Bukan Meet up Biasa : Togertherness of Indonesian Community (KSI) & Aceh Steemit Community (ASC)

“Amanah cumbok, Batee tamoeng han geubi adu!” (Amanah Cumbok, Batu masuk tidak boleh di adu), bagi pemain batu (domino) mungkin kata-kata ini tidak asing lagi ketika dua tim yang sedang bertanding di satu menja domino ingin meloloskan temannya untuk masuk pada putaran akhir pertandingan, ya istilah kata ini di gunakan seiring candaan para pemain batee (domino) tersebut untuk memperolok teman yang sudah mulai tidak bisa menghitung batu domino yang harus di hantam ke atas meja agar temannya masuk di putaran akhir tersebut.

---

---

Makna dari kata diatas adalah menurut orang terdahulu, batu (domino) yang akan masuk tidak usah diadu, karena tanpa di adu juga batu yang telah memiliki urutan yang benar akan masuk dengan sendirinya. ini adalah gambaran dua komunitas steemit yang kini terus berkembang di Aceh, begitulah candaan meet up steemian dua komando yang berbeda saat digelar disalah satu sudut kota steem Lhokseumawe,

"Tidak ada benci diantara kita”, @ades membuka met up sambil tertawa penuh bahagia, “Benci diantara mereka itu urusan mereka”, timpal @ades yang juga merupakan salah seorang Steemit Aceh Community, pertemuan steemian luar biasa ini melibatkan beberapa steemian diantaranya @my451r @abieikram @arie.steem @podanrj @uncleboy @jamal.jeje dan @boyasyie.

---

---

Pertemuan ini memang bukan pertemuan biasa, terlihat aura kebahagian dikala bertemu dengan sesama steemian, pasti ada sebuah ide yang ingin diwujudkan untuk masa depan steemian di Indonesia, khususnya di Aceh. Nah disinilah sharing ilmu mulai dikupas habis oleh beberapa steemian yang memang ahli di bidangnya, @ades yang memang hoby sekali mengoleksi berbagai insecta macrophotography membuka suasana diskusi sambil sedikit bercanda.

---

---

“Di steemit ini kita bagaikan petani yang sedang membuka lahan baru, setelah melihat kondisi tanah, bibit apa yang memang cocok ditanam di lahanmu, tanamlah bibit original, meskipun mahal (tidak plagiat/KW) sudah pasti dia menghasilkan buah yang bagus serta berkualitas, ayolah masak itu saja tidak bisa” tambah @ades

---

---

Setidaknya itulah pandangan yang diberikan salah seorang guru saya sebagai steemian yang terlebih dulu bergabung di platform ini. Beliau merupakan salah seorang legend di Aceh Steemit Community, sangat tidak suka postingan plagiat, beliau memulai karier di steemit hanya bermodalkan keberanian untuk jujur dan di percaya, dan berkat ketekunan beliau pula membangun relasi dengan berbagai pihak, sehingga postingan beliau selalu mendapatkan perhatian dari beberapa steemian luar negeri yang memberikan reward yang memuaskan hasil kinerja nya, tentu saja ini tidak didapatkan dengan mudah, sudah pasti ada proses yang beliau lalui sebelumnya.

---

---

Dalam kelarutan kebahagiaan malam, saya yang sedikit bergurau dengan salah seorang panutan saya ini (konsisten dalam menjaga passion postingannya), mencoba mencari tahu berapa delegasi yang dimiliki guru saya ini, dan ternyata sudah mencapai 1.400 SP lebih, dan saya mencoba menagih Pajak Nanggroe dalam bentuk delegasi, sambil tertawa @ades menjanjikan delegasi bagi steemian yang berhasil konsisten menjaga passionnya di steemit pada pertengahan tahun nanti untuk anak didik nya di steemit, semoga terwujud pastinya.

---

---

Selain itu ada @arie.steem dan @podanrj yang memang sudah dikenal sebagai punggawa beberapa project terdahulu di steemit, seperti utopian.io dan project logo kreatif di steemit , @podanrj sebagai anak muda kreatif yang suka membangun relasi dengan berbagai pihak tentu memiliki beberapa angin segar tentang perkembangan masa depan crypto dimasa yang akan datang, @arie.steem juga sempat memberikan pandangan tentang bagaimana pengaruh crypto dimasa yang akan datang dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, khususnya provinsi Aceh mengingat Aceh kini telah menjadi perhatian dunia dalam pengguna yang memang memiliki komunitas Crypto user terbesar di Asia tenggara.

---

---

Meet up hunter team yang diwakili @my451r menyampaikan beberapa gagasan tentang wujud dari silaturrahmi antar steemian terjaga dengan baik, jangan hanya ada persoalan kecil tidak bisa diselesaikan hingga berlarut, sebagai bahagian Indonesian Community kami selalu siap berada bila dibutuhkan untuk membantu teman-teman steemian lainnya, baik sharing pendapat maupun mewujudkan berbagai visi steemian di masa yang akan datang, khususnya di Kota Lhokseumawe.

Mewujudkan Lhokseumawe Sebagai Kota Steem Pertama Indonesia

---

Kota Lhokseumawe memang dikenal sebagai pusat steemian di Indonesia, melalui kota bandar inilah steem masuk ke Aceh dan kini menyebar keseluruh nusantara, tentu tidak terlalu meninggi asa para steemian yang rata-rata pemuda kreatif yang berada di kota Lhokseumawe ingin mewujudkan Lhokseumawe sebagai Kota Steem Indonesia, dengan harapan tersimpannya sejarah ini dalam blockchain untuk dilihat oleh anak cucu kita dimasa yang akan datang.

---

---

Jika melihat google trend saat ini Aceh berada di urutan pertama untuk pencarian steemit di google, dan Lhokseumawe berada di urutan teratas dari beberapa kota di Aceh yang mayoritas masyarakatnya sudah mengenal steemit sebagai sosial media platform berbasis cryptocurrancy blockchain,maka tentu tidak terlalu berlebih bila memang sedikit rasa bangga ingin mewujudkan Kota Lhokseumawe sebagai Kota steem pertama di Indonesia, mengingat perjalanan steem di Indonesia dimulai dari kota ini.

---

---

Bukti lain yang mempertegas kota Lhokseumawe sebagai cikal bakal masuknya steem ke Indonesia adalah dua kurator project Indonesia berasal dari Kota Lhokseumawe, lengkap sudah perjalanan steem di Kota eks Petro dollar ini, mungkin memang sudah menjadi reikarnasi Kota Lhokseumawe yang dulu dikenal sebagai Petro Dollar (Penghasil Gas Alam dan Minyak Bumi terbesar di Aceh) kini menjadi Kota Steem (Pusat technology blockchain bersama komunitas masyarakat), Ini adalah mimpi yang masih tertunda, semoga terwujud hendaknya.

Nah steemian, itulah visi dan misi steemian di kotaku, bagaimana visi misi stemian di kotamu? Siapkah menjadi Kota steem selanjutnya di Indonesia?