Rest in PlacesteemCreated with Sketch.

in #rip5 years ago

Innalillahi wainnailaihi rojiun...

Hidup mati Setiap manusia tidak ada yang dapat meramalkannya. Akan panjang umur kah, atau hanya sampai hari itu saja. Apakah sempat pamitan dan saling maaf memaafkan atau mungkin tak sempat beruap satu katapun.

Seperti biasanya, supir kantor kakak datang tiap pagi berbenah mobil. Hanya dilap basah untuk membuang debu body mobil. Jika pagi Biasanya sudah berangkat ke kantor di Pelabuhan Ratu, kali ini masih santai. Kakak masih packing untuk berangkat dinas ke Cilacap bersama teman kantornya yang lain.

Tidak lama, kakak berteriak meminta kami menolong. Ternyata supir tergeletak di tanah, di sisi mobil. Posisinya tengkurap dengan kaki dan tangan menekuk. Saya pikir jika ia sadar mungkin kaki dan tangannya ada yang patah atau keseleo. Memindahkannya ke dalam rumah terasa sangat berat oleh kami bertiga dan hanya sanggup membiarkannya duduk terlebih dahulu.

Seluruh tubuhnya dingin dan badannya terasa tidak bertenaga. Benar-benar lemas tapi berat. Diangkat oleh empat orang pun tetap sulit. Awalnya pingsan tidak bersuara sama sekali, tapi tetangga depan rumah menarik kedua telinganya ke atas. Sejak itu mulai bersuara tapi tidak jelas. Beberapa kali terlihat mual seperti masuk angin, dan tidak ada makanan keluar selain air liur.

Menahannya sendirian agar posisi tetap terduduk pun terasa berat. Jadi saya memilih mundur dan membiarkan laki-laki yang mengangkat ke dalam mobil menuju rumah sakit. Karena pertolongan pertama tidak kami pahami, akan lebih menolong jika cepat ditangani dokter.

Perbincangan ibu-ibu hanya mengira-ngira stroke. Toh saya perhatikan cara bicaranya saat sadar itu tidak jelas. Mungkin ia mau mengatakan sakit, entah lah... Yang pasti Kakak memintanya untuk istigfar selama di dalam mobil. Pembicaraan tentang kaki sampai kepala dingin dan pertanyaan tentang sudah sarapan atau belum menjadi bumbu di pagi hari. Satu-satunya yang kami semua bersyukur, dan Kakak serta teman-teman kantornya berucap dan saling berpelukan adalah kenyataan bahkan kejadian itu tidak terjadi saat sedang di dalam perjalanan.

Tok! Serangan jantung, begitu menurut dokter rumah sakit dan meminta segera di rujuk ke rumah sakit umum dengan ruang ICU lengkap. Rumah sakit swasta ini sekalipun cukup besar tapi ICU masih kalah dari rumah sakit umum. Dokter pun sudah menjelaskan hal terburuk kepada keluarganya dan kakak kalau kondisinya kritis dan tidak ada harapan.

Saya menerima berita itu sangat terkejut, karena Saya pikir hanya stroke ringan dan pingsan biasa seperti pingsannya orang-orang yang pernah saya lihat. Sekalipun ibu meninggal Karena serangan jantung, tapi karena sangat mendadak dan Saya tidak sedang ada di sisinya tentu tidak paham seperti apa gejala kena serangan jantung. Ibu mungkin orang yang sangat kuat dan beruntung. Masih memiliki beberapa hari dirawat di ICU bahkan sempat dinyatakan membaik lalu dipindah ke ruang rawat inap walau hanya dua hari. Tapi dua hari itu sempat dijenguk banyak keluarga, tetangga bahkan guru ngajinya. Sempat tertawa dan berbicara seperti orang yang sehat.

Sementara ia tidak, hanya hitungan jam selama di UGD dalam proses di pindah ke rumah sakit umum. Statistik denyut jantung hanya terlihat garis dan tidak menunjukan membaik jika di pindah ke rumah sakit umum.

Waktu terlalu singkat itu bahkan saya belum sempat meminta maaf dan berterimakasih. Sekalipun supir kantor, ia mau membantu jika diminta tolong. Hampir tiap bulan Saya meminta tolong di supiri ke pesantren selama bertahun-tahun dan tidak pernah absen. Umurnya ternyata sudah lima puluh empat tahun dan tetap bersabar sebagai supir dengan status honorer.

Sering kali saya bertanya kenapa memilih supir kantor dengan gaji kecil daripada supir bus yang dulu pernah digelutinya. Dengan yang melimpah bahkan foya-foya. Berkat itu pula ia memiliki istri dua. Itu mungkin sudah terasa membosankan. Hawa panas masa muda sudah lewat dan ia hanya berpikir ingin hidup sederhana. Memperbaiki hidup dan kesalahannya dengan fokus pada keluarga. Beruntungnya kedua istrinya bahkan sama-sama setuju. Baginya gaji honorer mungkin kecil tapi harapan besarnya adalah ketika waktunya pensiun akan diangkat pegawai negri sipil karena umur.

Tentu saja sesuai kebiasaan di lingkungan pemerintahan seperti itu, menurutnya. Sekarang, jika saya mengingat itu rasanya kasihan. Jerih payah dan kesabarannya tidak kesampaian. Jangankan diberi kesempatan banyak untuk berbicara banyak hal, hanya untuk sekadar kata maaf tidak tersampaikan.

Sungguh hidup dan mati adalah misteri. Tidak diduga dan dikira-kira. Saya yang tadinya menyangka kemasukan mahluk halus karena sempat berguling-guling dan berbicara tidak jelas. Ternyata justru sakit yang sangat membutuhkan Kecepatan penanganan.

Seandainya sejak awal sudah berobat karena serangan jantung sekalipun selalu menunjukan tanda-tanda sakit. Biasanya sering dianggap ringan dan orang tidak sadar betapa pentingnya tidak meremehkan sakit ringan. Jika kata anaknya sempat mau pingsan dan pulang kerja selalu terlihat pucat, alangkah baiknya jika sempat memeriksakan diri ke dokter.

Pada akhirnya hanya cerita tentang bagaimana ia bercanda dengan keluarganya Semalam. Tentang pamit tidak akan ada lagi. Yang disangka candaan karena mau ke Cilacap dalam beberapa hari ternyata sebuah pertanda. Kenapa selalu ada cerita seperti ini jika ada yang meninggal?

Saya teringat, sudah ada dua supir yang bekerja pada kakak-kakak Saya yang sudah meninggal. Semoga mereka diampuni dari segala dosa, dilapangkan kuburnya dan tabahkan keluarganya. Yang hidup harus melanjutkan perjalanannya sampai waktunya tiba.

Posted using Partiko Android

Sort:  

Kami telah upvote dan reblog ke ribuan follower yah.. :c) Trims telah memvoting @puncakbukit sebagai witness dan kurator anda.

@ristianti, innalillahi...betul kematian tdk bisa di ramal tidak melihat tua atau muda, kantor di palabuhanratu dimana, nuhun

Posted using Partiko Android

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63191.06
ETH 2551.41
USDT 1.00
SBD 2.65