Jangan Pernah Memanggilku Nakal!

in #pendidikan6 years ago

anak nakal.jpg
source

“Bu, anaknya tidak diajarkan sopan-santun ya, di rumah??” komentar seorang guru pada wali siswanya.
Apa yang Anda rasakan, jika anak yang dimaksud adalah anak anda??

Banyak guru mengeluh tentang anak-anak aktif di kelasnya. Mereka merasa kewalahan untuk menyuruh anak-anak tersebut untuk bisa duduk tenang di kursinya. Bahkan, lebih dari itu, banyak dari mereka menganggap anak-anak ‘lasak’ tersebut sebagai pengganggu di kelasnya, juga melabel dengan julukan anak nakal.

Aku tidak Nakal

Mereka yang dijuluki nakal, pada dasarnya adalah sama dengan anak-anak lainnya. Tidak ada anak yang tak suka belajar, tak ada anak yang tidak memiliki rasa ingin tahu pada hal-hal baru. Hanya saja, cara mereka meng-eksplor rasa ingin tahu-nyalah yang mungkin sedikit berbeda dengan anak-anak lainnya.

Anak yang aktif dan tidak bisa diam adalah anak-anak dengan kecerdasan kinestatik. Mereka lebih tertarik pada hal-hal yang merangsang ototnya untuk bekerja. Mereka suka bergerak untuk memenuhi rasa ingin tahunya pada hal baru, mereka tak cukup puas dengan hanya melihat dan mendengarkan. Mereka butuh mencoba langsung, mempraktikan dan melakukan demonstrasi.
Cara-belajar-anak-Kinestetik-01.jpg
source

Maka, pendekatan mengajar guru harus sangat memperhatikan gaya belajar siswanya. Memaksa mereka yang cerdas kinestetik untuk diam di bangkunya, sama artinya dengan memaksa mereka untuk tidak belajar. Menyamaratakan cara menerima informasi anak di kelas adalah kesalahan paling besar yang sering dilakukan oleh guru. Mereka menganggap semua anak harus mampu duduk manis dan mendengarkan semua ilmu yang disampaikannya, jika tidak, label Nakal akan disematkan.

Cara Belajar ≠ Cara Mengajar

Cara belajar tidaklah sama dengan cara mengajar. Jika ada 30 anak dalam satu kelas, pasti akan ada lebih dari 3 cara belajar yang dimiliki oleh semua anak. Pengetahuan yang cukup akan sangat membantu guru untuk menemukan cara mengajar yang tepat untuk mengakomodir semua cara belajar siswanya. Atau, setidaknya dapat membantu guru dalam melakukan pengelompokan siswa sesuai gaya belajar mereka dan memberikan tugas sesuai cara belajar mereka pula.

Jika semua guru memiliki pengatahuan tentang psikologi anak, mungkin tidak aka nada lagi label ANAK NAKAL untuk siswanya. Mereka akan menjadikan perilaku ‘lasak’ tersebut sebagai bahan observasi terhadap siswanya, untuk kemudian dapat dijadikan patokan dalam pemberian treatment yang sesuai. Guru akan bahagia memiliki siswa dengan berbagai keunikan, bukannya stress dan menganggap beban berat dengan keberadaan mereka.
IMG_20180110_112909.jpg

Sort:  

thanks for the vote @jout

Congratulations @muazzah04! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of comments

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Upvote this notification to help all Steemit users. Learn why here!

Wow... Let celebrate with more writing😊😊😊
Thank for the honor

Cool.. awesome.. brilliant .. keren bermanfaat

Pendidik bukan hanya mendidik tapi dituntut merangkul dan memahami karakter sianak, karena setiap anak memiliki keistimewaan masing-masing dan juga harus melibatkan orang tua secara interaksi non formal dengan sipendidik.. bagus😎😎😎

benar sekali, mendidik bukan hanya urusan transfer pengatuan, namun yang lebih penting adalah menjadi pendampingan anak untuk menemukan kekuatan dirinya. Begitu juga dengan orang tua yang wajib mau belajar dan menggali potensi yang dimiliki anaknya.

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.027
BTC 61098.19
ETH 2625.94
USDT 1.00
SBD 2.63