source

Pagi hari setelah shalat shubuh seperti biasa aku menyiapkan sarapan dan keperluan sofi sekolah. Sofi pun terbangun sendiri dengan mengucek-ngucek mata menemuiku yang sibuk berberes ini dan itu. "ayo sofi buruan mandi, pakai baju dan terus sarapan" pintaku.

Sofi adalah gadis kecilku yang berumur 6 tahun dan sering cemberut akhir-akhir ini.

" Sofi hari ini diantar sama Papa ya ke sekolah, mama agak sibuk masih banyak yang harus mama bereskan" kataku sambil mengancing kancing baju muslimnya" Sofi tak menjawab dan merengut tanda tak setuju. Diantar oleh mamanya adalah hal yang diinginkannya selalu saat berangkat sekolah.

Aku mencium pipinya dan berkata "Ayo buruan makan dan setelah itu pakai sepatu. Papa sudah menunggu" Sofi pun bergegas turun tangga dan tiba-tiba berbalik arah menatapku yang masih mematung di sisi tangga.

Tak lama aku pun tergesa-gesa dan segera berkemas, karena teringat teman-teman di Rumah Sakit menanti kedatangan kami, tim dinas pagi supaya mereka bisa segera pulang dan mengistirahatkan tubuh lelah dan mata mereka yang mengantuk. Aku pun berdandan ala kadarnya. Tak lama setelah itu Sofi pun muncul lagi dan berhamburan di pelukanku. Ku lihat sepasang telaga itu telah menderaskan bulir-bulir air dari ujung matanya.

"Ada apa Sofi? " tanyaku bingung.
"Sofi teringat sama mama dan sayang sama mama"

Aku memeluknya erat dan mengeluarkan bulir-bulir haru. "Ayo bergegas Sofi... Nanti terlambat"

Malam hari pun datang dan kami sedang menonton TV. Tetiba sofi berkata "mama jangan pernah dinas malam lagi ya?"
"Lhoh, kenapa berkata begitu sayang?"
"karena mama udah cium Sofi tadi pagi jadi Sofi jadi teringat terus sama mama dan ingin tidur tiap malam sama mama"

Ku perhatikan, Sofi yang biasanya suka merajuk dan cepat ngambek tetapi hari ini dia menjadi anak yang ceria dan manis sekali.

Aku terpaku dan merenung. Beberapa hari belakangan ini aku kurang memperhatikannya dan bermain dengannya. Kesibukan dan kelelahan sudah menggerus waktuku bersama gadis kecilku. Dan ternyata satu ciuman hangat di pipinya telah membuat dia begitu terharu dan merindukan kasih sayang dari mamanya.

Kini aku pun tersadar dan tak ingin lagi menyia-nyiakan kesempatan untuk ikut dalam dunia masa kecilnya dan memperhatikan setiap tumbuh kembangnya, karena saat-saat seperti ini akan sangat dirindukan di saat diriku tua dan dia dewasa nanti.

source

Banda Aceh, 23-02-2018