Kesultanan Aceh dalam Ulasan Rade Husein Djadjadiningrat

in #realityhubs4 years ago

Buku ini merupakan seri penerbitan Museum Negeri Aceh Nomor 12, suatu pembahasan tentang sejarah Kesultanan Aceh berdasarkan bahan-bahan yang terdapat dalam karya Melayu.

Zakaria Ahmad kepala Museun Negeri Aceh tahun 1984 menjelaskan bahwa penerbitan ulang buku ini karena edisi sebelumnya dalam bentuk stensilan telah habis persediaannya, karena sangking banyaknya peminat atas buku ini, baik dari pemerhati sejarah di Aceh, nasional, bahkan dari luar negeri.

Buku seri 12 ini merupakan perbaikan dari penerbitan sebelumnya pada seri dua. Naskah buku ini berisi penjelasan ilmiah yang dapat dijadikan bahan pembanding bagi para sejarawan yang ingin meneliti tentang sejarah Kesultanan Aceh.

Naskah buku ini juga merupakan suatu pembahasan yang dilakukan oleh sejarawan nasional Raden Hoesein Djajadiningrat tentang sejarah Kesultanan Aceh berdasarkan naskah-naskah Melayu. Ketika menilit dan menulis buku ini Raden Hoesein Djajadiningrat disponsori oleh Fakultas Sastra Universitas Leiden, Belanda. Edisi aslinya ditulis dalam bahasa Belanda, sementara seri yang diterbitan oleh Museum Negeri Aceh merupakan edisi terjemahan yang diterjemahkan dari buku aslinya oleh Teuku Hamid dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Kesultanan_Aceh;_Suatu_Pembahasan_Tentang_Sejarah_Kesultanan_Aceh_Berdasarkan_Bahan-Bahan_yang_terdapat_dalam_Karya_Melayu.jpg.jpg
Buku Kesultanan Aceh karya Raden Hoesein Djajadiningrat sumber

Penerbitan seri bahasa Indonesia dari buku ini juga untuk memudahkan para peneliti dan mahasiswa dan sejarawan yang ingin mengkaji sejarah Kesultanan Aceh, sehingga tak perlu ke Leiden untuk memperoleh edisi berbahasa Belanda, cukup membaca edisi bahasa Indonesia terjemahan Teuku Hamid.

Buku ini terdiri dari tiga bagian. Pada bagian pertama (BAB I) membahas tentang sejarah tertua Kerajaan Aceh sampai tahun 1607. Sementara bagaian dua (BAB II) membahas Kerajaan Aceh pada periode tahun 1607 hingga 1699. Sedangkan bagian ketiga (BAB III) membahas Kerajaan Aceh dalam periode 1699 hingg 1824.

Menariknya, buku ini diperkuat dengan lampiran-lampiran dari manuskrip dan naskah lama sebagai pendukung, seperti: ikhtisar kronologis dari para Sultan Aceh, serta berbagai lampiran pendukung lainnya, yang membuat buku ini kaya dengan referensi dari manuskrip-manuskrip lama.

Pada permulaan buku ini juga mengutip keterangan Prof Snouck Hurgronje dalam Bijdr van het Kon, Instituut 7 VI halaman 52 yang meragukan riwayat para Sultan Aceh, sehingga harus dilakukan penulisan dengan sumber-sumber otentik dari Eropa dengan sumber-sumber Melayu sebagai perbandingan. Sumber-sumber dari fragmen-fragmen sejarah bangsa Eropa yang pernah bersentuhan dengan Aceh dikumpulkan untuk dianalisa dan dicocokkan dengan sumber-sumber di Aceh yang bersifat legendaris.

Untuk menggalakkan penelitian tentang Kesultanan Aceh, maka pada tahun 1908 Fakultas Sastra Universitas Leiden, Belanda mengadakan sayembara penulisan sejarah Kesultanan Aceh. Hasil sayembara itu kemudian dipublikasikan dalam bentuk buku, salah satunya buku Raden Hoesein Djadjadiningrat ini.

Karena itu buku ini sangat menarik dibaca, sumber-sumber Melayu yang digunakan dalam penulisan buku ini diataranya adalah kitab Bustan as-Salatin yang ditulis oleh Mufti Kerajaan Aceh Syeikh Nuruddin Ar Raniry pada masa Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Tsai, naskah kitab tersebut disimpan di Unversitas Leiden dan di Royal Asiatic Society London, Inggris.

Isi buku ini yang menjelaskan tentang periode Kerajaan Aceh antara tahun 1600 hingga 1680 dinyatakan seluruhnya dapat dipercaya, setelah dibandingkan dengan sumber-sumber Eropa. Inilah yang membuat kekuatan isi dari buku ini, buku yang lahir dari sebuah sayembara, yang memperbandingkan sumber-sumber Eropa dengan sumber-sumber Melayu, sehingga menghasilkan sebuah buku yang untuh tentang Kesultanan Aceh.


Posted on RealityHubs - Rewarding Reviewers

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 63281.14
ETH 2674.11
USDT 1.00
SBD 2.79