PENIPUAN SEJARAH DI DEPAN MATA
Laksamana Malahayati & Cut Nyak Dhien Pahlawan Indonesia?
UNTUK menambah keyakinan tentang benarkah pahlawan Aceh seperti Teuku Umar dan Cut Nyak Dhien berjuang melawan penjajah Belanda hingga akhirnya berkesinambungan untuk kemerdekaan Indonesia, saya membuka kanal youtube film Cut Nyak Dhien (1988) yang bisa ditonton kembali gratis oleh siapa saja. Meskipun sutradara dan seluruh pemeran film tersebut warga negara Indonesia namun saya tidak pernah mendengar sepatah katapun nama Indonesia yang keluar dari mulut pemeran utama film Cut Nyak Dhien tersebut, tidak juga oleh Teuku Umar.
Hari ini, 17 Agustus, tadi pagi di Lapangan Blang Padang Banda Aceh di buat drama teaterikal tentang perjuangan Aceh yang perankan oleh Resimen Induk Daerah Militer Iskandar Muda (Rindam IM) Banda Aceh yang salah satunya memeran tokoh Cut Nyak Dhien.
Saya yakin sekali semua juga tahu--kecuali pura-pura tidak tahu--bahwa sebenarnya pahlawan Aceh tersebut tidak pernah mendengar nama Indonesia dan juga tidak pernah melihat bendera Indonesia semasa hidupnya, apalagi berjuang untuk kemerdekaan Indonesia--tidak pernah. Buktinya Teuku Umar gugur di medan perang tahun 1899 dan Cut Nyak Dhien meninggal tahun 1908.
Nama Indonesia wujud sekitar tahun 1928 saat sumpah pemuda dilakukan, dan itupun santer terdengar nama Indonesia beserta jiwa nasionalismenya di pulau Jawa sana. Perlu diketahui bila pembohongan publik ini sering terjadi di Indonesia. Penipuan sejarah yang dilakukan oleh penguasa akan menjadi faktual bila dilakukan berulang-ulang tanpa ada yang mengkritisinya.
Setiap tahun di Aceh lahir para sarjana. Begitu juga tidak sedikit kaum cendikiawan serta ulama pada umumnya bergelar Master. Apakah mereka ini tidak tahu atau pura-pura tidak tahu dengan penipuan sejarah yang ada didepan matanya? Mengapa ulama yang berada di ketiak penguasa seperti tutup mata? Benarkah mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?