Menderas ke Siak

Hari Puisi Indonesia dirayakan setiap satu tahun sekali puncaknya di Jakarta. Dengan dihadiri oleh sastrawan-sastrawan dari berbagai negara. Perayaan HPI ini tidak hanya dirayakan di Jakarta saja. Tapi hampir semua daerah ikut memeriahkan HPI. Diantaranya adalah Pekanbaru Riau.

Pada tanggal 4 Agustus 2017 yang lalu, sejumlah sastrawan dan penulis menghadiri acara Hari Puisi yang diadakan di sebuah kota Kabupaten Siak Pekanbaru Riau ini.
Acara HPI ini juga diawali dengan pembuatan antalogi bersama yang diberi judul MENDERAS KE SIAK. Yaitu kumpulan puisi dari penyair seluruh Dunia. Dan penerbitan buku ini bekerjasama dengan penerbit IMAJI yang dikelola oleh saya @willyana dan bang @musismail.

HPI Pekanbaru Riau ini dibuka oleh Bupati Siak Beliau sangat mensupport acara ini dan menyambut hangat tamu-tamu penyair dari berbagai negara. Antara lain : Negara Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam,Thailand, dan Indonesia.

Acara ini bukan hanya pertemuan penyair atau silaturahmi para penyair . Tapi acara ini dilengkapi dengan serangkaian acara. Untuk lebih mengenal Kota Siak itu sendiri. Para penyair diperkenalkan dengan situs-situs budaya dan lokasi wisata yang ada di sana. Dengan mengunjunginya.

Serangkaian acara tersebut antara lain : berkunjung ke Istana Siak Indrapura Pekanbaru Riau. Yang lokasinya dipusat Kota Siak. Melihat situs bersejarah ini sungguh merupakan pengalaman yang sangat bermanfaat dan tentunya berkesan bagi para pengunjungnya. Istana Siak ini memiliki berbagai mitos diantaranya adalah mitos Cermin Awet Muda Permaisuri Raja. Yang konon katanya apabila seorang (khususnya perempuan) bercermin di cermin itu, maka dia akan awet muda. Tentu saja mendengar itu semua para pengunjung khususnya perempuan rela antri untuk mencobanya. Wallahu alam.

Dari Istana Siak rombongan penyair acara HPI itu melanjutkan perjalanan menuju situs budaya yang lainnya yaitu ziara ke makam Raja Siak yang pertama yaitu Raja Kecik. Dengan perjalanan lebih kurang setengah jam dari Istana Siak. Di hari pertama ini perjalanan mengenal situs- situs budaya di Siak berakhir dan pada malamnya dilanjutkan dengan acara pembacaan puisi oleh para penyair.

Kemudian pada keesokan harinya dilanjutkan dengan acara berkunjung ke lokasi wisata di Siak. Salah satunya yaitu Lokasi Wisata Buluh Cina Kampar. Suatu lokasi wisata yang memerlukan waktu lebih kurang 4 jam untuk sampai kesana dari pusat Kota Siak. Dan sekaligus di lokasi ini adalah penutup dari segala rangkaian acara Hari Puisi Indonesia Pekanbaru Riau tersebut. Tapi waktu yang cukup membosankan itu akhirnya terbalas juga ketika sampai di lokasi tujuan. Suatu pemandangan yang luar biasa indah. Dengan hamparan sungai yang begitu luasnya. Dan untuk sampai ke Pedesannya kita harus menyeberangi sungai tersebut dengan sebuah kapal air. Setelah sampai di sebuah desa yang letaknya berseberangan dengan hamparan sungai tersebut kita disambut dengan atraksi Gajah yang merupakan satwa langka yang dilindungi di sana. Sungai Buluh Kampar ini juga menjadi sumber pendapatan bagi penduduk di sana dengan ternak ikan Patin. Maka tak heran jika di sana menu utama nya adalah pindang ikan Patin.

Itulah serangkaian acara pada peringatan Hari Puisi Indonesia Pekanbaru Riau. Takkan Melayu Hilang di Bumi.

Untuk sampai Kabupaten Siak ini, kita bisa menggunakan pesawat dari daerah atau negara kita masing-masing. Kemudian kita mendarat di Bandara Sultan Syarif II. Dari sana kita bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum Bus atau travel, atau taxi online sekitar 4 jam dari bandara.

Yuk siapkan waktumu untuk mengunjungi situs-situs budaya sekaligus refreshing juga liburan.
Semua foto merupakan koleksi pribadi.

Salam sastra penuh cinta
@willyana
Willy Ana