VAR to Helps or to Damages the Game? | VAR Membantu atau Merusak Permainan? |

in #sport6 years ago



Since its inception, Video Assistant Referee (VAR) has been reaping the pros and cons is already commonplace in the world of football. FIFA changes throughout the ages to improve the quality of football and make the world's most popular sport more interesting. For example, once the goalkeeper was allowed to catch the safety kick from the bottom players, not anymore. The distance of the defense block when the free kick is also changed so we can watch the fascinating goals born from the dead ball.

Some domestic leagues in European countries VAR technology began to be used on a limited basis, such as in the FA Cup in England in 2018. Several other countries have also adopted it. While for the 2018 World Cup that took place in Russia, became history because the first World Cup that uses VAR technology and reduce the absolute power of the referee and two assistant referees in making decisions.

During the 2018 World Cup, VAR's involvement has greatly changed the outcome of the game. France get a penalty kick when beat Australia 2-1. The Iranian player's goal was finally disallowed for a player in an offside position and eventually lost 0-1 to Spain. And many more important events that change the outcome of the game. A diving will be recorded VAR, a penalty kick can be born, as well as a yellow card and a red card. A goal can also be canceled VAR acbat. The power of the referee is no longer absolute in important decision-making. If the VAR had been around for a long time, then it would not be Maradona's "Hand of God" goal tone to England's World Cup goal in 1986. But that's how technology changed the world, including football.

No less than the FIFA President, Gianni Infantino, who initially rejected the VAR, finally admitted the technology was very helpful because of its accuracy rate of up to 99 percent.

FIFA itself has so far been satisfied with the performance of referees and VAR in 2018 World Cup attack. As reported by ESPN, Wednesday (20/06/208), VAR is very helpful to the referee in making decisions.

It's not all support. Countries that feel aggrieved, must reject the presence of VAR. But, their attitude can change if then they actually benefit from VAR. As a new technology first used, there is still a lot of rejection. Others consider the use of VAR to distort the spirit of football as a game full of drama, deprivation, and all its advantages. The referee's mistake in making a decision is considered humane, when the technology improves and the rhythm of the game stops because the referee must coordinate with the supervisor referee VAR, the game spirit seems to come to a halt.

But, it arises because it is not used. Accepting or rejecting, the VAR has played a major role and will be used thoroughly in world football events to reduce fraud and decisions that could harm a team.

I imagine, the next 20 years of football matches are no longer led by human referees who can make the wrong decision even though there is already VAR. At that time, a human-shaped robot will lead the game. How about Mr. Infantino, you've been thinking of creating a super robot to lead the game?






VAR Membantu atau Merusak?

Sejak awal, Video Assistant Referee (VAR) sudah menuai pro kontra dan itu sudah biasa dalam dunia sepakbola. Berbagai perubahan dilakukan FIFA sepanjang zaman untuk meningkatkan kualitas sepakbola dan membuat olahraga paling populer di dunia itu semakin menarik. Misalnya, dulu kiper diizinkan menangkap bola tendangan pengamanan dari pemain bawah, sekarang tidak lagi. Jarak blok pertahanan saat tendangan bebas juga berubah sehingga kita bisa menyaksikan gol-gol menarik lahir dari bola mati.

Beberapa liga domestik di negara Eropa teknologi VAR mulai digunakan secara terbatas, seperti di Piala FA di Inggris pada 2018. Beberapa negara lain juga sudah mengadopsinya. Sedangkan untuk Piala Dunia 2018 yang berlangsung di Rusia, menjadi sejarah karena Piala Dunia pertama yang memakai teknologi VAR dan mengurangi kekuasaan mutlak wasit dan dua asisten wasit dalam mengambil keputusan.

Selama Piala Dunia 2018, keterlibatan VAR sudah banyak mengubah hasil pertandingan. Prancis mendapatkan tendangan penalti ketika mengalahkan Australia 2-1. Gol pemain Iran akhirnya dianulir karena seorang pemain dalam posisi offside dan akhirnya kalah 0-1 dari Spanyol. Dan masih banyak lagi kejadian penting yang mengubah hasil pertandingan. Sebuah diving akan terekam VAR, sebuah tendangan penalti bisa lahir, demikian juga kartu kuning dan kartu merah. Sebuah gol juga bisa dibatalkan akbat VAR. Kekuasaan wasit tidak lagi mutlak dalam pengambilan keputusan penting. Andai VAR sudah ada sejak lama, maka tidak aka nada gol “Tangan Tuhan” Maradona ke gawang Inggris pada Piala Dunia 1986. Tapi begitulah, teknologi mengubah dunia, termasuk sepakbola.

Tak kurang dari Presiden FIFA, Gianni Infantino, yang awalnya menolak VAR, akhirnya mengakui teknologi itu sangat membantu karena tingkat akurasinya yang sampai 99 persen.

FIFA sendiri sejauh ini sangat puas dengan kinerja wasit dan VAR dalam helatan Piala Dunia 2018. Seperti dilansir ESPN, Rabu (20/06/208), VAR sangat membantu wasit dalam mengambil keputusan.

Memang tidak semuanya mendukung. Negara yang merasa dirugikan, pasti menolak kehadiran VAR. Tapi, sikap mereka bisa berubah jika kemudian mereka justru mendapatkan keuntungan dari VAR. Sebagai teknologi yang baru pertama kali digunakan, pasti masih banyak penolakan. Ada juga yang menganggap penggunaan VAR mendistorsi spirit sepakbola sebagai sebuah permainan yang penuh drama, kekurangan, dan segala kelebihannya. Kesalahan wasit dalam mengambil keputusan dianggap manusiawi, ketika teknologi memperbaikinya dan ritme permainan terhenti akibat wasit harus berkoordinasi dengan wasit pengawas VAR, roh permainan seolah ikut terhenti.

Tapi, itu muncul karena belum terbiasa. Menerima atau menolak, VAR sudah berperan besar dan akan digunakan secara menyeluruh dalam even sepakbola dunia untuk mengurangi kecurangan dan keputusan yang bisa merugikan sebuah tim.

Saya membayangkan, 20 tahun ke depan pertandingan sepakbola tidak lagi dipimpin wasit manusia yang bisa salah membuat keputusan meski sudah ada VAR. Saat itu, sebuah robot berbentuk manusia yang akan memimpin pertandingan. Bagaimana Mr Infantino, Anda sudah berpikir untuk menciptkan sebuah robot super untuk memimpin pertandingan?






Badge_@ayi.png


follow_ayijufridar.gif

Sort:  

VAR boleh jadi merupakan awal dari klimaks bagaimana interaksi sepakbola dengan teknologi. Kehadirannya bermata dua; menguntungkan juga merugikan. Menguntungkan untuk meminimalisir kesilapan wasit, sehingga kejadian seperti teranulirnya gol Lampard di pildun yang lalu tidak terulang. Tentu beda gengsi dan maruah antara liga (club') dan Pildun (negara). Hanya saja, paradoks terbesar VAR terletak di ketidaktegasan aturan, apakah sebuah tim boleh meminta berapa kali VAR dan wajib dipenuhi (layaknya tenis dan badminton), atau tergantung insting wasit, kalau wasit mau ya silahkan, kalau tidak ya terserah. Pada titik ini, kebingungan itu hadir. Atau, sangat bisa, pengetahuan saya tentang VAR sangat minim. Untuk itu, boleh diluruskan bila saya keliru. @ayijufridar.

Bisa jadi bang, kalo kedepannya robot bakalan jadi juri, Krn diyakini tak mampu dikibuli oleh pemain 😄👍👍

hana mangat VARsangat menganggu ritme permainan yang sedang berlangsung.

Bisa jadi bang... beberapa puluh tahun kedepan.. tidak hanya wasit yang digantikan oleh robot... melainkan pemainnya juga akan digantikan dengan robot... sama seperti balapan motosport... mungkin kedepan tak dikendarai oleh manusia untuk mengadu kecepatan si kuda besi... semoga aja di dunia sepak bola di akan terjadi... he he..

Tidak menarik lagi kalau semua digantikan robot @my451r. Jangan sampai seluruhnya digantikan robotlah. Nanti kita juga menikah dengan robot, hehehehehe....

Ada bagusnya juga untuk mengantisipasi kecurangan di lapangan, sekecil apapun pelanggaran tentunya akan dapat di pantau..

Membantu permainan bg @ayijufridar

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 57951.98
ETH 3051.79
USDT 1.00
SBD 2.26