SEPENGGAL CELOTEHKU DI KABIN SUNYI

Kak, ini aku ... adikmu
Kembali datang kepangkuan hangatmu dengan membawa seikat pilu
Tentu saja, kusertakan jua pita merah jambu sang rindu
Dan sepenggal celotehku di kabin sunyi yang ku tulis mengunakan pena waktu

Kak,
Sepagi tadi
Ribuan embun t'lah datang bertamu
Dia mengunjungiku, membawa pinangan beserta bingkisan sendu nan merayu

" Duhai dewi, izinkan aku; sepi, untuk meminangmu, 'kan kujadikan engkau teman sejati dalam perjalanan ini, bersediakah??..."

Kak,
Katakan padaku
Haruskah kuterima semua itu!!

Oh kak,
Otakku terasa membeku
Gigil menyelubungi semua debar yang kian tak menentu
Akhirnya, bulir bening pun menjamu
Hadir dengan isak berkabut semu

Kak,
Sesaat ketika aku hendak menganggukkan kepala
Tiba-tiba, kau berseru dalam dentuman aksara
Memaksaku tersadar dengan menyeret sekuntum bahagia

" Dik, bangunlah, ini hanyalah mimpi, takkan kubiarkan derai jiwamu merapuh, 'kan kupastikan duri yang bersemayam di hatimu, luluh "

Kak,
Tetaplah kau mengawasi semua gerak dan langkahku dengan semburat doa berdawaikan keindahan diksi
Sebab suatu saat nanti ... dan itu pasti terjadi
Aku akan kembali jatuh serta berdarah lagi

Kak,
Lihat kini
Senyumku mengembang seperti kelopak mawar berduri
Bukan tertanam sebagai penghias taman surgawi
Melainkan, hanya pemanis di tepi segara ilusi

Kak,
Aku kembali terperangkap jerat mesra sang adidaya tak kasat mata...