PRODUKSI SINEMATOGRAFIsteemCreated with Sketch.

in #sinematografi7 years ago (edited)

Manajemen Konsep Sinematografi

Elemen 1. Menyusun Rencana Kamera Sesuai Kebutuhan Skenario dan/atau Skrip.

Kemampuan menganalisis skenario sangat diperlukan dalam menyusun rencana kamera sesuai kebutuhan scenario dan/atau skrip. Dalam mengawali alur kerja, scenario akan dibahas bersama Sutradara, Pengarah Fotografi, dan Pengarah Artistik agar mencapai persesuaian penafsiran untuk mewujudkan gagasan penulis skenario dan sutradara dalam bentuk nyata dengan menciptakan konsep look dan mood yang disepakati bersama untuk menunjang penceritaan.

Analisis skenario dari segi cerita bisa meliputi aspek-aspek menetukan rasa atau mood berikut:

  1. Mengenai apakah cerita tersebut?
  2. Siapakah tokoh dalam cerita tersebut?
  3. Hambatan apa saja yang dialami oleh tokoh utama?
  4. Adegan milik tokoh manakah ini?
  5. Apakah tujuan/maksud dari adegan ini?
  6. Yang terpenting menangkap mood dari keseluruhan cerita maupun setiap adegannya.

Sedangkan analisis skenario dari segi visual bisa meliputi aspek-aspek berikut:

  1. Bagaimana mendesain konsep visual supaya mencerminkan cerita di dalam skenario?
  2. Bagaimana setiap pemilihan desain yang ditentukan dapat menambah nilai dalam penyampaian cerita? (Desain ini meliputi tata cahaya, exposure, contrast ratio, warna, penggunaan filter, pemilihanshot, pergerakan kamera, dan komposisi yang dikembangkan bersama sutradara).
  3. Bagaimanakah konsep visual dikembangkan selama perjalanan cerita?
  4. Bagaimana setiap pilihan visual yang diambil bisa mempengaruhi penonton film?

1.1. Persyaratan setiap shot dalam produksi, ditetapkan.
Agar mampu menetapkan persyaratan shot, skenario harus dibaca dahulu secara menyeluruh sebelum melakukan analisis dan tangkap kesan atau rasa (mood) dari cerita. Disini dibutuhkan kemampuan mengidentifikasi elemen-elemen visual dalam skenario yang berhubungan dengan tata kamera, seperti sudut kamera, ukuran subyek, lokasi interior/eksterior, ukuran shot. Analisis naratif :

  1. Baca skenario (mood film)
  2. Tentukan squence
  3. Tentukan scene
  4. Analisis scene (look and mood)
  5. Analisis squence (mood cerita)
  6. Evaluasi dari step 1.

Pemecahan adegan menurut tingkat kesulitan

  1. Int. Day (light balance, color balance)
  2. Int. Night (light balance, color balance)
  3. Ext. Day (Waktu, Cuaca, light balance, color balance) 0700-1700 WIB
  4. Ext. Night (Cuaca, light balance, color balance) 1700-0700 WIB (termasuk dust and dawn/subuh dan maghrib)
  • Jam kritis “magic hours” 1700-1830 dan 0530-0700 (tergantung musim dan lokasi). Umumnya untuk establishing shot night exterior.

1.2. Teknik pelaksanaan shot, ditetapkan.
Terdapat beberapa unsur yang harus diidentifikasi agar mampu menetapkan seluruh aspek teknis yang dibutuhkan dalam skenario.
Dalam hal ini meliputi:
a) Aspek rasio,
b) Karakter Visual (look and mood)
c) Komposisi

1.3. Persyaratan konsep visual produksi, ditetapkan.
Dalam menetapkan persyaratan konsep visual untuk pencapaian look dan mood (mencakup komposisi yang juga menghasilkan gerakan, pencahayaan, warna, karakter visual,) yang telah disusun bersama Sutradara, Sinematografer dan Pengarah Artistik, prinsip-prinsip desain yang harus dipertimbangkan adalah :

  • Kesatuan (Unity)
    Kesatuan adalah prinsip dalam organisasi visual yang membuatnya menjadi utuh, mandiri dan komplit.
  • Keseimbangan (Balance)
    Keseimbangan visual sangatlah penting sebagai bagian dari pembentukan komposisi. Setiap elemen dalam sebuah komposisi visual memiliki ‘bobot’ visual. Hal ini dapat menyebabkan keseimbangan maupun ketidakseimbangan komposisi.
  • Penekanan Visual (Visual Tension)
    Keseimbangan dan ketidakseimbangan elemen dan penempatannya dalam frame dapat menghasilkan penekanan visual. Hal ini sangat penting dalam setiap komposisi untuk menghindari gambar yang membosankan.
  • Irama (Rhythm)
    Irama atau pengulangan-pengulangan sebuah elemen yang sama dapat menciptakan sebuah pola dalam komposisi.
  • Proporsi (Proportion)
    Mengacu dari filosofi klasik Yunani bahwa matematika dapat ditemukan dalam segala bentuk di alam, formula proporsi yang paling sederhana dan indah adalah Golden Mean. Golden Mean adalah sebuah cara untuk memandang proporsi dan ukuran secara umum.
  • Kontras (Contrast)
    Kontras merupakan komponen visual yang sangat penting dalam menentukan depth (kedalaman), hubungan ruang, dan juga memiliki bobot emosional dan penceritaan.
  • Tekstur (Texture)
    Berdasarkan asosiasi kita terhadap obyek dan faktor-faktor kultural, tekstur akan mengarahkan/memberikan presepsi akan apa yang sedang kita lihat. Misalnya, jika kita dapat melihat tekstur dengan jelas, kita akan mempresepsi bahwa obyek tersebut dekat letaknya dengan kita.
  • Directionality
    Merupakan prinsip visual yang paling mendasar. Hampir semua benda memiliki elemen ini. Directionality adalah elemen utama yang memiliki bobot visual dari sebuah obyek/benda dan menentukan bagaimana benda tersebut bias mempengaruhi elemen-elemen lainnya dalam sebuah bidang visual.

Kemudian dengan mengacu pada beberapa aspek diatas, dibuatlah referensi foto dan/atau gambar yang selanjutnya dapat menjadi bahan pertimbangan dalam diskusi.

1.4 Estimasi anggaran operasional kamera, dibuat.
Berdasarkan persyaratan konsep visual, dibuat perkiraan seluruh kebutuhan kamera, agar dapat dipakai sebagai acuan untuk membuat estimasi anggaran. Anggaran Operasional kamera masih dalam bentuk perkiraan kasar dilihat dari breakdown analisis skenario.

Elemen 2. Menentukan Syarat Peralatan Kamera

Kemampuan memilih dan menentukan peralatan kamera yang dianggap memenuhi persyaratan sesuai tuntutan skenario dan konsep sutradara.

2.1. Persyaratan kamera yang sesuai dengan gaya (form and style), bahan, sumber daya, lokasi produksi, ditentukan.
Setelah berdiskusi bersama sutradara dan pengarah artistik, akan ditentukan konsep visual yang diinginkan.
Berdasarkan penentuan konsep visual ini, maka harus ditentukan secara tepat persyaratan bahan pendukung visual, sumber daya manusia, dan lokasi produksi untuk dapat menerjemahkan konsep visual dari cerita dan sutradara, dengan mempertimbangkan masukan dari departemen produksi.

  • Menciptakan Look Pengadeganan (mis en scene)
  • Diskusi Visual antara Sutradara, Pengarah Fotografi dan Artistik
  • Diskusi konsep visual sesuai output (movie, for TV – Series/Serial, etc) dengan arahan Sutradara dari treatment (form dan style) yang dibuatnya, ditentukan format film dan aspect ratio.
  • Untuk fotografi akan keluar Pencahayaan (Hi-Low Key) dan Warna, Karakter imaji, dan Pembingkaian (mencakup aspect ratio, komposisi, angle, dan movement)
  • Untuk meyatukan persepsi dibuatkan referensi visual (pencahayaan dan warna dengan referensi lukisan dunia) per film / per adegan.

2.2. Posisi kamera, jumlah kamera dan peralatan pendukung (grip) hasil pemeriksaan lapangan, ditetapkan.
Setelah berdiskusi bersama sutradara dan pengarah artistik dan berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan (recce) akan ditentukan posisi letak kamera, jumlah kamera dan peralatan pendukungyang sesuai dengan kebutuhan pengadeganan dengan masukan dari departemen produksi. Problem utama untuk kompetensi ini adalah pencatatan yang detail terhadap lokasi yang sesuai dengan scenario.

Elemen 3. Menentukan Syarat Peralatan Pencahayaan.

Memeriksa dan melihat ulang hasil recce, kemudian dengan mempertimbangkan letak kamera, mengidentifikasi kebutuhan pencahayaan dengan syarat blocking dari sutradara, lokasi set, look dan mood dengan referensi desain pegarah visual sesuai dengan estetika yang ingin capai, untuk dikoordinasikan dengan personil produksi dan personil lighting.

3.1. Karakter pencahayaan diidentifikasi.
Dalam mengidentifikasi pencahayaan ditentukan karakter yang mendukung cerita (look), untuk menciptakan efek yang diinginkan. Antara lain dengan memahami aspek-aspek sebagai berikut:
a. Sumber cahaya keras atau lembut (hard or soft).
b. Posisi sudut sumber cahaya terhadap posisi kamera.
c. Warna dari sumber cahaya tersebut.

Banyak orang berpendapat shooting exterior lebih mudah dari pada shooting interior. Jika dipertimbangkan untuk shooting dengan adegan yang membutuhkan kontinuity, shooting interior lebih mudah dalam menjaga kesinambungan cahayanya. Sementara jika kita shooting exterior kita tergantung kepada matahari dan cahaya penyeimbang (light balance). Oleh karena itu harus dipelajari posisi matahari dimana setiap waktunya selalu berubah tidak hanya jam saja, hari, bulan posisi matahari berpindah, tapi sekarang sudah sangat dimudahkan dengan aplikasi mobile, kita bisa menhitung sudut matahari.

3.2. Posisi aktor, kamera dan gerakannya (blocking) pada setiap shot, diidentifikasi.
Menentukan setiap shot dalam melukis adegan dan aktor dengan tata cahaya dan dituangkan pada sketsa.

3.3. Persyaratan peralatan pencahayaan, ditetapkan.
Dalam menetapkan persyaratan peralatan pencahayaan, disesuaikan dengan kondisi lokasi dan rencana yang telah dibuat. Persyaratan pencahayaan meliputi:

  1. Gaya (form & style)
  2. Karakter pencahayaan
  3. Blocking.
  4. Lokasi area set.
  5. Biaya Produksi.

By : Workshop Pengembangan Perfilman Pusbang Film
Penyusun Modul :

  • Agni Ariatama (Sinematografi)
  • Kusen Dony Hermansyah M.Sn. (Editing Film)
Sort:  

Congratulations @sineasmudaindo! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You published your First Post
You made your First Vote
You got a First Vote
You made your First Comment

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Hallo, hai @sineasmudaindo.. Selamat datang di Steemit! Suka melihat anda gabung di sini.. kami upvote yah.. =]

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 66914.48
ETH 3341.32
USDT 1.00
SBD 2.72