Peta Kepulauan Maluku, 1818

in #sejarah3 years ago

AVS026940d.jpg
Gambar: Cornelis van Baarsel/Atlas van Stolk

Kepulauan Maluku adalah pusat penghasil rempah-rempah dunia, dan telah menjadi poros perdagangan rempah-rempah dunia sejak dulu. Rempah andalannya adalah cengkih dan biji pala yang laris dicari oleh para pedagang Nusantara, Arab, Tiongkok, dan Eropa. Karena itulah maka Maluku terkenal sebagai Kepulauan Rempah. Namun, kekayaan alamnya itulah yang kemudian juga mendatangkan petaka. Ketamakan orang-orang Eropa yang ingin menguasai sumber rempah-rempah menjadikan Maluku sebagai rebutan.

Perdagangan dunia pada masa lalu terbagi ke dalam dua jalur besar, yaitu jalur sutra dan jalur rempah. Uniknya, Maluku dilalui oleh dua jalur besar tadi. Karena itu tidak heran jika banyak pedagang dari seluruh dunia singgah di Maluku. Pedagang Arab, Gujarat, Persia dan Tiongkok sudah mengunjungi Maluku jauh sebelum kedatangan orang-orang Eropa. Interaksi dengan para pedagang Arab ini memungkinkan masyarakat Nusantara mempelajari abjad Arab yang kemudian diserap menjadi abjad Jawi. Juga sebagai salah satu pintu masuk penyebaran Islam di Nusantara.

Ada empat kerajaan besar di Maluku, yaitu Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Namun yang paling berpengaruh adalah Ternate dan Tidore. Persaingan antara keduanya berlangsung sengit dan membuka jalan bagi bercokolnya kekuatan Eropa di Maluku. Portugis yang pada 1511 menaklukkan Malaka langsung tancap gas menuju Maluku dan membangun persekutuan dengan Ternate. Kehadiran Portugis di Maluku disusul dengan kedatangan Spanyol yang bersekutu dengan Tidore. Pertempuran antara Ternate-Portugis dengan Tidore-Spanyol ini bertahan beberapa tahun sebelum Portugis dan Spanyol meneken Perjanjian Saragosa yang menuntut Spanyol untuk angkat kaki dari Maluku.

Menjelang pergantian abad barulah orang-orang Belanda datang ke Maluku, disusul orang-orang Inggris beberapa tahun setelahnya. Pertempuran antar bangsa Eropa dalam memperebutkan rempah Maluku ini kemudian dimenangkan oleh Belanda dengan VOC-nya. Portugis dan Inggris pun menyingkir. Monopoli VOC atas rempah-rempah Maluku amat merugikan penduduk lokal sehingga timbul perlawanan yang berujung pada pecahnya perang selama puluhan tahun.

Gambar di atas adalah peta Kepulauan Maluku, terutama wilayah Ternate, yang digambar oleh Cornelis van Baarsel dan anaknya pada tahun 1818.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 60907.24
ETH 3249.66
USDT 1.00
SBD 2.45