Pasang surut perkembangan Terminal Terpadu Langsa dan pengaruhnya terhadap masyarakat Kota Langsa tahun 1996

Hallo steemian .. !!! 

Apa kabar semuanya, semoga kita selalu diberikan kesehatan dan umur panjang oleh tuhan yang maha esa. Selamat beaktifitas bagi seluruh stemiaaan dimana pun berada. Hari saya akan membahas tentang Pasang surut perkembangan Terminal Terpadu Langsa dan pengaruhnya terhadap masyarakat Kota Langsa tahun 1996.

()

Semua masyarakat kota Langsa mengetahui tentang terminal terpadu Langsa (masyarakat Langsa lebih mengenal istilah terminal baru) yang memiliki berbagai macam fenomena, dimana sejak dibangun pada tahun 1996 saat itu Langsa masih status Kotif Langsa dan serta Ibukota Kabupaten Aceh Timur. Dengan demikian, maka status terminal terpadu Langsa dikelola oleh Dinas Perhubungan Aceh Timur dan selama setahun juga terhenti kegiatannya sebelumnya dikelola oleh Organda (Organisasi Gabungan Angkutan Darat) Aceh timur yang juga terhenti setelah kegiatannya berjalan setahun ketika masa konflik Aceh. Namun pada tahun berikutnya terminal terpadu Langsa dikelola oleh Dinas pendapatan daerah Aceh Timur hingga sampai tahun 2000, dimana fungsi dan peranan kota Langsa sebagai terminal dan pusat pengembangan Daerah Tingkat II Aceh Timur akan tampak sekali sebagai peranan tempat translit antara dari Medan menuju ke Banda Aceh ataupun sebaliknya (Perecanaan Kota Langsa, 1976: hlm.7). 

Terminal baru yang terletak di gampong Simpang Lhee Kecamatan Langsa Barat. Sejak diaktifkan beberapa tahun kemudian mengalami sepi penumpang atau sangat jarang dimanfaatkan masyarakat yang akan hendak ke luar daerah Langsa ataupun sebaliknya. Ketika memasuki tahun 2000 sampai tahun 2003 bangunan megah terminal tersebut sempat terbengkalai dan tidak terawat akibat semua aktivitas terhenti dikarenakan konflik kepanjangan di Aceh. Namun oleh karena itu Lokasi terminal baru tersebut digunakan sebagai tempat tinggal tentara BKO (Bawah Kendali Operasi).  Ketika setelah pemekaran Kota Langsa menjadi status kota madya pada tahun 2001, hingga sampai saat menjelang perdamaian terminal baru masih digunakan sebagai tempat tinggal militer ketika konflik. Namun saat setelah perdamaian di Provinsi Aceh terminal Langsa yang dikosongkan ketika militer di pulangkan ke Pulau Jawa. Pada akhirnya terminal kembali difungsikan atau diaktifkan kembali ketika masa Walikota Langsa definitif pada saat itu menjabat Bapak Zulkifli Zainon dan dikelola melalui Dinas Perhubungan Kota Langsa sampai sekarang ini. 

Kesesuaian arahan penggunaan lahan pada lokasi alternatif pembangunan terminal sangatlah penting, untuk menghindari terjadinya penyimpangan rencana kota. Selain itu ketersediaan fasilitas dan utilitas penunjang juga sangat penting dalam pemilihan lokasi terminal. Dalam hal ini kriteria tapak sangat penting, kriteria tapak meliputi harga tanah, penggusuran tanah, topografi dan lahan yang tersedia. Sebagai sarana perdayaan ekonomi sosial perkotaan, mulai dari Peremajaan dan pembangunan saat ini tengah gencar-gencar dilakukan oleh pemerintah karena memiliki arti penting dan strategis untuk sektor pemerintah Kota (Purnawan Basundoro, 2012: 45-52).   Namun akan menjadi momentum yang tempat peningkatan PAD Pemerintah Kota Langsa, dalam meningkatkan tampilan fisik Terminal Baru diwilayah pemko Langsa yang selama ini dikenal kurang nyaman bagi masyarakat Kota Langsa ketika singgah dikarenkan terminal baru jauh dari pusat perkotaan. Akan tetapi sangat diharapkan ketika difungsikan terminal baru Kota Langsa ini nantinya akan menjadi pemerataan pada sektor ekonomi di Langsa, sehingga tidak ada lagi penumpukan penumpang dan Calo menaikan atau menurunkan penumpang sembarang serta menjadi tempat diferensisasi komoditi jantung perekonomian dan perputaran uang (http://acehterkini.com, diakses pada tanggal 01 April 2015 pukul 10.12. Wib). 

()

Terminal Langsa sebagai sarana perdayaan ekonomi sosial perkotaan, Peremajaan dan pembangunan saat ini tengah gencar-gencar dilakukan oleh pemerintah karena memiliki arti penting dan strategis untuk sektor Ekonomi. Daerah pengembangan Tingkat II Aceh timur ketika Langsa menjadi ibukota Kabupaten, namun dalam sistem pengembangan wilayah ini sesuai dengan regionalisasi Bappenas & Bappeda Kota Langsa yang menjadi tempat salah satu persinggahan. Selain itu keberadaan terminal diharapkan dapat membantu memacu agar kawasan disekitarnya lebih cepat mengalami perubahan (berkembang), sehingga banyak terminal-terminal yang ada di dalam kota dialihkan ke daerah pinggiran dengan harapan dapat memacu perkembangan kawasan tersebut disamping untuk mengurangi kemacetan di dalam kota.  Lokasi terminal sangat ditentukan oleh konsep pelayanan angkutan umum di suatu kota. Berdasarkan studi Dirjen Perhubungan Darat tahun 1994. 

Namun berdasarkan pada tahun 1975, terminal Langsa pertama kali berdiri di Peukan Langsa tempatnya di eks tempat terminal lamal sekarang. Namun terminal lama langsa tidak mampu lagi menampung daya kendaraan dari arah Medan dan arah Banda Aceh, dan lagi terminal lama Langsa juga masuk dalam perkotaan, atas inisiatif pemerintahan Kabupaten Aceh Timur dan berkerja sama dengan Kota Administratif Langsa maka perencanaan terminal direlokasi pada awal tahun 1990-an pun dicanangkan dikarenakan keluarnya keputusan Menteri Perhubungan tentang lokasi terminal. Namun Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995 tentang terminal transportasi jalan (bagian kedua pasal 3,4,5), tercantum jenis-jenis fasilitas umum yang ada di terminal. Fasilitas terminal penumpang terdiri dan fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Terminal lama mulai diadakan wacana rencana relokasi perpindahan tahun 1990, pada saat itu lahan atau tempat terminal lama masih di daerah Peukan Langsa. 

Tempat terminal Langsa pertama kali berdiri di Peukan Langsa ini pada wajana sebelumnya dijadikan hanya sebuah terminal antar kota dalam wilayah kota Langsa yaitu tertminal khusus mobil mini bus, mobil jumbo, dan mobil Sudako. Sebab juga ada beberapa faktor mengapa terminal relokasi perpindahannya, karena lingkungan atau lahan yang sudah ada tidak mampu menampung dan mencukupi lagi untuk kapasitas kendaraan besar seperti Bus antar kota yang keluar masuk simpang gampong Blang. Kemungkinan untuk diperluasan ataupun direnovasi sehingga luas tidak mungkin lagi dikarenakan terminal di Peukan Langsa terletak di pusat perkotaan Langsa, maka dari itu timbulah wacana perpindahan terminal diawal tahun 1990-an dan sehingga pada tahun 1995 akhirnya pemerintah mengusulkan untuk relokasi perpindahan terminal lama ke tempat yang baru mampu dikembangkan potensi perkembangan perkotaan sekaligus perluasan kota Langsa. 

Ketika terminal Langsa setuju di relokasi ketempat lain diluar daerah pusat kota, setelah persetujuan pemerintah pusat provinsi, pemerintah Kabupaten Aceh Timur serta pemerintah Kota Administratif Langsa, maka ada beberapa opsi untuk usulan tempat relokasi terminal lama ke tempat baru ada beberapa pertimbangan yaitu Simpang Komodor (Gampong Birem Puntong), simpang Tugu Satlantas (Gampong Teungoh), dan serta Gampong Langsa Lama. Namun tim dari Banda Aceh memutuskan kepada Timispeda dari Aceh Timur untuk memindahkan terminal lama ke terminal Baru di Gampong Simpang Lhe, Kecamatan Langsa Barat dengan didukung kondisi lingkungan sekitar yang masih bisa dilakukan perencanaan tahap berkelanjutan. Jika perhatikan Peran Pemerintah kota Langsa dalam bidang perkembangan infrastruktur pembangunan kondisi jalan sangat memperhatikan karena selain berfungsi jalan elak Bus menuju terminal dan di lalui truck muatan besar yang melewati Jalan Prof. Majid Ibrahim. Selain segi adanya terminal kota Langsa, Jalan Prof. Majid Ibrahim. Selain dibangun terminal di gampong Simpang Lhee, dimana perencanaan tahap berkelanjutan untuk perluasan yang sangat didukung kondisi lingkungan sekitar apabila kemudian hari yang masih bisa dilakukan terminal baru Langsa untuk perkembangannya karena wilayah tersebut merupakan pinggiran kota.  

Keadaan Terminal baru kota Langsa yang baru saja direvitalisasi dalam kondisi memprihatinkan. Pasalnya, konstruksi jalur masuk bus menuju terminal terlalu kecil, sehingga bus besar tidak bisa masuk ke dalam terminal. Akan tetapi sangat diharapkan ketika difungsikan terminal baru Langsa ini nantinya akan menjadi pemerataan pada sektor ekonomi di Langsa, sehingga tidak ada lagi penumpukan penumpang menaikan atau menurunkan penumpang sembarang serta menjadi tempat diferensisasi komoditi jantung perekonomian dan perputaran uang. Namun demikian masyarakat tetap mengeluh tentang letak terminal kurang strategis dikarenakan mempunyai kelemahan tiga titik rawan penumpang yang sampai saat ini belum ada penyelesaian yaitu simpang Komondor, simpang gampung Blang dan simpang  lantas (Tugu Perjuangan) banyak penumpang yang menanti angkutan umum yang melintas untuk tujuan masing-masing, dikarenakan biaya yang diperlukan lebih murah di tiga simpang tersebut ketimbang harus ke terminal, sehingga terminal terpadu Kota Langsa hanya menjadi sebuah bangunan yang megah tanpa kegiatan yang maksimal sebagaimana layaknya aktivitas sebuah terminal terpadu. 

()

Seperti halnya kapasitas jalan, kepadatan lalulintas pada jalan yang berhubungan langsung dengan lokasi terminal akan mempengaruhi kelancaran pergerakan arus masuk dan keluar terminal. Hal tersebut tidak lain dimaksudkan untuk lebih banyak menangkap akses-akses dari arah pesisir timur Provinsi Aceh untuk memacu pertumbuhan ekonomi dalam rangka menghadapi era otonomi daerah. Terminal Kota Langsa yang telah ada mempunyai skala pelayanan bersifat regional yang melayani trayek-trayek antar daerah/kota di Banda Aceh, Sigli, Bireun, Lhoseumawe, dan Medan. Dalam menghadapi perkembangan sistem angkutan umum, terminal baru Kota Langsa perlu mengadakan pembenahan dan penambahan fasilitas. Terminal Baru dalam kondisi yang sekarang, sangat sulit diadakan pengembangan tertutama dalam hal pengembangan fasilitas utama untuk mengantisipasi perkembangan lalu lintas.  Standar luasan untuk terminal kelas A adalah ± 5 Ha, sedang Terminal baru Kota Langsa hanya mempunyai luasan 4 Ha. Untuk mengadakan perluasan, terminal Gampong Simpang Lhe, Kecamatan Langsa Barat terbentur kepada kondisi lingkungan sekitar. 

Disamping itu kondisi terminal Kota Langsa sudah semakin semerawut. Kesemerawutan terminal tersebut antara lain nampak pada pintu keluar. Umumnya mikrobus yang mau keluar berhenti dahulu di pintu keluar untuk menaikkan penumpang. Hal ini mengakibatkan terjadinya antrian kendaraan-kendaraan di jalan itu. Kondisi lain yang menyebabkan kesemerawutan adalah belum adanya pemisahan emplasemen kedatangan dengan keberangkatan. Terminal baru Langsa yang memiliki berbagai macam fenomena, dimana sejak bangunan yang dibangun tahun 1996 oleh PT. Nadipratama Coperation selesai dan dikunjungi oleh mantan Gubernur provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yaitu Syamsudin Mahmud yang rencana akan meresmikan pembangunan terminal yang merupakan bertipe A pertama kali dibuka di Kota Langsa. Terminal tipe A atau terminal induk berfungsi melayani kendaraan umum baik secara nasional maupun internasional seperti angkutan antarkota antar provinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antarkota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan Terminal Terpadu Langsa (TTL) juga perlu memahami beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan transportasi di Indonesia khususnya di Kota Langsa. 

Dalam operasi itu kebanyakan mereka yang terjaring adalah para penumpang angkutan umum yang membuang puntung rokok sembarang tempat. Meski di terminal itu sudah ada rambu larangan merokok, tapi banyak para calon penumpang yang melanggar. Alasannya mereka tidak tahu dan kurang memperhatikan rambu-rambu yang dimaksudkan itu. Bahkan ada warga yang sudah naik ke dalam angkutan umum, tiba-tiba disuruh turun petugas karena kedapatan membuang puntung rokok di depan terminal.  Operasi inilah yang membuat kondisi lingkungan Terminal Terpadu Langsa (TTL) terlihat bersih dan nyaman untuk para penumpang yang ingin menaiki bus atau angkutan umum lainnya. Selain itu tingkat keamanannya di bilang sudah cukup aman. Karena di Terminal Terpadu Langsa (TTL) ini terdapat tempat parkir untuk pengunjung yang di jaga oleh petugas terminal itu sendiri. Selain itu bentuk terminal yang tidak terlalu besar seperti terminal lainnya juga menjadi faktor tingkat keamanan ini menjadi aman di Terminal Terpadu Langsa (TTL). 

Melihat kebersihan lingkungan yang terjaga dan keamanan yang terjaga pula bukan berarti tidak memiliki dampak bagi masyarakat atas keberadaan terminal ini. Karena peningkatan infrastrutur perbaikan jalan raya elak (Jalan Prof. Majid Ibrahim) yang menghubungkan simpang tugu gampong Blang-Gampong Matang Seulimeng-Gampong Bireum Putong (Simpang Komodor). Sebab jalan itu lah yang menuju ke jalan terminal baru Langsa atau Terminal Terpadu Langsa (TTL). Selain faktor di atas terjadinya kecelakaan di sekitar terminal juga terjadi karena lokasinya yang berdekatan daerah strategis di Langsa maka perlu meningkatkan tampilan fisik Terminal Baru diwilayah pemko Langsa yang selama ini dikenal kurang nyaman bagi masyarakat Kota Langsa ketika singgah dikarenkan terminal baru jauh dari pusat perkotaan. Akan tetapi sangat diharapkan ketika difungsikan terminal baru. 

Sebenarnya untuk kontribusi keamanan, Polres Langsa melalui Polsek Langsa Barat dapat membentuk atau mendirikan Polsek pembantu khusus di kawasan Terminal Terpadu Langsa. Namun status polsek pembantu tersebut adalah wacana yang dapat diprioritaskan oleh Kapolres Langsa. Wilayah gampong simpang Lhee kecamatan Langsa Barat merupakan salah satu wilayah hukum di Polsek Langsa Barat yang terbilang cukup rawan di perbaikan jalan raya elak (Jalan Prof. Majid Ibrahim) yang menghubungkan simpang tugu gampong Blang-Gampong Matang Seulimeng-Gampong Bireum Putong (Simpang Komodor).

Terima kasih atas kerjasamanya, mungkin tulisan ini bisa menambah wawasan kita dalam hal ilmu pengetahuan sosial dan budaya. setiap kehidupan mempunyai makna arti tersendiri dari jalan hidup kita lalui, semoga dengan tulisan ini bisa menambah sumber bacaan kita. banyak membaca banyak ilmu, banyak menulis banyak mengingat.  

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA TULISAN SAYA HINGGA AKHIR 

Follow@muhammadzakir ORIGINAL WRITING BY ME @muhammadzakir  

TERIMA KASIH UNTUK KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA   KEEP STEEM ON ME @muhammadzakir  

Sort:  

Luwarbiasa
Teruslah berkarya
Follow me @imranroza

Congratulations @muhammadzakir! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You got a First Reply

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Congratulations @muhammadzakir! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.14
JST 0.030
BTC 64155.87
ETH 3422.91
USDT 1.00
SBD 2.59