Balada di Balik Enam Kemenangan

in #sevenfingers6 years ago


Pemain-pemain Manchester United baru saja melanjutkan opera menarik di lapangan. Dirigennya adalah Ole Gunnar Solksjaer. Impact-nya dia melewati pencapaian Sir Matt Busby yang sudah berusia 73 tahun.

Dalam catatan Opta, Solskjaer baru menyamai pencapaian Busby dengan catatan lima kemenangan beruntun di Liga. Busby membukukannya pada musim 1946/1947.

Ole Gunnar Solskjaer pun menorehkan rekor usai melakukan lawatan ke Wembley, Minggu (13/1/2019), MU menang dengan skor akhir 1-0. Marcus Rashford yang menjadi penentu kemenangan MU dengan gol pada menit ke-44.

Bagi MU, ini merupakan kemenangan enam kali berurutan dalam laga di semua ajang bersama Solskjaer sebagai manajer. Mereka tampil produktif dengan membukukan 17 gol dan kebobolan gol sebanyak tiga kali. Ada tiga clean sheet yang sudah dibukukan, pencapaian itu digapai pada tiga pertandingan terakhir di semua ajang.

Secara tersirat ada banyak pendapat yang berkelebat. Apakah Solksjaer lebih hebat dari pelatih sebelumnya, yakni Jose Mourinho. Padahal The Special One, punya catatan apik yang tak dipunyai pria Norwegia itu.

Padahal, pria yang saat bermain acap "ditakat" dengan julukan "baby face" itu tidak membeli pemain hebat sejak menukangi United. Semua pemain yang diutak-taiknya adalah sisa-sisa racikan Mou juga. Pertanyaan kemudian, kenapa dengan "bahan baku" yang sama, output yang dihasilkan lebih manis di bawah polesan "koki" Solksjaer?

Sepertinya ini sudah masuk dalam "sentimen" pemain. Kepercayaan pemain kepada pelatih --- dalam hal ini Mou --- sudah setipis kulit bawang. Hasilnya bisa dibayang, MU pun masuk dalam bayangan hitam yang berakhir pada pemecatan.

Kalau menurut saya, Mou lebih memaksakan taktikalnya kepada pemain, tanpa melihat bakat dan skill pemain itu bagaimana. Akibatnya sudah bisa ditebak, pemain tak tampil dengan nurani tapi dengan emosi atau dengan selera pelatih.

Makanya, di bawah polesan Mou, United itu tak ubahnya tim gurem yang tak lagi ditakuti lawan-lawan. Pemain yang tampil pun terkesan hanya untuk melaksanakan "tugas" lapangan saja. Saat main, hati mereka dongkol. Taktik di lapangan dikendalikan dari luar, bukan mereka (pemain) yang mengendalikan permainan.

Hasil buruknya, Mou dipecat. Lalu Solksjaer masuk. Apakah si supersub --- julukan lain untuk pemain ini karena selalu menjadi cadangan saat dilatih Sir Alex Ferguson --- punya taktik hebat? Jika ukurannya tropi, maka kita belum bisa menjawab.

Namun, jika hasilnya adalah kemenangan, maka sejauh ini, Solksjaer sukses menyingkirkan rekor 73 tahun silam. Pada tepian ini, saya ingin bilang, pelatih dan pemain sudah satu hati. Ini terbukti dari "curhatan" Paul Pogba.

Pogba punya peran berbeda di bawah rezim Mou dibandingkan dengan Solksjaer. Di bawah manajer baru dia merasa lebih bebas tampil 90 menit. "Aku menikmati bermain sepakbola. Aku suka bermain lebih menyerang. Bertahan memang bukanlah kemampuan terbaikku," kata dia.

"Sangat-sangat sulit bermain dengan taktik yang sebelumnya kami mainkan."

"Manajer mengatakan kepadaku untuk masuk ke dalam kotak, mencetak gol. Contoh terbaik untukku adalah Frank Lampard, dia adalah orang yang membuat itu semua berjalan."

“Di situlah kami meningkatkan penampilan kami dan mengalami kemajuan signifikan. Itu adalah kemenangan yang besar bagi kami. Semua orang bermain bagus.”

“Saya suka memainkan pertandingan besar dan melawan para pemain terbaik,” ucap Pogba usai pertandingan, seperti dilansir Sky Sports.

Begitu pula kiper yang tampil fenomenal David de Gea. "Manajer mendatangkan kebahagiaan. Para pemain tampil bagus dan tim sekarang sangat kuat," ujar De Gea kepada Sky Sports.


Hasil yang diraih selama ini menjadi bukti sahihbahwa kebangkitan United bukan kebetulan semata. Sudah lima kemenangan beruntun bersama Ole Gunnar Solskjaer. Harrera dkk masih sempat diragukan karena lawan-lawan yang terbilang medioker.

Memang, MU sebelumya mengalahkan Cardiff City, Huddersfield Town, Bournemouth, dan Newcastle United di Premier League, lalu mengatasi Reading di Piala FA.

Ujian yang dianggap sebenarnya adalah kala melawan Tottenham. Nyatanya, tren positif tersebut berlanjut. Karena apa, karena pemain tampil dengan seleranya sendiri di lapangan. Sedangkan pelatih tinggal mengungkit kejeliaan skill pemain yang diturunkan.

Ketika ini menjadi kunci, maka hasilnya sudah bisa dipetik. Balada pun bisa diakhiri. [diolah dari berbagai sumber]


Posted from my blog with SteemPress : http://pedagangkata.com/2019/01/14/balada-di-balik-enam-kemenangan/

Sort:  

Hello munaa!

Congratulations! This post has been randomly Resteemed! For a chance to get more of your content resteemed join the Steem Engine Team

thank you...

Ini efek nyata dari liburan dan pemusatan latihan beberapa hari di Qatar. Ada kebersamaan yang terajut lagi setelah sempat merenggang beberapa waktu bermasa Jose. Nyoe meunan brader @munaa?

Nyan cit ka pasti, makanya refresing nyan perlee that, bek sampe lagee geutanyoe, bak laptop sabee, hahaha

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63294.77
ETH 2638.69
USDT 1.00
SBD 2.70