A Journey To Surabaya, part #3: "Limbah Kelapa Sawit Pelindung Kepala"

Tanggal 19-22 Oktober saya menghadiri acara Pameran Inovasi Berbasis Teknologi dengan tema ” Start-up Teknologi Meningkatkan Daya Saing Bangsa” yang berlangsung di Exhibition Hall Grand City, Surabaya. Ini adalah kegiatan ke tiga, kegiatan pertama dimulai tahun 2015. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Ristekdikti dan melibatkan 458 peserta dari seluruh Indonesia. Peserta calon start up (perusahaan pemula/rintisan) terbanyak berasal dari Jawa Timur yaitu 60, sementara Aceh hanya 4 calon.

Peserta tersebut dibagi kedalam 10 katagori. Katagori dan jumlah peserta adalah sebagai berikut: (1) pangan 146, (2) teknologi informasi 106, (3) kesehatan dan obat 58, (4) material maju 56, (5) energy 45, (6) bahan baku 25, (7) transportasi 24, (8) eye catching 12, (9) hankam 5, dan (10) culcultation clinic 4. Pembukaan pameran tersebut dilakukan oleh Bapak Mohamad Nasir selaku Menteri Ristekdikti. Pameran tersebut dihadiri oleh Bapak Jumain Appe selaku Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemristekdikti dan juga Bapak Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur.

Banyak sekali produk inovasi dipamerkan yang berasal dari inovator seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut juga sangat menarik dan salah satu yang ingin saya tulis karena menarik adalah produk helm dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dengan nama produk GC Helmet, Green Composite Helmet. Inovasi GC helmet ini merupakan hasil penelitian dosen-dosen IPB Bogor yang dibiayai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan kelapa Sawit (BPDP-KS).

Ini merupakan helm inovasi dari TKKS pertama di Indonesia dan mempunyai daya saing tinggi karena mempunyai daya serap enegi tumbukan yang tinggi. Helm ini berbahan biokomposit ABS (akrilonitril butadiena stirena), sejenis polimer dan serat TKKS denga perbandingan 80% ABS dan 20% TKKS. Helm ini mudah dipakai karena kuat dan ringan dan juga sudah lolos uji sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

Menarik karena helm ini terbuat dari limbah kelapa sawit yang sebelumnya lebih banyak dibuang. Keuntungan penggunaan limbah TKKS adalah dapat meningkatkan kualitas helm dan sekaligus dapat mengurangi limbah pertanian sehingga efesiensi agrbisnis kelapa sawit semakin tinggi dan juga meengurangi pencemaran lingkungan.

Jumlah TKKS kering yang digunakan untuk memproduksi satu unit helm adalah 100 g atau setara dengan 1000 g TKSS basah.

Indonesia saat ini sudah ada UU yang mewajibkan pengendara dan penumpang menggunakan helm. Total sepeda motor yang dijual di Indonesia tahun 2016 adalah 5.647.520 unit. Jika setiap unit sepeda motor baru memerlukan dua unit helm maka jumlah helm yang diperlukan setahun adalah adalah 11.295.040 unit. Jika semua helm sepeda motor diwajibkan menggunakan bahan dari limbah kelapa sawit maka dalam setahun akan termanfaatkan 11,3 juta ton TKKS basah. Ini merupakan pemanfaatan limbah yang sangat luar biasa. Belum lagi jika setiap alat kerja dan pelindung tenaga kerja pada industri kelapa sawit diwajibkan menggunakan material yang menfandung limbah kelapa sawit, maka limbah kelapa sawit yang termanfaatkan akan lebih banyak lagi.

Di samping helm berbahan TKKS, masih banyak lagi teknologi yang dipamerkan yang merupakan karya anak bangsa seperti teknologi pengambilan getah gaharu, minyeuk kenang, sabun pembersih piring, asap cair, plastik kemasan dari limbah sagu ramah lingkungan dan lain-lain. Kegiatan pameran seperti ini perlu terus ditingkatkan untuk menumbuhkankembangkan UMKM baru di berbagai bidang. Karena UMKM di Indonesia sudah terbukti mampu menahan badai krisis moneter seperti yang terjadi pada tahun 1997/1998.

"Dengan iklim inovasi yang lebih baik maka entrepreneur di bidang Iptek akan berkembang pesat" (Mohamad Nasir, Menteri Ristekdikti).