RE: Sudahkah Angin Sampai Padamu?
Maafkan aku
Bukan burung cantik itu yang tak sampai. Hanya saja aku lelah dengan aktivitasku. Maafkan aku, burung itu menepati janjinya, ia datang dengan senyum. Awalnya aku tak acuh padanya, namun seakan pesan yang ia sampaikan itu sangat penting. Akupun menemuinya. Ia mengatakan kalau kamu Rindu.
Tahu tidak, ku pikir ia berbohong, sebab kau bukan hanya rindu padaku, ada hasrat ingin bertemu. Tapi tak tahu arah mana yang harus kau tuju. Tahu aku tak mengabarimu kenapa? Aku hanya ingin membiarkanmu sehari tanpa aku, dan sehari aku tanpamu.
Aku salah, dan hampir kalah. Sebab aku tak bisa untuk itu. Setiap langkah ku pikir aku melangkah denganmu. Sore tadi misalnya. Apa kamu tak mendengarnya? Ku sebut namamu sampai tiga kali dengan sangat keras.
Kau tak harus menyapaku, sebab kelak aku akan selalu menyapamu, setiap mau tidur ku bisikkan sesuatu untukmu "Nury ku, tidurlah dik, aku akan menjagamu hingga terlelap". Bahkan setiap pagi akan ku sapa kau melalui puisi-puisi manis dari hatiku "Selamat pagi tuan putri, sudah bangun? Sebenarnya aku sengaja tak membangunkanmu, sebab kau sangat cantik ketika tidur, jadi ku biarkan saja sampai aku puas memandangnya". Tapi nyatanya aku tak juga puas. Harus ada belaian lembut darimu, setidaknya kau bersandar dibahku. 😊😊😊.
Percayalah, akupun merindukanmu disini, dari sudut kota ini aku merayumu.
Luar biasa godaannya 🤣🤣👍👍
Kabuurrr aku ketahuaaaannn...😂😂😂
Hmm terima kasih sudah membalasnya.
Terima kasih untuk rayuan yang sama. Aku menyukai caramu berdrama dan berpura-pura. Bukan kamu! tapi kita. Iya, kita sama sama sedang berpura-pura. Meskipun aku pernah berbahagia atas sesuatu yang kuanggap hanya sekadar main 😂
Thanks a lot 😊