ACEHNOLOGI '' ANTROPOLOGI ACEH'' (VOLUME II:Bab18)
Kali ini saya akan membahas tentang Antropologi Aceh bab-18, seperti materi perkuliahan Antropologi yang sedang saya dikuti. Antropologi adalah memahami fenomena yang hidup di dalam masyarakat atau masyarakat menciptakan hukum mereka sendiri, disini seorang antropolog harus mnegikuti kebiasan di suatu daerah tersebut,
Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam melihat tradisi di Aceh, seperti yang akan digunakan di kota-kota di Aceh yang menggeser sarjana lokal sebagai tujuan karena mereka belum mengetahui lokasi yang ada di Aceh itu sendiri, juga sebagai penerjemah yang mungkin orang-orang yang akan membantu untuk memahami bahasa yang diperkaya, dan kami juga mengetahui bahwa di Aceh memiliki bahasa yang sangat beranekaragam. Para peneliti yang berasal dari luar Aceh adalah orang-orang yang mencari data yang mereka inginkan, dan itu bisa dilihat didalam tulisan mereka, karena data yang mereka dapatkan tidak cukup untuk membuat mereka melakukan penelitian di Aceh. Hal-hal yang dapat dilakukan karena sulitnya para peneliti untuk mendapatkan datayang bersifat Aceh tidak diberikan kepada para peneliti oleh warga sekitar. Para peneliti tidak dapat mengetahui bagaimana cara masyarakat yang ada didalam perkampungan, mereka menganggap bahwa masyarakat telah mengalami tsunami pada tahun 2004, beberapa daerah yang berdekatan dengan bukti dan gunung, orang Aceh masih sama dengan sistem kehidupan yang serba Aceh, karena itu para peneliti luar kewalahan untuk mencari data diperkampungan. Kekesalan ini terkdang diluapkan di dalam tulisan mereka.
Di Aceh tanpa disadari warga Negara asing masuk ke Aceh secara secara legal ataupun illegal, tugas untuk tingggal di Aceh untuk mencari jawaban di Aceh dan tidak sedikit juga untuk mendapatkan hasil di Aceh. Hasil bumi yang bisa menjadi hasil mentah yang tidak diolah di Aceh, sejauh ini warga asing bebas berkeliaran di Aceh, ada juga yang mengngkut hasil bumi ke luar negeri, sepengetahuan pemerintah setempat, uniknya hasil alam Aceh tidak diolah di Aceh, melainkan hasil mentah tersebut dibawa langsung keluar negeri, menunjukan bahwa pemerintah Aceh tidak menganggap penting energy bumi. Kebiasaan yang terjadi adalah orang Aceh lebih suka diberikan sejumlah uang. Beberapa hal yang harus dipahami di Aceh, seperti di Aceh, menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari, tidak semua masyarakat di Aceh menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa mereka sehari-hari. Melalui berbagai bahasa dan budaya di provinsi Aceh,jarang dibahas oleh para perisetnya dapat dipakai hal yang mendasar untuk ilmu Antropologi Aceh.
Dan ini adalah salah tugas Antropologi Aceh untuk menjelaskan masyarakat dipegunungan dan di daerah yang dapat mengisi kajian Antropologi diAceh itu sendiri. Dengan demikian dapat menimbulkan budaya pada generasi muda melalui Antropologi. Didalam provinsi Aceh yang sangat mempengaruhi di antar mereka adalah sistem religi, bisa disebabkan oleh penduduk Aceh adalah Islam, dan kesadaran sosial masyarakat Aceh adalah Islam. Identitas Aceh yang sangat dikenal oleh masyarakat luar disalah satu makanan seperti ‘’Ade kak nah’’. Bukan hanya di Aceh saja peminatnya namun kue Ade kak nah ini juga banyak diminati oleh masyarakat luar Aceh.
Salah satu fungsi utama Antropologi Aceh adalah mengubah cara-cara masyarakat Aceh agar bisa lebih menyebar pada kontek kekinian, tanpa mengubah pola pikiran mereka terhadap religi atau tanpa mempeengaruhi agama mereka.