belanda coba memperkenalkan budaya baru dalam bidang olahraga ini (dalam istilah Aceh disebut maen bhan). Hingga, perlahan masyarakat Aceh mulai tertarik menjadikan permainan bola kaki sebagai olahraga baru yang dapat menunjukkan kebolehan dalam mengolah si kulit bundar.

Tentunya, hal itu dapat ditandai dengan kemunculan beberapa klub sepakbola di tanah Aceh sejak awal tahun 1920-an. Sebagaimana yang utarakan oleh Cut Neh yang merupakan salah seorang mantan pemain bola yang pernah bermain untuk sebuah klub yang sekarang dianggap sudah melegendaris.

Dalam penuturannya itu, Cut Neh yang kini sudah berusia 70 tahun mengatakan; "Salah satu klub Sepakbola tertua di Aceh adalah klub Sinar Lamnyong. Klub itu, didirikan pada tahun 1923, dan sejak berdiri, Lapangan bola kaki Blang Kunyet Lamreung Aceh Besar dijadikan sebagai markas klub. Sementara, lapangan tersebut tidak hanya dijadikan sebagai tempat perhelatan pertandingan bola semata, tetapi lapangan tersebut juga dijadikan sebagai tempat pergelaran olah raga lain seperti perlatan pacuan kuda.

Semenjak Indonesia merdeka (1945), Aceh dijadikan sebagai sebuah keresidenan yang berada dibawah kekuasaan Republik Indonesia, yang ketika itu Teuku Nyak Arif diangkat sebagai Gubernur perdana Aceh (1945-1946). Sehingga, dibawah kekuasaan T. Nyak Arif, klub Sepakbola Sinar Lamnyong kian bersinar sesuai dengan nama klub itu. Seiring perjalanan waktu, klub Sinar Lamnyong pun pernah berubah nama menjadi PSSL. Namun, pada tahun 1990 s/d hari ini, klub sepakbola tersebut kembali berganti nama menjadi Klub Karya Utama Lamreung, lanjut Cut Neh.

Oleh sebab itu, Ir. Bustamam yang kini menjabat sebagai presiden klub Karya Utama Lamreung, akan mengadakan turnamen Sepak Bola dalam rangka memperingati ulang tahun klub ke 67, yang dijadwalkan pada 17 Februari 2018 di Lapangan Blang Keunyeut Lamreung Kabupaten Aceh Besar Prov. Aceh. Sementara, M. Firdaus yang kesehariannya berprofesi sebagai dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh ditunjuk sebagai ketua panitia pelaksana pada kegiatan akbar tersebut.

(Foto: M. Firdaus selaku ketua panitia pelaksana turnamen)