Membaca Indonesia
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengajak kita kembali Membaca Indonesia. Saat ini, perkembangan diskusi dan dialog yang tumpah di media sosial. Perdebatan yang terbatas oleh jumlah kata dan karakter memperuncing masalah sosial.
Perdebatan masalah perbedaan telah ada sejak dahulu. Bagaimana perbedaan muncul, semua tertuang dalam catatan sejarah. Bahkan, media cetak pada masa kolonial sudah memuat berita tentang praktek-praktek korupsi. Begitu juga masalah kebangsaan saat ini.
Oleh sebab itu, Desk Politik Hukum Harian Kompas menyusun ulang catatan yang berasal dari liputan dan dialog. Membaca ulang berbagai referensi. Diskusi dengan KPK, MPR, DPR, PP Muhammadiyah, PB NU membawa tangan-tangan penulis #MenyatukanKepingan catatan ke dalam bentuk buku.
Budiman Ranuredjo mengatakan bahwa pilihan menulis buku adalah solusi. Sebuah pegangan bagi generasi milenial. Generasi zaman now yang terbiasa dengan postingan singkat. Perlu Membaca Indonesia dari catatan jurnalis Harian Kompas. Dengan menyatukan kepingan maka buku ini menjadi salah satu bacaan untuk Membaca Indonesia.
Harian Kompas meluncurkan buku Membaca Indonesia - Menyatukan Kepingan pada, Senin, 13 Agustus 2018 di Lantai 5 Menara Kompas, Jalan Pal Merah, Jakarta.
Peluncuran menghadirkan para pembaca yang juga menjadi pembicara:
- Bambang Soesatyo, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
- Zulkifly Hasan, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
- Agus Rahardjo, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
- Haedar Nashir, Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah
- Pengurus Besar Nahdhatul Ulama
- Eko, Kantor Staf Presiden
Subhan SD, seorang kolumnis politik harian kompas memandu acara diskusi Membaca Indonesia: Menyatukan Kepingan.
Judul Foto | Membaca Indonesia |
---|---|
Kamera | HP Samsung A5 |
Pengaturan | Otomatis |
Lokasi | Menara Kompas |
Salah satu buku yang wajib dibaca pada musim pemilu seperti sekarang @andrianhabibi. Saya ada di Jakarta, kapan bisa jumpa? hehehehe