Lebah dan Kunang-Kunang - Bagian 3 (Sarang yang Bercahaya)
Pada bagian ini kehadiran bangsa kunang-kungan di tengah-tengah bangsa lebah di kemas secara imajinatif . Imajinasi tentang kehidupan sosial dan tradisi masyarakat lebah yang terpengaruh oleh nilai-nilai bangsa kunang-kunang. Terdapat hal yang terpaksa mengada-ngada yang dimunculkan di bagian ini. Bagian ini penuh dengan imajinasi, terutama fenomena pada kedua jenis serangga ini. Misalnya, lebah yang bercahaya, lebah yang belajar ke kunang-kunang, dan sarang lebah yang bercahaya. Dalam faktanya di dunia nyata, tidak ada lebah yang mampu memancarkan cahaya. Kunang-kunang memancarkan cahaya dengan tujuan untuk tanda kawin, peringatan, dan lain-lain. Anda lebih baik mencari informasinya pada sumber-sumber ilmiah tentang keduah jenis serangga ini. Imajinasi dalam bagian ini ditujukan untuk menggambarkan kedua serangga ini seolah-olah dua bangsa manusia yang saling berinteraksi.
Dalam waktu yang relatif cepat, bangsa kunang-kunang telah memberikan perubahan yang signifikan di hampir lini kehidupan bangsa lebah. Secara umum, perubahan yang terjadi tidak menghilangkan ciri-ciri dasar bangsa lebah. Terdapat kelompok kecil lebah yang masih konservatif dengan tradisi aslinya. Kelompok kecil ini menjadi minoritas di antara sodara-sodaranya yang telah mengikuti perubahan. Di dalam perubahan yang sangat dramatis ini, kelompok kecil lebah ini sangat diperhitungkan. Kelompok lebah yang mayoritas telah melakukan perubahan selalu berdiskusi dengan klompok kecil lebah ini. Kelompok mayortias lebah tidak pernah melupakan keberadaan kelompok kecil ini dalam pengambilan keputusan bersama. Mereka selalu urun rembug dalam urusan fundamental sosial dan budaya.
Terdapat beberapa perubahan yang sangat menonjol. Perubahan itu meliputi adanya lebah yang memancarkan cahaya dan gaya bangunan sarang lebah dengan ciri tata pencahayaannya. Perubahan ini menambah keragaman yang unik dalam budaya bangsa lebah. Perubahan yang terjadi melahirkan tradisi-tradisi baru pada bangsa lebah. Mulai banyak di kalangan bangsa lebah yang melakukan tradisi menjaga dirinya untuk mampu memancarkan cahaya. Di bidang pengelolaan sarang, bangsa lebah mulai mentradisikan dirinya untuk menjaga sarang agar tetap bercahaya.
Banyak lebah yang belajar tentang bagaimana memancarkan cahaya. Mereka belajar memancarkan cahaya tubuhnya dari bangsa kunang-kunang atau sauadara-saudaranya yang mampu memancarkan cahaya. Mulai bermunculan banyak spot di sarang lebah yang mengajarkan cara memancarkan cahaya yang berdampak semakin cepatnya perkembangan jumlah lebah yang sanggup memancarkan cahaya. Spot merupakan tempat yang paling terang dan selalu memancarkan cahaya karena banyaknya intensitas lebah yang melakukan pemancaran cahaya. Setiap spotdan stiap guru tidak semuanya sama dalam mengajarkan cara menghasilkan cahaya. Masing-masing cara memiliki hasil warna yang berbeda. Ada warna merah, hijau, putih, dan perpaduan ketiganya. Jenis warna cahaya yang dihasilkan menggambarkan prinsip yang dianut oleh serangga yang bersangkutan. Perbedaan warna cahaya tidak menyebabkan benturan prinsip, justru menambah keindahan sarang lebah.
Pada urusan pengelolaan sarang, lebah menambahkan fitur untuk umum yang memfasilitasi lebah melakukan isi ulang energi yang dibutuhkan untuk memancarkan cahaya. Terlihat bersinar fitur yang ada di sarang ini ketika banyak lebah melakukan pengisian energi. Fitur ini kadang digunakan sebagai tempat belajar serangga melatih memancarkan cahaya hanya saja fitur ini tidak sesistematis dan sekompleks spot khusus untuk belajar memancarkan cahaya. Fitur ini lebih banyak dimanfaatkan oleh manyarakat lebah untuk tempat pengisian energi dan musyawarah.
Sarang yang bercahaya pada dasarnya dihasilkan oleh para lebah. Semakin banyak lebah yang mau dan mampu memancarkan cahaya semakin menambah tingkat kecerahan cahaya sarang. Keadaan ini membuat terang sekitarnya. Lebah yang melintas menyebabkan area yang dilalui cukup terang terutama area yang tidak mendekati sarang lebah. Di alam yang sedang gelap, sarang lebah seolah-olah menjadi matahari di tengah-tengah tata surya. Tampak dari kejahuan, banyak lebah yang mengitari sarang, kelihatan seperti galaksi bima sakti. Pekat gelapnya alam menjadi sirna hanya karena kehadiran sarang yang bercahaya.