Rumah Tua Yang di Makan Usia
Hanya ada jalan setapak menuju ke sana, rumah tua dalam pelukan hutan. Aku berjalan pelan, daun kering berbunyi ketika kuinjak. Ujung belukar yang menghalangiku ketepis jauh-jauh. Tak sampai lima puluh langkah aku sudah berdiri dekat sumur telanjang tepat di depan rumah tua. Kuperhatikan rumah kosong itu dengan seksama. Ia masih berdiri kokoh dengan rangka kayu-kayu yang menyeruapkan bau-bau misteri. Kuberanikan diri masuk ke dalam, lantai di tutupi pasir, undur-undur membuat sarang di sana sini. Beberapa dinding sudah tanggal, yang berjendela masih ada.
Aku tak berani mendekati tangga yang menghubungkan lantai dua. Ada semacam hawa yang membuatku merinding. Aku sendiri. Tiba-tiba, aku ingin cepat-cepat pergi dari sana, setelah beberapa sudut kujadikan lembar foto. Kembali ke jalan yang sama kulalui. Kemudian aku tahu, rumah itu peninggalan warisan. Namun pewarisnya meninggalkan rumah tua dan memilih membikin rumah lain yang lebih modern dekat jalan aspal dan keramaian.
Pada waktunya yang tua-tua akan hilang. Dan akan muncul kembali dalam cerita-cerita.
Daerah toh nyan bang... that seram hie...
Di gampong nek long. Awe geutah
Harus tajak sang sigoe..
Penasran loen.. pakon ek gsutinggai meunan rumoh nyan...
Pewaris geu peugeut rumoh laen. Rumoh nyan tetangga beda lampoh ngeun rumoh Tgk Chiek Awe Geutah.
Rumah tua dimakan usia namun tetap kokoh berdiri.
Designer orang jaman luar biasa mampu berpikir mendesign rumah anti gempa.
Hana dua emang designer jameun.
Na cocok di peugot uka-uka? Haha
Dunia lain lebeh cocok. Haha
Ukeu yang tua2 yang dimita
Nyo manteung na, geut geu hireu.
Kop bereh tulesan droeneuh @zeds,,, hehehhehe
Terima kasih bg @taministy, meuka lon kupruk laju, hehe