Mengapa Saya Tidak Merokok?

Beberapa waktu lalu, ada yang mempertanyakan saya tentang kenapa saya tidak merokok seperti laki-laki lain pada umumnya. Pertanyaan ini sebenarnya bukan sekali dua kali saya terima, bahkan sepanjang usia saya sejak tamat SMA sampai sekarang masih dihujani pertanyaan seperti itu. Bosan menjawabnya? tidak lah.. Hanya saja saya bingung harus menjawab apalagi karena jawabannya pasti sama.

Seperti yang kalian baca pada post pertama saya, saya tidak merokok, tidak minum, dan tidak melakukan hal-hal yang saya anggap tidak baik bagi kesehatan jiwa raga saya, dan terbukti saya masih bisa diakui keberadaan saya oleh orang banyak. Bukan berarti juga bahwa saya sejak memutuskan hal tersebut tidak mengalami tantangan, tentu saja ada. Bayangkan saja kalian berada di posisi minoritas saat kawan-kawan kalian nongkrong bersama dan mereka merokok di depan anda. Aku tahu, bahwa ada banyak kawan-kawan seperti saya yang mengalami kesulitan untuk menahan diri untuk tidak ikut merokok ketika melihat kawannya merokok dihadapannya. Itu salah satu tantangannya, dan yups saya berhasil melewati itu.

Kawan, aku tahu bahwa aku juga tidak bisa menjadi seorang diri yang memiliki prinsip atau pendirian seperti ini, aku butuh kawan atau tepatnya teman yang sama-sama bisa menjadi role model atau contoh bagi kawan yang lain yang masih galau antara merokok atau tidak merokok. Tapi jujur saja, aku mengalami kesulitan menemukan sosok kawan seperjuangan seperti yang aku impikan tersebut. Jadi, aku memutuskan saja bahwa siapapun diantara kalian yang membaca tulisanku ini dan memiliki prinsip yang sama terkait tidak merokok, ayo kita bertemu dan saling tukar pandang pengalaman atau kiat-kiat yang kita miliki saat berhadapan dengan orang-orang yang dengan ujung matanya melecehkan keberadaan kita yang menolak tawaran mereka untuk merokok.

Jika itu kamu, ayo kita bertemu!