Duduk Santai Membawa Celaka

Dalam tulisan saya ini, saya ingin menulis sedikit riwayat pasca konflik (DOM) beberapa tahun yang lalu yang terjadi di Aceh Pasca Konflik atau DOM yang di berlakukan di aceh oleh Pemerintah Indonesia.
Tulisan saya ini, saya tulis berdasarkan kasus yang terjadi pada saat itu. Dan saya mengambilnya dari buku bacaan yang saya temukan..!!

Kasus amat luthan
Seperti yang di ceritakan ilyas pada kontras aceh

Amat Luthan sedang duduk-duduk seperti burung punai ketika terdengar letusan senjata dari arah samping rumahnya. Kampungnya di Seunebok Tuhaga, Kecamatan Darul Amal, saat itu menjadi lintasan TNI yang tengah memburu orang-orang Aceh Merdeka. Amat Luthan terlonjak berdiri. Namun belum sempat ia berbuat apa-apa, beberapa orang tentara datang mengepung rumahnya.

"saya tidak tahu dari kesatuan mana, mereka langsung menodong Amat Luthan, lalu menggiringnya pergi. Kami tidak sempat bicara apapun. Waktu itu masa DOM, kami serba takut. "cerita ilyas, salah seorang tetangga Amat Luthan, yang menyaksikan peristiwa itu." sejak itu dia (amat luthan) hilang. Tidak pernah kembali lagi. Dari kampung kami, hanya dia seorang yang hilang."

Sehari-hari profesi amat adalah petani. Tak ada yang aneh dari yang dikerjakannya. Sama seperti yang lain, ia menggarap ladang, membawa panenan apa yang ada kerumah, mengobrol dengan tetangga, semua biasa saja. Entah kenapa dia di bawa tentara.

Kami mencari kedaerah sekitar saja, tak berani bertanya ke Pos tentara. Enam bulan setelah dia diambil, ada informasi dari seseorang yang mengaku pernah berada dalam satu tahanan dengan amat. Kata ilyas. Sesuai informasi tersebut kami pergi ke bekas pos tentara di lhokseukon. Disana kami menggali tanah dengan cangkul, ditempat yang ditunjukkan. Katanya disitulah kuburnya. Ilyas melanjutkan, tapi ternyata tak kunjung ketemu. Akhirnya kami pakai beko.

Tapi bahkan beko yang gagah perkasa itu pun tak berhasil mendapatkan apa pun. Tanah yang di balik-balikkan itu nampaknya kosong, tak ada apa pun. Kami tak lagi berani mencari, terlalu takut. "Ilyas menutup cerita. []