Tahukah Makna dari Garis Amplop?

Pengalaman telah mengajarkan banyak hal. Betepa kecewanya Linyai, di saat malam lebaran ia kehilangan sandal homyped yang baru dibelinya. Padahal sandal tersebut belum dibayar lunas. Linyai terikat kredit dengan abang pedagang sandal.

Kemarin, Linyai menerima selembar amplop yang diberikan oleh seorang pencari alamat rumah pak Lurah. Dengan penuh ketulusan, Linyai berupaya menolak atas pemberian amplop itu. Linyai merasa tidak pantas menerimanya. "Sebatas menunjukkan alamat Lurah, kok dikasih amplop?" Pikirnya.

"Rezeki tidak boleh ditolak! Terima saja, Nak." Ucap lelaki pencari alamat. Lantas, lelaki itu memasukkan amplop berbingkai garis merah-biru secara paksa ke dalam saku baju Linyai.
"Memang, rezekinya anak saleh!" Linyai membatin.

Tiba di surau, Linyai membuka amplop yang bertepi merah-biru. Di dalamnya tak ada benda apa pun yang bisa diambil dan dimanfaatkan. Kita tidak bisa menduga apakah lelaki pencari alamat rumah pak Lurah itu sengaja memberikan amplop kosong atau memang ada beberapa amplop lain yang benar-benar sudah berisi uang. Barangkali beliau khilaf dan tidak sempat memeriksa lagi sebelum akhirnya diserahkan kepada Linyai.

Malamnya, Linyai duduk di rangkang Jalur Gaza bersama tim pengamat Timur Tengah. Rangkang inilah yang menampung segala isu-isu hangat yang beredar di kampung. Tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan tentang bingkai garis merah-biru yang ada di amplop ekonomis itu.

"Siapa yang tahu tentang makna garis merah-biru yang ada di tepi amplop? Sudah puluhan tahun aku melihat bentuknya seperti itu-itu saja! Tak pernah diupdate." Ujar Linyai.

"Agar bisa kita bedakan yang mana amplop dan yang mana bukan amplop," jawab Madui.

"Garis tersebut akan bercahaya di saat gelap, andai jatuh atau tercecer di jalan akan mudah ditemukan oleh siapa saja yang melihatnya," sahut Surya.

Wak Lah membantah jawaban dari dua pengamat itu. "Kalian salah! Makna garis tepi merah-biru sebagai pagar untuk uang, sebab ukuran uang tidak lebih besar daripada garis tepi. Uang tersebut tidak akan keluar dari pagarnya!"

Linyai melanjutkan, "Memangnya apa isi amplop itu Lah? Dan apa bedanya dengan amplop putih polos?"
"Jangan kau tanyakan lagi Nyai! Kalau amplop yang bergaris tepi merah-biru itu sudah jelas uang di dalamnya bernilai sepuluh ribu ke bawah, sedangkan amplop polos putih yang memiliki ukuran lebih besar akan memuat uang yang bernilai lima puluh ribu ke atas. Dan tidak dipakai untuk mengisi uang dua ribuan. Nah kau sering memberi dan menerima amplop yang mana?" Tegas Wak Lah.

Linyai trauma. Madui dan Surya saling menatap tajam. Tiga jam yang lalu, Surya menginjak sebuah amplop putih polos di lorong ketupat di saat hendak menuju ke rangkang Jalur Gaza. "Jangan-jangan isinya seratus ribu ke atas". Surya melompat dari rangkang.