Kata Siapa Menulis itu Rugi?

in #promo-steem6 years ago

teupin mane.jpg
@tinmiswary saat mewawancarai seorang veteran AURI di Bireuen pada 2017 lalu

Pu katuleh hana so baca? (untuk apa kamu menulis tidak ada yang baca). Kapiyoh keudeh, hek manteng (lebih baik berhenti, capek aja). Kalimat-kalimat serupa ini tentunya sering terdengar di telinga beberapa penulis, atau bagi kita yang mungkin masih belajar menulis. Bukan justru memberi semangat, tapi sebagian “konco-konco” justru terkesan memadamkan semangat kita yang tengah bergelora.

Pertanyaannya, apakah konco-konco kita itu jahat? Jawabannya adalah tidak. Kita harus tetap berbaik sangka terhadap para konco yang selama ini menjadi teman kita berbagi cerita dan minum kopi secangkir berdua, atau mungkin bersantai ria tanpa cangkir. Mungkin kalimat-kalimat itu adalah bentuk keprihatinan dan simpati mereka terhadap kita yang dari hari ke hari terlihat seperti “itu-itu saja.”

Aktivitas menulis yang kita lakoni selama ini sering dianggap sebagai hanya membuang waktu, sementara keadaan yang telah runyam centang perenang toh tidak akan mampu kita ubah dengan tulisan yang kita corat-coret saban hari. Jangankan untuk mengubah keadaan di luar kita, mengubah nasib sendiri saja terkadang kita “gagal.”

birokrasi syariah.jpg
Artikel @tinmiswary di Serambi Indonesia hari ini, 21 Februari 2018

Bagi saya pribadi, tudingan bahwa menulis itu hanya membuang waktu ada benarnya. Saban hari memang waktu terus terbuang. Ia pergi dan tak pernah kembali lagi. Tapi, “setolol-tololnya” pembuang waktu adalah mereka-mereka yang mampu membuang waktu pada tempatnya. Saya berkeyakinan bahwa menulis adalah salah satu strategi membuang waktu pada tempatnya.

Adapun terkait sangkaan bahwa menulis itu tidak bisa mengubah keadaan, menurut saya hanyalah bentuk ketakutan yang bukan pada tempatnya. Jangankan dengan penulis, fasilitas tempur yang super hebat dan rudal super canggih pun belum tentu dapat mengubah keadaan. Tapi, bukan berarti kita kemudian harus berdiam diri dan membisu mematung menyaksikan kondisi yang phak luyak (hancur lebur) di hadapan kita. Kita semua mesti mengambil peran sesuai daya yang kita miliki, sebab kita hidup adalah untuk berperan. Dan menulis adalah sebuah peran yang derajatnya setaraf dengan segudang peran lainnya.

Di luar itu, seperti dipesankan oleh para pendahulu bahwa hidup mestilah meninggalkan warisan. Dan menulis adalah salah satu pintu untuk mewarisi. Dengan demikian tidak perlu merasa rugi ketika kita sudah memutuskan untuk menulis. Tetaplah bertahan.

warisan.jpg
KOleksi @tinmiswary

Kehadiran steemit semoga saja bisa dimanfaatkan sebagai salah satu medium untuk berlatih dan belajar menulis. Pada umumnya dalam segala bentuk latihan dan belajar kita mesti mengeluarkan sejumlah rupiah. Kita sekolah mengeluarkan sejumlah dana. Kita latihan karate dengan Simpai pun mesti menyisihkan sedikit rupiah. Bahkan untuk mengikuti kursus menulis pun kita butuh modal, minimal biaya transport. Artinya hampir tidak ada sarana belajar dan latihan yang gratis alias pree tek tok.

Di sinilah terletak keistemawaan steemit. Meskipun hanya digunakan sebagai sarana latihan dan belajar, kita justru mendapatkan reward. Adalah “rugi besar” jika kesempatan ini disia-siakan. Jika dulu kita harus membayar untuk belajar, maka dengan kehadiran steemit kita justru mendapat bayaran sambil belajar. Jadi jangan percaya bahwa menulis itu rugi. Dan steemit sudah membuktikan itu.

Demikian dulu Tuan dan Puan Steemians, lain waktu disambung kembali…

Sort:  

i long bg hana kutupu comment lon votes menteng😂

Hanapu, vote pih jeut😁

Mantap wejangannya bg.. Tapi kadangkala yg bukan benar2 penulis seperti saya, istiqamah adalah jalannya.. "Hek ka tuleh hana soe baca".. berlanjut lagi "na baca hana so meu komen pih".. lanjut lagi " na yg komen tp han teugen vote".. Keu peu?! Ka rabe2 kameng mantoeng na sit.. Lalu hening..!! Meunan di kamoe pemula dan bukan penulis menjalaninya.. hehehehe
Bravo bg.. ureung bireuen memang bereh2.. (hana rasis nyoe beh)
Salam kenal..!!

Ha ha mantap. Hana so baca tabaca keudro, ug penting tuleh😁

Maklum pemula dan hana rouh sahou lom.. jadi menyoe na neuh di Banda Aceh neu pakat lon duk dengoun para pembesar nyan beh bah dipeurouh lam kawanan..hehehehehe
Pokokjih tuleh dile.. hana soe baca kakeuh ta ulang2 keudroe teuh beu sampe jeut ta hafai..hahahaha

Lon golo gabung lom ngon komunitas bna, jino lon manteng di bna, singeh balek bireuen

Biarkan mereka mengaung-ngaung, anggap saja seperti mobil ambulan lewat pak

Jangan berhenti menulis! Menulislah engkau sampai tetes "tinta" yg penghabisan

Habis tinta tambah lagi

Menulis sekarang pake baterei, bukan lagi tinta. Haha

Bandwith😂

Tengkiyu ka berjunjung😁

Menulis adalah sebuah aktivitas menciptakan Sejarah bagi dunia literasi apapun. Menulis memberikan hikmah besar bagi kesehatan psikologis (mental) seseorang. Dan Steemit hadir menjawab segala bentuk keraguan banyak pihak bahwa Menulis itu hanya buang-buang waktu saja. Steemit tidak hanya menulis saja, namun membuat berbagai konten yang positif. SEorang Penulis atau Pencipta konten original yang menarik akan dihargai oleh Pengguna Steemit lainnya.

Salam sukses :)

Beutoi Tgk @bahagia-arbi. Belajar dan dibayar

Sangat berguna postingan yang bermanfaat. Bereh bg

menulis adalah salah satu hal yang patut kita biasakan karena dengan menulis kita mampu mengingat serta akan bermanfaat bagi diri kita sendiri dan untuk orang lain. postingan yang oke nyan bg @tinmiswary

Nyan toke abu,ureng Gampong Loen @tinmiswary , gobnyan ka hudep di bawah leu bendera.dari masa Belanda hingga masa sekarang ini... semoga tetap diberikan kesehatan...

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.13
JST 0.030
BTC 61906.79
ETH 3418.78
USDT 1.00
SBD 2.48