Bertani Secara Tradisional belum Terpecahkan di Aceh | Traditional Farmers

Bertani secara tradisional masih dilakoni oleh petani kita khususnya di Aceh atau secara umum di Indonesia. Menggunakan tenaga manusia masih menjadi trend petani tradisional kita.

Meskipun saat ini, mulai pratanam hingga panen sudah tersedia alat mesin pertanian (alsintan) modern. Seperti traktor roda empat, rovaktor (cacah, bolak-balik, meratakan tanah), rice transplanter (mesin tanam bibit), cultivaktor (alat penyiangan), manure spreader (alat penebar pupuk), combine hervester (mesin pemanen kombinasi).

Mungkin menjadi alasan petani kita masih bertradisional khususnya dalam budidaya tanama padi, dapat meningkat tali silaturrahmi, hubungan sosial, kekompakan masyarakat, tradisi bergotong-royong, dll. Paling penting lagi jangan lupa, kehadiran alsintan modern akan merampas lapangan pekerjaan petani tradisional yang berperan sebagai buruh.

Contoh saja paling nyata saat ini kehadiran mesin pemanen kombinasi. Tahapan memotong padi, mengumpul padi dan merontok padi tidak lagi memakai tanaga manusia-manusia buruh itu. Namun dalam hal ini, memakai mesin modern itu pemilik lahan dengan area luas akan beruntung.

Saya pribadi memperkirakan juga, suatu saat alsintan modern harus kita terapkan agar memudahkan cara bertani kita dan tentu biaya pengeluaran tetap seimbang. Perlu diingat, dalam praktiknya alsintan itu bukan milik pengusaha tapi milik bersama masyarakat tani secara bersama seperti kelompok tani, koperasi,, milik desa dan untungannya juga untuk petani bukan untuk pribadi seseorang.

Berikut foto-foto bertani secara tradisional mulai *mu-ue *(bajak sawah), seumeulhong (menabur benih), mumpoe (penyiangan), ka dara pade (fase generatif), ka meu-asoe pade (fase reproduktif), ka kuneng (fase pemasakan), keumeukoh (potong padi), peuteungoh pade (menumpuk padi), dan ceumeulhoe (merontok padi).

membajak

Menabur benih

Menanam bibit

Penyiangan

Fase generatif

Fase reproduktif

Fase pemasakan

Memotong padi

Mengumpul padi

Perontokan

Regard @mushthafakamal