Keupiyah dan Kearifan Lokal - Keupiyah and Local Wisdom

in #sociology6 years ago

Keupiyah/Peci tidaklah lansung bisa diindikasikan seseorang itu sebagai manusia yang alaim atau taqwa sebagai hamba Allah, apalagi peci/kupiah hanya sebagi budaya. Tapi tatkala beradaptasi di wilayah ini, bagi saya pribadi peci adalah sebagai "simbol kearifan". Boleh menggunakan dalam bentuk serta warna apapun, yang pada intinya ada yang bernama peci (keupiyah) bertengger di kepala. Jika kita tidak menggunakan dalam suasana tertentu maka masyarakat bisa menilai kita tak menghargai lingkungan orang tua (olok-olok). Maka dari itu kita harus pandai dalam menyesuaikan diri dengan kearifan dan sistem nilai yang berlaku dilingkungan masyarakat itu. Kalau kita tidak menggunkannya sebenarnyapun tidak apa-apa, namun kita telah mengusik batin sosio religi setempat, "rugi" bagi kita manusia muslim yang mengerti hidup yang beraqlak dan berperadaban mulia.
wa1.jpg
Menyesuaikan diri dengan kondisi tempatan itu adalah terpenting bagi kita makluk sosial, tapi suasana seperti itu bukanlah akting pura-pura yang bernilai negatif, justru bila mereka jadi senang insya Allah bernilai fahala silaturahim (soal kapasitas kealiman dan ketaqwaan biarlah Allah saja yang mencatat).

Perlu dicatat : Bahasa simbolik pada tempatnya, perlu dan penting walau bukan politisi dan pejabat.
wa2.jpg

Keupiyah / Peci is not directly indicated that someone as a human alaim or taqwa as a servant of God, let alone peci / rupiah just as a culture. But when adapting in this region, for me personally peci is as "symbol of wisdom". It may use in any form and color, which in essence there is a named peci (keupiyah) perched on the head. If we do not use in a certain atmosphere then the community can judge we do not appreciate the environment of parents (banter). Therefore we must be smart in adjusting with the wisdom and value system that prevail in the society. If we do not use it the truth is okay, but we have disturbed the inner socio-religious of the local, "loss" for us Muslim man who understand life beraqlak and noble civilization.

Adapting to the condition of the local is the most important for us social beings, but the atmosphere like that is not the act of pretending a negative value, just when they become happy insha Allah valuable fahala friendship (about the capacity of wisdom and devotion let Allah alone who record).

It should be noted: Symbolic language in place, necessary and important though not politicians and officials.

Sort:  

Kopiah aceh
Peci aceh

Peci pinto aceh ini kerajinan yg sudah bekembang kedaerah, lestarikan selalu budaya dan kerajinan aceh ke mata dunia. Follow and vote back saya @anwar12

Coin Marketplace

STEEM 0.30
TRX 0.12
JST 0.034
BTC 64136.70
ETH 3128.20
USDT 1.00
SBD 3.94