Modal Revolusi 45, Membaca Ulang Sejarah Perjuangan Kemerdekaan

in #realityhubs4 years ago

Buku ini ditulis oleh Komite Musyawarah Angkatan 45 Daerah Istimewa Aceh, dipersembahkan kepada Musyawarah Besar Angkatan 45 Pusat. Disusun oleh para pelaku sejaran perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia di Aceh.

Buku ini dibuka dengan penyataan Presiden Soekarno dalam pidato revolusinya: “Di mana jiwa revolusi itu sekarang? Jiwa revolusi sudah menjadi hampir padam, sudah menjadi dingin tak ada apinya. Di mana dasar revolusi itu sekarang? Maka, gelorakanlah semangat nasionalmu, gelorakanlah rangsang kemauan nasionalmu, gelorakanlah rangsang perbuatan-perbuatan nasionalmu!”

Penulisan buku ini dilakukan atas inisiatif Hasni Wahidy, Husun Jusuf, Nyak Adam Kamil, Nurdin Sufi, Zaini Bakri, Umar Husny, AK Abdullah dan Teuku Alibasjah Talsya di Banda Aceh pada 25 Februari 1960. Mereka adalah para pejuang kemerdekaan di Aceh, peletak dasar pembentukan dan penggabungan berbagai laskar rakyat menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Aceh.

Ide penulisan buku ini kemudian dilanjutkan sehari setelahnya dalam pertemuan di Aula Penguasa Perang Aceh di Kutaraja (kini Banda Aceh). Setelah itu para tokoh angkatan 45 diundang dalam rapat yang dipimpin oleh Hasbi Wahidy, disepakati membentuk Panitia Aksi Antar Angkatan 45 Daerah Istimewa Aceh.

Panitia Aksi ini dipimpin oleh Husin Jusuf (Ketua Umum), Hasbi Wahidy (Ketua I), Nurdin Sufi (Ketua II), AK Abdullah (Sekretaris I), Teuku Alibajah Talsya (Sekretaris II), Muhammad Hoesin (Bendaraha), serta para anggota yang terdiri dari: Zaini Bakry, Umar Husny, Ayah Gani, serta satu orang yang ditunjuk dari setiap kabupaten/kota.

modal revolusi 45.jpg
Cover dalam buku Modal Revolusi 45 Sumber

Buku setebal 120 halaman ini berisi tulisan-tulisan para penggerak perjuangan dan revolusi kemerdekaan di Aceh. Diawali dengan tulisan dengan judul “Perebutan Kekuasaan dari Tangan Jepang” yang ditulis oleh Mantan Ketua Markas Daerah Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang kelak menjadi Panglima/Penguasa Perang Daerah Militer I Aceh, yang juga anggota Dewan Pertimbangan Agung di Pemerintah Pusat Republik Indonesia.

Tulisan kedua berjudul “Detik Proklamasi di Aceh” ditulis oleh mantan Panglima Divisi X TNI Komandeman Sumatera Kolonel Husen Jusuf. Kemudian tulisan ketiga berjudul “Apa Sebab Belanda Sewaktu Agresi Pertama dan Kedua Tidak Dapat Memasuki Aceh” ditulis oleh Ali Hasjmy, mantan Pemimpin Umim Markas Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo)/Ksatrian Pesindo Divisi Rencong Daerah Aceh.

Sementara tulisan keempat tentang pergerakan pasukan dari Aceh dalam perang Front Medan Area ditulis oleh Letnan Kolonel Nyak Adam Kamil, salah seorang pelaku sejarah yang terlibat dalam pertempuran di Sumatera Timur dengan pasukan Sekutu/NICA dalam tulisa berjudul “Sekilas Pandang di Medan Area.”

Setelah itu dilanjutkan dengan tulisan kelima dengan judul “Mengenang Kembali Semangat dan Tekat 17 Agusutus 45” yang ditulis oleh Mayor Hasby Wahidy. Dilanjutkan dengan tulisan “Pemancar Radio Revolusi di Aceh” yang ditulis oleh Teuku Alibasjah Talsya.

Selanjutnya tulisan dengan judul “Carut Marut Sekitar Proklamasi 1945” ditulis oleh Kapten AK Jailani, “Sejenak Kenangan Revolusi 1945” ditulis oleh Teuku Usman Jacob, “Semangat Pengorbanan Seorang Wanita” ditulis oleh AK Abdullah, kemudian ditutup dengan tulisan “Dengan Jiwa Persatuan Ihklas dan Jujur” yang ditulis oleh Muhammad Saleh Rahmany.

Membaca buku ini adalah membaca kisah-kisah di balik perang perjuangan kemerdekaan di Aceh yang ditulis oleh para pelaku perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Karena itu isinya sangat orisinil dan sangat bagus untuk dibaca oleh semua kalangan yang ingin mengetahui tentang sejarah Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Aceh.


Posted on RealityHubs - Rewarding Reviewers

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63483.25
ETH 2601.63
USDT 1.00
SBD 2.81