Lamno dalam kanvas Ibuku
Sepanjang kanvas yang digelar ibuku, ada banyak kenangan yang belum bisa kuunggah menjadi lukisan. Tanganku gemetar tatkala pulang ke rumah lama dengan pagarnya yang ringsek digok-gok tsunami.
Ayah mengajarkanku memegang kuas hari demi hari. Sembari sekolah paginya, aku tak pernah menamatkan apa-apa selain menghafal jalan pulang melewati Pos Brimob dengan seekor anjing tua yang sok garang.
Lamno, pernah begitu akrab dengan moncong senjata serdadu. Aku tak tahu apa-apa, aku lebih nyaman di peluk ibu yang setia mengusir ketakutan demi ketakutan. Ibu adalah tameng hidup bagi kekerasan yang pernah hadir tanpa ketuk pintu ke kampungku.
Untuk itu, Lamno kucintai setara ibu.
Bereh
Teurimong geunaseh, 😁😁
Sama²