Umur yang Rapuh
UMUR YANG RAPUH
jatuh di usia yang rapuh
di rumput halaman yang tumbuh
tulang belakang terlipat, kulit tipis sobek berkerut
obrol tak jelas, gigi hampa angin merayap masuk
sendok makan di jari gemetar, daging keras kuah tumpah
volume televisi tertinggi sayup sampai
sampai tersadar, belum waktunya tergelincir
diam penuh makna, anggun malam panjang
belum memudar matahari terbenam
di samudera, hanya tersandung
tersandung, lilin padam cahaya fosfor
telah patah batu-batu, darah gejolak
merekah, di dagu serpihan remah
mencakar mengais, kotor berlumpur di halaman
tak berujung, membosankan
jatuh di usia yang rapuh.
Bandung, 3 Juli 2018
Keren bangett puisinya ayah.
Ketika raga yang kokoh itu tak lagi ada, yang tersisa hanya hati dan cinta padaNya. Semoga jika tiba waktunya, berujung bahagia tiada sesal. 🙏🏻
Btw, lukisan itu apa mas bikin sendiri?