SPEAK TRUE
Buddha berkata: Katakanlah hanya yang sesungguhnya. Jangan pernah bergerak ke dalam fiksi/khayalan. Hanya mengatakan apa yang benar dan nyata. Hanya mengatakan apa yang telah engkau alami. Jangan pernah berbicara tentang pengalaman orang lain. Jika engkau belum mengenal Tuhan, tolong jangan katakan apa pun tentang Tuhan - karena apa pun yang engkau katakan akan menjadi pemalsuan, akan menjadi penistaan, akan menjadi dosa. Karena apa pun yang engkau katakan akan menjadi salah. Jika engkau sudah mengenal Tuhan, barulah kemudian; jika tidak jangan. Dunia akan menjadi lebih indah, kurang membingungkan, jika ucapan Buddha didengarkan: ucapan benar. Dia mengatakan: Katakanlah hanya apa yang telah engkau alami, yang didasarkan pada pengalamanmu, yang berakar pada pengalamanmu. Jangan pernah mengatakan hal yang lain.Pikirkan saja ... berapa banyak hal yang terus kita katakan yang tidak pernah kita alami, yang sama sekali tidak kita ketahui. Kita mungkin telah mendengar, kita mungkin telah membaca, tetapi itu tidak membuatmu mampu untuk mengucapkan apa pun. Itu semua pinjaman, dan yang dipinjam itu tidak pernah yang benar. Katakan hanya yang benar/ada. Jadilah berdasarkan fakta, bukan khayalan.Buddha tidak pernah menciptakan mitologi/dongeng apa pun. Pernyataannya polos tanpa semua puisi dan fiksi, semua hiasan. Dia TIDAK PERNAH menghiasi pernyataannya; mereka polos, mereka tidak berpakaian. Dia mengatakan: Jika engkau mulai bermain dengan fiksi, itu tidak ada akhirnya. Dan banyak agama di dunia adalah sembilan puluh sembilan persen fiksi. Orang Hindu berkata: ada satu neraka, satu surga. Jaina mengatakan: ada tujuh neraka dan tujuh surga. Dan ada seorang guru, Gosala, di zaman Mahavira. Seseorang bertanya kepadanya, "Apa yang engkau katakan? Karena umat Hindu hanya percaya satu surga, satu neraka. Dan para murid Mahavira mengatakan bahwa mereka belum pergi cukup dalam, tetapi Master mereka telah pergi lebih dalam dan dia mengatakan ada tujuh neraka dan tujuh surga."Gosala tertawa. Dia berkata, "Itu tidak ada apa-apanya! Aku tahu ada tujuh ratus neraka dan tujuh ratus surga."Sekarang, engkau bisa terus bermain; tidak ada akhir baginya, dan tidak perlu membuktikannya. Atas nama agama, fiksi/khayalan dapat berlanjut. Segala macam hal bodoh dapat dikatakan atas nama agama. Tidak ada cara untuk menilai apakah itu benar atau tidak. Tidak ada cara untuk membuatnya sah atau tidak sah; engkau tidak dapat membuktikan, engkau tidak dapat membantah. Itulah mengapa segala macam omong kosong terus berlanjut. Ada tiga ratus agama di bumi dan setiap agama memiliki fiksinya sendiri. Mereka semua fiktif. Jika mereka hanya fiktif, maka tidak ada masalah. Jika hal itu dipahami, jika engkau ingin menikmati fiksi, maka engkau menikmati.Tahukah engkau bahwa Krishnamurti terus membaca fiksi/cerita detektif? Dia tidak pernah membaca GEETA, dia tidak pernah membaca QURAN, dia tidak pernah membaca ALKITAB. Dia terus membaca novel detektif. Tidak ada seorang pun yang pernah bertanya kepadanya mengapa, dan dia tidak pernah menjawab, tetapi aku tahu mengapa - karena semuanya sama. Entah engkau membaca novel detektif, atau engkau membaca kitab suci mana pun, tidak ada bedanya.Mereka adalah novel detektif keagamaan, mereka adalah novel detektif duniawi. Engkau mungkin terkejut bahwa seorang pria dengan kualitas dari Krishnamurti perlu membaca novel detektif, tetapi itu sangat menunjukkan sesuatu. Dia hanya mengatakan bahwa semuanya adalah fiksi, dan jika engkau ingin membaca novel detektif, maka mengapa tidak membaca novel detektif abad kedua puluh? Mengapa pergi mundur dan membaca hal-hal yang busuk dan primitif? Kenapa bukan yang baru, model terbaru?Buddha berkata: Ucapan benar berarti: jangan menjadi fiktif, jangan menjadi rahasia. Hanya menjadi benar-benar jujur dan murni/otentik. Beberapa kali ketika pertanyaan diajukan kepada Buddha dan dia akan tetap diam, dia tidak akan menjawab. Dia akan berkata, "Ini tidak diperlukan untuk pertumbuhan rohanimu. Ini tidak perlu."Seseorang akan bertanya, "Siapakah yang menciptakan dunia?" Dan dia akan berkata, "Jangan bertanya - karena jika A yang telah menciptakan atau B yang telah menciptakan atau C yang telah menciptakan, apakah bedanya untukmu? Atau jika tidak ada seorang pun yang telah menciptakannya dan ia sudah ada di sana tanpa ada seorang pun yang membuatnya, menciptakannya, apakah bedanya? Engkau tanyakanlah saja sesuatu yang nyata, yang berdasarkan pengalaman. Engkau menanyakan sesuatu yang dapat membantumu. Jangan mengajukan pertanyaan bodoh. "Sekarang lihatlah: dia berkata, "Pertanyaan-pertanyaan ini - bodoh!" karena jawabannya tidak akan membantu engkau dengan cara apa pun untuk tumbuh. Dan ada orang-orang yang terus bertengkar tentang hal-hal ini. Seseorang berkata bahwa Tuhan yang telah menciptakannya; seseorang berkata dalam enam hari; seseorang mengatakan bahwa Dia masih menciptakan, penciptaan terus berlanjut, itu belum pernah selesai, titik akhirnya masih belum datang - dan mereka terus bertengkar dan berkelahi. Sepertinya mereka ingin bertengkar, jadi alasan apa pun jadi. Dan ini adalah alasan yang indah karena tidak ada cara untuk mengakhirinya. Engkau dapat melakukannya terus dan terus, tanpa batas. Lalu ada orang-orang yang bertanya, "Siapakah yang telah menciptakan Tuhan?" Sekarang mereka juga mengajukan pertanyaan yang relevan.Pertanyaan-pertanyaan ini tidak relevan, dan Buddha berkata: katakanlah hanya apa yang engkau tahu, dan katakanlah hanya hal yang menolong, dan katakanlah hanya apa yang bermanfaat. Jangan sembrono dan jangan berkhayal/dibuat-buat. Bersikaplah tulus dalam ucapanmu.Pernah terjadi:
Pemimpin politik lokal diundang untuk berbicara kepada para penghuni rumah sakit jiwa.
Politikus itu telah memulai pidatonya dan itu telah berlangsung selama sekitar sepuluh menit ketika seorang pria di belakang berdiri dan berteriak, "Oh, engkau tidak tahu apa yang sedang engkau katakan! Selain itu, engkau bicara terlalu banyak. Mengapa engkau tidak diam dan duduk saja!"
"Aku akan menunggu semenit sampai engkau mengeluarkan orang itu," kata politikus itu kepada kepala pengawas.
"Mengeluarkan dia?" tanya kepala pengawas itu. "Tentu saja tidak! Laki-laki malang itu sudah ada di sini selama delapan tahun dan itu adalah pertama kalinya dia mengatakan sesuatu yang masuk akal, Pak."Sudahkah engkau mendengarkan pidato para politikusmu? Mereka terus berbicara dan berbicara - dan tanpa mengatakan satu hal pun. Itulah yang disebut diplomasi: teruslah mengatakan hal-hal tanpa mengatakan apa pun, jika tidak engkau akan tertangkap. Demikian, berputar dan berputar, orang-orang terus berbicara. Pada akhirnya, engkau tidak bisa memiliki kesimpulan apa pun; tidak ada kesimpulan. Mereka hanya bermain dengan kata-kata. Kata-kata memiliki pesona mereka sendiri, dan jika engkau menontonnya engkau akan dapat melihatnya. Terkadang engkau mengucapkan sepatah kata, lalu kata itu membawa ke kata lain - kata-kata itu memiliki pesonanya sendiri - kemudian engkau pergi ke kata lain yang membawamu ke kata lain, dan akhirnya engkau berakhir di suatu tempat yang tidak pernah engkau inginkan. Kata-kata memiliki pesona mereka sendiri, sihir mereka sendiri. Tanyalah para novelis, penyair; mereka tahu tentang hal itu. Novelis memulai sebuah cerita, tetapi itu tidak pernah berakhir menurut kemauannya. Perlahan-lahan, karakter-karakter itu mulai menegaskan kepribadian mereka sendiri. Perlahan-lahan, kata-kata itu ditenun dengan cara-cara tertentu dan mengarah ke arah tertentu. Semua novelis hebat telah mengetahuinya dan berkata. "Begitulah - bahwa kita memulai novel tetapi kita tidak pernah mengakhirinya. Itu berakhir dengan caranya sendiri."Engkau mencoba untuk menulis sebuah cerita. Pertama engkau merencanakan dalam pikiran, engkau memiliki cetak biru sederhana ketika engkau memulai. Pada saat engkau memulai, hal-hal mulai terjadi yang tidak pernah engkau rencanakan. Kemudian engkau tersesat dan tersesat, dan novel atau cerita itu berakhir di suatu tempat yang bahkan tidak pernah engkau impikan. Apa yang terjadi? Kata-kata memiliki keajaiban mereka sendiri. Satu kata mengarah kepada yang lain, dan orang bisa berlanjut terus dan terus.Buddha berkata: Jadilah penuh perhatian. Jangan disesatkan oleh kata-kata. Katakanlah apa yang benar-benar ingin engkau katakan, jangan sembrono.Pada suatu malam Nyonya Mulla Nasrudin mendatangiku. Dia berkata, "Tahukah engkau? Aku bisa berdiri di pintu dan hanya dengan melihat wajah suamiku, aku bisa tahu apakah dia berbohong atau tidak."
Aku terkejut. Aku berkata, "Bagaimana engkau bisa melakukan itu?"
Dia berkata, "Jika bibirnya bergerak, dia berbohong."
Mulla Nasrudin adalah seorang politikus. Jika bibirnya bergerak ... cukup! Maka dia pasti berbohong. Apa lagi yang bisa dia lakukan?Ingatlah satu hal: engkau harus berhati-hati tentang apa yang engkau terima, dan engkau harus berhati-hati tentang apa yang engkau keluarkan. Hanya kemudian engkau dapat memiliki hidup yang terpusat. Orang-orang itu ceroboh: mereka terus menjejali diri mereka dengan apa pun yang mereka temukan. Apa pun! Mereka terus menjejali - di dalam tubuh, dan di dalam pikiran juga. Hati-hatilah.Jika tetanggamu datang dan mulai bergosip, engkau mendengarkan dengan penuh perhatian. Jika tetangga melemparkan sampah ke kebunmu, engkau akan mulai berkelahi, tetapi jika ia melemparkan sampah ke kepalamu, engkau sangat menyambutnya. Engkau tidak melihatnya: begitu seseorang diizinkan untuk menaruh sampah di kepalamu, apa yang akan engkau lakukan dengan itu? Cepat atau lambat sampah itu akan keluar melalui mulutmu dan masuk ke kepala orang lain. Engkau tidak bisa menyimpannya di dalam. Itulah mengapa orang-orang begitu kesulitan dalam menjaga rahasia. Beritahulah seseorang untuk tidak memberitahu siapa pun tentang apa pun, dan engkau bisa yakin dia akan memberi tahu. Katakanlah kepada istrimu, "Ini sangat rahasia ... jangan beri tahu siapa pun," dan engkau bisa yakin bahwa dalam 24 jam seluruh kota akan tahu. Tentu saja dia juga akan mengatakan hal yang sama ketika dia menceritakan kisah itu kepada pelayan: "Jangan katakan ini kepada siapa pun, ini sangat rahasia." Dan dia akan mengatakan hal yang sama kepada istrinya, dan itu akan berlanjut terus dan terus dan terus. Dalam 24 jam engkau akan melihat seluruh kota tahu tentang itu. Tidak ada cara yang lebih baik untuk menyebarluaskan sesuatu: katakan saja pada orang-orang, "Jangan katakan ini kepada siapa pun." Tentu saja - mereka harus mengatakannya. Karena setiap kali ada rahasia, sulit untuk menyimpannya di dalam. Ia ingin keluar.Jangan terus menerima apa pun, dan jangan terus melemparkan apa pun kepada orang-orang. Jika engkau terlalu penuh dengan sampah, pergilah ke tepi sungai, pergilah ke hutan, dan berbicaralah saja kepada pepohonan. Tidak ada yang berbahaya, karena mereka tidak mendengarkan. Engkau bisa berbicara, engkau bisa melepaskan bebanmu sendiri, engkau dapat bersantai dan kembali. Tetapi jangan lakukan itu pada manusia - mereka sudah terlalu terbebani.Buddha berkata: Ucapan yang benar berarti ucapan yang sangat tulus.Alkitab mengatakan: Pada mulanya adalah kata ... dan kemudian semuanya masuk.Buddha berkata: Jika engkau menjatuhkan kata, akan ada kenyataan, permulaannya. Jika engkau menjadi diam, maka apa pun yang engkau katakan akan memiliki arti.Apakah engkau sudah pernah mengamatinya? Jika engkau berpuasa untuk satu hari, keesokan harinya rasa laparmu memiliki nafsu yang berbeda. Jika engkau berpuasa maka engkau memiliki rasa lapar segar yang muncul di dalam dirimu. Jika engkau terus menjejali dirimu setiap hari, terus menerus, dan tidak pernah berpuasa, engkau benar-benar melupakan bahasa kelaparan, kesegaran, keindahan, kegairahan dari rasa lapar. Berpuasalah sehari dan hari berikutnya engkau akan memiliki rasa lapar segar yang timbul, dan hari berikutnya engkau akan memiliki rasa yang berbeda. Makanannya mungkin sama, tetapi akan menjadi berselera - karena rasa laparlah yang membuatnya berselera.Dan hal yang sama terjadi dengan kata-kata. Tetaplah diam, dan lalu katakanlah sesuatu, dan engkau akan melihat: bahwa sesuatu itu memiliki kekuatan di dalamnya. Diam itu seperti puasa: itu membawa kehidupan bagi kata-katamu. Dan di dunia ini hanya orang-orang yang telah menjaga diri mereka dalam keheningan yang mendalam, telah menjadi makna yang luar biasa, dan kata-kata mereka memiliki nilai yang abadi.Buddha diam selama berbulan-bulan, Mahavira diam selama dua belas tahun.Kapan pun Yesus merasa bahwa dia lelah, dia akan pergi ke hutan dan dia akan berkata kepada murid-muridnya, "Tinggalkan aku. Tinggalkan aku sendiri." Dia akan diam selama empat puluh hari, dan kemudian dia akan kembali. Dan kemudian kata-katanya akan memiliki nilai bagi mereka: setiap kata akan seperti berlian.Jika engkau benar-benar ingin kata-katamu perlu memiliki nilai, maka belajarlah diam. Diamlah lebih dan semakin banyak; maka suatu hari engkau akan tahu apakah ucapan benar itu.
----------------------------------
Buddha says: Say only that which is. Never move into fictions. Only say that which is true and real. Only say that which you have experienced. Never talk about others' experiences. If you have not known God, please don't say anything about God - because whatsoever you say will be a falsification, will be sacrilege, will be a sin. Because whatsoever you say will be wrong. If you have known God, only then; otherwise not. The world would be more beautiful, less confused, if Buddha's dictum were listened to: right speech. He says: Say only that which you have experienced, which is grounded in your experience, rooted in your experience. Never say anything else.
Just think about it... haw many things we go on saying which we have never experienced, which we don't know anything about. We may have heard, we may have read, but that doesn't make you capable of uttering anything. It is all borrowed, and the borrowed is never the truth. Say only that which is. Be factual, not fictitious.Buddha has not created any mythology. His statements are bare of all poetry and fiction, all ornaments. He NEVER decorates his statements; they are nude, they don't have any dressing. He says: If you start playing with fictions. there is no end. And the many religions in the world are ninety-nine percent fiction. Hindus say: there is one hell, one heaven. Jainas say: there are seven hells and seven heavens. And there was a teacher, Gosala, in the days of Mahavir. Somebody asked him, "What do you say7 Because Hindus believe in only one heaven, one hell. And the disciples of Mahavira say that they have not gone deep enough, but their Master has gone deeper and he says there are seven hells and seven heavens."
Gosala laughed. He said, "Nothing! I know there are seven hundred hells and seven hundred heavens."Now, you can go on playing; there is no end to it, and there is no need to prove it. In the name of religion fictions can continue. All sorts of foolish things can be said in the name of religion. There is no way to judge whether they are true or not. There is no way to make them valid or invalid; you cannot prove, you cannot disprove. That's why all sorts of nonsense continues. There are three hundred religions on the earth and every religion has its own fiction. They are all fictitious. If they are just fictitious, then there is no problem. If it is understood, if you want to enjoy a fiction, then you enjoy.Do you know that Krishnamurti goes on reading detective fictions? He never reads the GEETA, he never reads the KORAN, he never reads the BIBLE. He goes on reading detective novels. Nobody has asked him why, and he has never answered, but I know why - because it is all the same. Whether you read a dectective novel, or you read the BIBLE or the KORAN, makes no difference.They are religious detective novels, they are secular detective novels. You may be surprised that a man of the qualities of Krishnamurti should read detective novels, but it is very indicative. He's simply saying that everything is a fiction, and if you want to read a detective novel then why not read a twentieth-century detective novel? Why go backwards and read rotten, primitive things? Why not the new, the latest model?Buddha says: Right speech means: don't be fictitious, don't be esoteric. Just be absolutely honest and authentic. There were many times when questions were asked of Buddha and he would remain quiet, he would not answer. He would say, "This is not needed for your spiritual growth. This is unnecessary."
Somebody would ask, "Who created the world?" And he would say, "Don't ask - because if A created or B created or c created, what difference does it make to you? Or if nobody created it and it has been there without anybody's making it, creating it, what difference does it make? You just ask something real, empirical.You ask something which can be of some help to you. Don't ask foolish questions."Now see: he says, "These questions - foolish!" because the answers won't help you in any way to grow. And there are people who go on fighting about these things. Somebody says God created it; somebody says in six days; somebody says He is still creating, the creation continues, it has never been finished, the full point has not come yet - and they go on fighting and quarrelling. It seems they want to fight, so any excuse will do. And these are beautiful excuses because there is no way to end them. You can go on and on and on, ad infinitum. Then there are people who ask, "Who created God?" Now they are also asking a pertinent question.These questions are irrelevant, and Buddha says: Only say that which you know, and only say that which is helpful, and only say that which is beneficial. Don't be frivolous and don't be fictitious. Be sincere in your utterances.It happened:
The local political leader was invited to speak to the inmates of a mental asylum.
The politician had begun his talk and had been going for about ten minutes when a fellow in the back stood up and yelled, "Oh, you don't know what you are talking about! Besides, you are talking too much. Why don't you shut up and sit down!"
"I will wait a minute until you put that man out," the politician said to the superintendent.
"Put him out?" the superintendent asked. "Certainly not! That poor man has been here for eight years and that is the first time he has ever said anything that made any sense, sir."Have you listened to your politicians' speeches? They go on talking and talking - and without saying a single thing. That's what diplomacy is: go on saying things without saying anything, otherwise you will be caught. So. roundabout and roundabout, people go on. In the end you cannot have any conclusion; there is no conclusion. They simply play with words. Words have their own charm, and if you watch you will be able to see. Sometimes you say a word, then that word leads to another word - the words have their own charm - then you go to the other word that leads you into another word, and finally you end up somewhere you had never wanted to. Words have their own charm, their own magic. Ask the novelists, poets; they know about it. The novelist starts a story, but it never ends according to him. By and by, the characters start asserting their own personalities. By and by, the words weave in certain ways and lead into certain directions. All great novelists have known it and said. "It's so - that we start the novel but we never end it. It ends in its own way."You try to write a story. First you plan in the mind, you have a bare blueprint when you start. The moment you start, things start happening which you never intended. Then you are led astray and astray, and the novel or the story ends somewhere you had not even dreamt about. What happens?words have a magic of their own. One word leads to another, and one can go on and on.Buddha says: Be mindful. Don't be led astray by words. Say that which you really want to say, don't be frivolous.Just the other night Mrs. Mulla Nasrudin came to me. She said, "Do you know? I can stand at the door and by just looking at my husband's face I can tell whether he is lying or not."
I was surprised. I said, "How on earth can you do that?"
She said, "If his lips are moving, he's lying."
Mulla Nasrudin is a politician. If his lips are moving... enough! Then he must be lying. What else can he do?Remember one thing: you have to be careful about what you take in, and you have to be careful about what you bring out. Only then can you have a life which is centered. People are careless: they go on stuffing themselves with whatsoever they find. Anything! They go on stuffing - in the body, and in the mind too. Be careful.If your neighbor comes and starts gossiping, you listen very attentively. If the neighbor throws some rubbish in your garden, you will start fighting, but if he throws some rubbish in your head, you are perfectly welcoming of it. You don't see it: once somebody has been allowed to put rubbish in your head, what will you do with it? Sooner or later it will come through your mouth and enter into somebody else's head. You cannot keep it inside. That's why people have so much difficulty in keeping a secret. Tell somebody not to tell anybody anything, and you can be certain he will tell. Tell your wife, "This is very secret... don't tell anybody," and you can be certain that within twenty-four hours the whole town will know. Of course she will also say the same thing when she tells the story to the servant: "Don't say this to anybody, it is very secret." And he will say the same to his wife, and it will go on and on and on. Within twenty-four hours you will see the whole town knows about it. There is no better way to spread a thing around: just go on telling people, "Don't say it to anybody." Certain it is - they will have to say it. Because whenever there is a secret it becomes difficult to keep it inside. It wants to come out.Don't go on taking anything in, and don't go on throwing anything out on people. If you are too full of rubbish, go to the riverbank, go to the forest, and just talk to the trees. Nothing will be harmful, because they don't listen. You can talk, you can unburden yourself, you can unwind and come back. But don't do that to human beings - they are already too burdened.
Buddha says: Right speech means very sincere speech.
The Bible says: In the beginning was the word... and then everything came in.Buddha says: If you drop the word, there will be reality, the beginning. If you become silent, then whatsoever you say will have significance.Have you watched it? If you fast for one day, the next day your hunger has a different passion to it. If you fast then you have a fresh hunger arising in you. If you go on stuffing yourself every day, continuously, and never fast, you completely forget the language of hunger, the freshness, the beauty, the aliveness of hunger. Fast one day and next day you will have a fresh hunger arising, and next day you will have a different taste. The food may be the same, but it will become tasteful - because it is hunger that makes it tasteful.And the same happens with words. Keep silent, and then say something, and you will see: that something has power in it. Silence is like a fast: it brings life to your words. And in this world only those people who have kept themselves in deep silence, have been of tremendous import, and their words have been of lasting eternal value.Buddha was silent for many months, Mahavir was silent for twelve years.Whenever Jesus would feel that he was tired, he would go to the forest and he would say to his disciples, "Leave me. Leave me alone." He would be in silence for forty days, and then he would come back. And then his words would have a value to them: each word would be like a diamond.If you really want that your words should have value, then learn silence. Keep more and more silent; then one day you will know what right speech is.
Congratulations @insanpena! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!