Munafik "Political'
Di koran hari ini, ketua DPRA kembali berkomunikasi cara kampungan. Menuduh gubernur MUNAFIK, hanya karena kepentingan perutnya tidak tersalurkan, dan menyatakan bahwa gubernur AROGAN karena tidak mengikuti drama yang dia mainkan.
Sebelumnya, ketua DPRA juga pernah menyebutkan gubernur SALAH MINUM OBAT, dan sengaja MELECEHKAN dewan karena tidak hadir dalam pembahasan.
Sebenarnya segala sifat buruk itu, seperti menepuk air di dulang, terpercik ke muka sendiri.
Siapa yang munafik tidak mau membahas RAPBA karena aspirasinya tidak terpenuhi. Diundang oleh kementerian di Jakarta, juga tidak mau datang.
Siapa yang yang munafik, di mulut berbusa ceramah tentang kepentingan rakyat, tetapi tidak mau mensahkan APBA.
Siapa yang arogan, diajak membahas APBA tetapi mementingkan reses, perjalanan dinas dalam dan luar negeri.
Siapa yang salah minum obat, saat pembahasan terhenti, tetapi masih berupaya mengemis kepada gubernur untuk diberi waktu tambahan.
Jadi, bukan gubernur yang perlu diimpeach, tetapi pimpinan dan anggota dewan yang bertingkah kayak boneka yang perlu diturunkan dan dimakzulkan.
Kalau tidak bisa kerja, TURUN! TURUN! Dalam otak cuman memikirkan istri baru, mobil baru dan rumah baru. Kalau tidak terpilih lagi, nyamuk pun tidak mau dekati.