Mata Teduh dan Sesuatu yang Tersingkap

in #poetry6 years ago (edited)

IMG_20160924_165452.jpg

Setiap puisi, pastilah menyimpan cerita. Tidak ada puisi yang lahir dari langit dan tanpa sebab-akibat. Begitu pula dengan puisi ini. Tapi saya tidak ingin mengungkapkan kisah di baliknya. Saya khawatir itu akan mengurangi daya pikat puisi itu sendiri. Sesuatu yang terlalu terbuka terkadang tak asyik. Tidak ada lagi alasan bagi pembaca untuk penasaran jika semua diketahui dengan mudah.

Maka itu pun puisi ditulis tidak seperti esai: yang terang berderang. Puisi dihadirkan dengan karakternya yang unik. Dulu, ketika saya masih di Aceh pada awal 1990-an, ada "ungkapan" di antara kawan-kawan penyair --- Sulaiman Juned (Soel'S J Said Oesy), Deny Pasla, J Kamal Farza, Anhar Sabar (Naharuddin, alm), Anshor Tambunan, Win Gemade, Jarwansah dan lain-lain --- "puisi itu seperti buah ditutup daun".

Sulaiman Juned, dulu masih mahasiswa di FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Syiah Kuala, kerap mengucapkan kata-kata itu kepada teman lebih muda yang belajar menulis puisi. "Ketika daun disibak, baru keliahtan buahnya," begitu kita-kita Bang Soel, begitu kami akrab menyapa doktor bidang teater yang kini mengabdi di ISI Padangpanjang itu.

Nurdin F Joes, penyair yang lebih senior kala itu, lebih suka mengutip penyair Amerika Serikat, Ralph Waldo Emerson, yang mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin. Artinya, simbol berperan penting dalam mengantarkan isi puisi sekaligus memahaminya. Dengan kata lain, kita puisi disusun dengan kata-kata yang penun metafora dan simbol. Tidak terbuka.

Puisi yang terbuka dan terang berderang tentulah bisa terperangkap dalam esai yang disusun menyerupai puisi. Bahkan menjadi semacam berita seperti dimuat di media. Maka itu, "haram" hukumnya bagi penyair untuk menceritakan makna alias maksud puisinya kepada pembaca. Kecuali ia sedang mengisahkan proses kreatifnya -- bolehlah sekedar mengisahkan ada apa di balik puisinya.

Maka itu, mohon maaf saudara-saudara, saya tidak bisa menceritakan apa maksud puisi yang saya tulis pada 2006 dan pernah dimuat di sebuah media itu. Begitu pula saya tidak bisa menyingkap kisah di baliknya. Mari kita nikmati saja. Jika suka, ajak kawan lain untuk ikut menikmatinya, sekaligus memberi tanda apresiasi. Jika tak kena di hati, bisa langsung meninggalkanya. Semudah itu saja.

MATA TEDUH

aku melintasi rumahmu siang itu dengan mata
mencari-cari. di manakah tersimpan mata teduh
beserta cerita masa lampau: desir angin dari
pantai dan liukan tanganmu di senja temaram
menebar cahaya di keheningan

menitipkan pagi di matamu, anak-anak rambutmu
seketika terbang, seperti tarian rumput di hening subuh
bersijengkat dengan butiran embun yang luruh
semalam kita bermimpi lebih awal: bocah-bocah lucu
bermain di halaman

aku ingin berbaring dalam desir angin yang
menulis riwayat kita di atas batu
membangunkanmu seperti subuh itu
dengan ketap mulut dari luar pagar
lalu kita menatap pagi dengan cerita sekarang

tapi di manakah sisa hujan yang membentuk
titik-titik rumah di rambutmu
dengan sepetak danau membentang di halaman
dan angsa-angsa mirip perahu kapas berkejaran
menembus sore yang dingin

aku melintasi rumahmu sambil mencari-cari:
kau berdiri di tepi jendela dengan seekor merpati
mengibas-ngibas sayap putihnya
aku berhenti dan langit sekejab menjadi malam
kau menjelma burung-burung yang terbang jauh

Banda Aceh, Maret 2006

BAGAIMANA? Silakan tulis pengalaman Anda di bagian komentar setelah membaca puisi ini. Apa yang Anda tangkap dan suasana apa yang Anda rasakan. Saya akan membagi file ebook saya -- dari buku antologi puisi Tarian Cermin (2007) -- kepada Anda yang menuliskan kesannya tentang puisi itu. Sepahit apa pun, tulislah, hehe.... Oh ya, jangan lupa mencantumkan email untuk pengiriman file ebook ya.

Palmerah, Jakarta, 5 Januari 2018
MUSTAFA ISMAIL | musismail.com | @musismail

Sort:  

hi @musismail postingan yang berkualitas ini berhasil ditemukan oleh Team kurator OCD!

Balas komentar ini jika Anda bersedia postingan ini untuk dibagikan.Dengan menyutujui hal ini,anda mendapatkan kesempatan untuk menerima reward tambahan dan salah satu gambar dari postingan ini akan kami gunakan dalam kompilasi harian kami.

Ikuti @ocd- untuk mengatahui project kami lebih lanjut dan membaca postingan berkualitas yang lainnya.

siap. Silakan. Terima kasih.

Apa kabar bang? Senang bisa juimpa lagi di sini dan menikmati karya hebat abang!

Kabar baik mbak Mariska. Lama tidak muncul di Facebook, apakah sudah "cuti" dari aktivitas di FB. Ya, saya baru belajar bersteemit. Dan ternyata menyenangkan. Jangan segan-segan memberi masukan kalau ada hal-hal yang kurang tepat ya mbak. Makasih. Salam

Abang... minta no WA lagi... punya abang hilang setelah HP saya rusak... dan FB saya kan dibajak orang bang... malas saya sudah.... bagi ya Bang, supaya gabung juga dengan teman-teman lain dari Aceh dan daerah lainnya.

Oh sip mbak. Ini nomor WA saya: 085289994003. Makasih banyak ya mbak. Sukses selalu.

Coin Marketplace

STEEM 0.27
TRX 0.11
JST 0.031
BTC 67851.83
ETH 3772.50
USDT 1.00
SBD 3.61