Teuntra Atom: Kesaksian Seorang Kombatan

in #realityhubs5 years ago

Sebuan novel hasil karya mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), menggambarkan kisah di balik perang dalam cerita yang penuh kejutan. Sebuah novel yang layak dibaca oleh semua kalangan.

Novel “Teuntra Atom” karya Thayeb Loh Angen ini ditulis sejak akhir tahun 2005, diterbitkan oleh Center for Aceh Justice and Peace (CAJP) pertama kali pada Agustus 2009. Sebelumnya juga pernah diikutkan pada sayembara menulis untuk perdamaian yang digelar Sekolah Menulis Dokarim pada Desember 2006 dan berhasil menjadi juara terbaik kedua. Tapi saat diikutkan dalam sayembara tersebut judulnya masih memakai “Retina” belum diubah menjadi “Teuntra Atom.”

Isi novel ini dibagi dalam 21 bagian cerita dimulau dari: Jalan berlumpur, Nyanyian jaring dan cemara, Sekolah asrama, Infus malam, Tama merah, Anak sungai, Secubit daun ganja, Berat biru, Perdu pasir, Hembusan kabur, Air puncak gunung, Sumur-sumur tengkorak, Gemericik pesawat penghancur, Senyuman puing sekolah, Ilalang, Gadis simpang kecil, Surat cinta, bedil-bedil terpenggal, Retina, Di senja elang, serta seni dan takdir.

novel-teuntra-atom.png
Novel Teuntra Atom karya Thayeb Loh Angen foto

Dosen sastra Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Mukhlis A Hamid menilai membaca novel Teuntra Atom serasa membaca kisah hidup dan arti dari sebuah pemberontakan, melihat pemberontakan dalam sudut pandang para pelakunya. Deskripsi latar yang kuat membuat imaji jauh lebih komplek dari apa yang sebenarnya ada.

Sementara Ketua Komunitas Peradaban Aceh, Teuku Kemal Fasya menilai novel ini masih mencari format antara berbentuk sebagai biografi atau melepas belenggu sebagai fiksi semata. Namun kelancara narasi sang pengarang, sedikit-sedikit telah melelehkan ruang dilematis itu.

Begitu juga dengan Irwanda selaku pendiri Centre for Media and Cross Culturan Studies (CMCS) menilai novel ini sebagai sebuah rekaman penting tentang dinamika sosial dalam pusaran krisis yang sulit diurai dengan mudah, tapi penulis novel ini dengan piawai telah memaparkan potret kehidupannya yang selalu berjibaku dalam ritme pusaran konflik.

Lalu ada Darwis A Soelaiman yang menilai novel ini sebagai sebuah kesaksian seorang kombatan yang cukup menarik. Thayeb Loh Angen dengan sangat jeli melukiskan watak kontroversial para tokohnya dengan setting kuat.

Novel ini juga mendapat apresiasi dari mantan nara pidana politik GAM, Teuku Ismuhadi. Pria yang dipenjarakan pemerintah Indonesia karena terlibat dalam pengeboman Bursa Efek Jakarta (BEJ) ini menilai novel ini sebagai hitam dan putihnya sebuah perjuangan.

Singkat kata, Teuntra Atom adalah sebuah karya inspiratif yang dibalut kisah perjuangan, terselip cinta, amarah dan cita-cita tanpa meninggalkan geliat budayanya. Jadi, novel ini merupakan sebuah karya anak muda Aceh yang konsisten dengan cita-cita perjuangannya, membebaskan Aceh dari penindasan rezim korup. Ia yang hidup dalam keteguhan cita yang selalu damai dengan dirinya sendiri. Tak mengenal rintangan apapun dalam menyuarakan kebenaran, mengalir utuh dalam novel Teuntra Atom, setidaknya begitulah komentar dari pegiat anti korupsi Muchtar Lutfi.


Posted on RealityHubs - Rewarding Reviewers

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.15
JST 0.030
BTC 65185.94
ETH 2630.94
USDT 1.00
SBD 2.83