Suksesnya Pemilihan Umum Tidak Terlepas dari Penyelenggara Pemilu
Pemilu yang bersih sangat di idamkan oleh masyarakat yang melakukan pesta demokrasi di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Karena tahun 2019 di Indonesia melakukan pemilihan Umum (Pemilu), baik untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta pemilihan Legislatif di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota.
Pada Sabtu tanggal 24 Februari 2018, Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat ditangkap polisi, gara-gara menerima suap berupa uang dan mobil dari calon bupati setempat. Uang yang diterima oleh tersangka bukan sedikit, diperkirakan 1 orang menerima hingga 200 juta. Dengan demikian kedua orang ini mencoreng nama baik dan netralitas penyelenggara pemilu dan ketidak percayaan masyarakat kepada penyelenggara pemilu.
Aceh termasuk dalam Provinsi di Indonesia yang melakukan pemilihan umum. Minggu (25/02/2018) Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Utara, menyelenggarakan ujian tulis serentak di sekolah-sekolah untuk menyeleksi Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat desa yang ada di wilayah Aceh Utara. Sekedar diketahui Aceh Utara memiliki 852 Desa dan PPS yang diperlukan untuk setiap desa 3 orang, berarti PPS yang di perlukan di Aceh Utara 2.556 orang.
Semoga dengan terpilihnya Panitia Pemungutan Suara nanti, dapat terbentuk panitia penyelenggara yang berkualitas dan dapat menjaga netralitasnya dalam bekerja sebagai penyelenggara pemilu. Karena suksesnya pemilu, bukan hanya dari keikutsertaan masyarakat dalam memilih, tetapi paling utama kesuksesan berada di tangan panitia penyelenggara.
Post yg menakjubkan
Jarang sekali ada orang yg mengabadikan foto seperti itu
Pemilihan yang adil dan aman, tanpa ada yang bermain tidak jujur itu yang diharapkan oleh masyarakat. Mantap bg
bereh bang amry
bang amry pu na ikut pps?