Otak Seks #5 : "Yang Penting Duitnya!"
Waktu terus berjalan dan peradaban semakin dipenuhi beragam pesona keindahan di mata yang menggoda. Teknologi yang tinggi memudahkan keinginan tercapai dan nafsu terpuaskan. Uang menjadi segalanya dan seakan uang benar bisa membeli semuanya, termasuk kebahagiaan dan harga diri.
Foto: "Teratai" - Doodle art karya pribadi.
Entah sudah keberapa kalinya saya mendengar desah para perempuan tentang pasangan dan uang. Tidak semua mengejutkan dan membuat hati ini malu sebagai perempuan, namun ada banyak sekali yang masih membuat saya tidak habis pikir. Emansipasi dan feminisme yang dijadikan alasan untuk maju ternyata bisa berubah hanya karena uang.
"Saya tidak terima jika suami saya tidak memberikan semua gajinya ke saya. Keenakan di dia, dong! Saya sudah capek urusin anaknya, masa dia nggak kasih semuanya ke saya?!".
Wow!!!
"Ah, buat saya yang penting duitnya saja! Dia mau datang mau nggak, memangnya saya pikirin? Bagus dia nggak datang, saya jadi nggak perlu layani dia. Pokoknya, kirim sajalah duitnya!".
Alamak!!!
"Malas banget layani suami kalau dia nggak bawa uang belanja. Duh, hari gini masih mikirin begituan? Duitnya saja dululah! Pusing kalau nggak ada duit! Sema harus dibayar pakai duit!"
Masya Allah....
Pantas saja sekarang banyak pria yang selingkuh dan mencari istri lain. Saya yang perempuan saja mual mendengar semua itu. Tidak heran juga bila perempuan terus direndahkan pria, ya, mau bagaimana? Nilainya hanya sebatas duit. Duit, duit, duiiittt terus!!! Pokoknya duit!!!
Itu kalau sudah menikah, kalau masih pacaran atau hendak nikah sudah begitu, repot banget! Apa tidak ada yang lebih penting di dunia ini selain duit?! Bagaimana jika sudah menikah nanti, keadaan berubah? Apa tidak semakin ruwet jadinya kehidupan? Kapan bahagianya?!
Barangkali perempuan-perempuan ini tidak sadar bahwa pria juga punya hati dan pikiran. Bisa saja mereka tidak mau ambil pusing soal ini, yang penting sepadan dengan apa yang diberikan. Yah, seperti jaga anak, meski anak berdua, yang penting bapak tak usah repot. Anggap saja bayar pembantu, baby sitter, sekaligus teman tidur. Murahlah kalau dihitung-hitung!
Jikapun berpikiran sangat jahat, bisa saja suami atau pacar mereka ini hanya menghitung keuntungan. Lumayan, kalau sebulan dikirim Rp. 5 juta, dan bisa "dipakai" seminggu tiga kali, hitungannya jadi hanya sekitar 400 ribuan sekali pakai. Ya, bolehlah!
Duh, amit-amit!!! Ada, loh, pria yang begitu. Saya pun diajari olehnya tentang cara dia berpikir terhadap perempuan seburuk itu darinya. Logika ekonomi rentenir banget, deh!
Beruntung bila mendapat suami yang baik hati, shaleh, penuh cinta, sabar, lembut, menerima apa adanya, tidak banya menuntut, tulus, dan ikhlas. Setia lagi! Haduh-haduh! Betapa ruginya bila tidak menyadari semua itu. Susah sekali mencari pasangan yang seperti demikian. Walaupun mungkin tidak bisa memberikan duit sebanyak yang diimpikan, tetapi semua itu jauh lebih berharga dari semua uang di dunia ini. Tidak adalah manusia yang sempurna, pasti ada saja kekurangannya.
Duhai perempuan, apalah artinya keindahan diri bila uang menguasai hati dan pikiran? Duit memang dibutuhkan dalam memenuhi kehidupan ini, tetapi banyak hal lain yang tidak ternilai harganya. Ingat bagaimana Siti Khadijah yang kaya raya pun tidak pernah menuntut harta dari suaminyaa, Nabi Muhammad SAW. Tidak ada uang mahar ataupun uang belanja dan lain-lain yang diminta. Bahkan semua harta diberikan kepada suaminya tercinta untuk berjuang.
Bagaimana? Masih ingin duit saja?! Tak mengapa, semua adalah pilihan. Yang terpenting siap saja dengan segala resikonya dunia dan akhirat. Sekarang yang tertawa paling besar belum tentu sanggup tertawa lagi kemudian. (20)
Bandung, 17 September 2017
Salam hangat selalu,
Mariska Lubis
mantap mbak @mariskalubis
Terima kasih ya Ipan...
sama sama kak @mariskalubis
The best banget kak 👍
Terima kasih ya... :)
Mungkin perlu diadakan "Siti Khadijah Award", biar banyak kaum hawa berlomba menjadi role model seorang Khadijah
Iya barangkali...
Luar biasa mbak.
Terima kasih Abu...
Keren x judul nya, membuat para pembaca #otakseks tertarik utk membaca wkwkkk. Semogq tembus upvote meñjulang tinggi hehee
Amin... hehehe...
Selalu enak dibaca dan penting
Seperti koran, bang! Haahaha... terima kasih ya.
mantap mbak @mariskalubis tulisannya
Terima kasih....
Malas banget layani suami kalau dia nggak bawa uang belanja. Duh, hari gini masih mikirin begituan? Duitnya saja dululah! Pusing kalau nggak ada duit! Sema harus dibayar pakai duit!
Repot banget yaa
Banget! Kasihan suami2 yang istrinya hanya mau duit!
Ada pesan moral yang hebat dalam postingan ini. Semua tidak melulu harus duit. Wahai para wanita, titulah akhlah Khatijah.
Yah, beliau sangat mulia...
Tulisan ini amazing..., kalo bahasa aceh "hudep ngeun peng di pe maen le bungong donya", hidup dengan duit dimainkan oleh bunga-bunga dunia.., dan jangan sampai diperbudak duit.., karena masih ada langkah manusia di alam akhirat nanti yang Awalannya dari dunia
Peribahasa yang cantik... terima kasih telah menambahkannya sebagai bunga yang cantik utk tulisan ini...