Sajak-sajak
KOPI, SUATU HARI
senyum itu
masih belum pudar
melewati celah cangkir-cangkir kopi
aroma mengepung barisan pemburu rasa
saat tuas mendorong air lewati segenggam arabika
senyum itu
masih menganggu
membayangi rindu yang kian kelu
ada denting saat barista suguhkan espresso
tak mau menunggu kuseruput berkali-kali
lalu, kuingat ayah memetik kopi
kuingat ibu rapikan tungku
Bener Meriah, 2016