Ulama Aceh

Siapa tidak kenal Ulama ini?
Alm. Tgk H. Muhammad Yusuf bin Abdullah (Abi Pasie) adalah seorang tokoh Ulama sufi yang bertempat di Tijue, Lampeudeue, Sigli. Asal beliau dari Batee, Kulee.

Pesantrennya dulu juga maju terletak di Kulee dekat gua tujuh.
Beliau sangat tegas dan tidak segan-segan dengan mencaci, mencerca, dan memarahin langsung di hadapan pendatang ke rumah beliau yang tak lain bermaksud melepaskan/
menyelesaikan ikatan-ikatan problematika umat, namun lantaran yang mendatangi beliau dengan pakaian yang fasik dan tidak islami bahkan menyuruhnya untuk pergi langsung di hadapan beliau. Dan juga beliau tidak senang dengan pakaian yang tidak bersarung seperti memakai celana ketika mendatangi beliau.

Beliau juga sangat tekun dalam beribadah, dan kedisiplinan beliau dalam beribadah tidak dapat terabaikan oleh sebab karena datangnya tamu untuk menjamunya dan menanyakan tentang permasalahan seputaran agama, namun bila waktu beribadah beliau telah tiba beliau tidak memperdulikan apa-apa saja dan siapa-siapa saja kedatangannya dan beliau langsung menuju tempat khulwah beribadah beliau.
Emang kalau para tamu perlu mendatanginya harus pada waktu yang tepat dan waktu tertentu ketika beliau keluar dari tempat khulwahnya.

Beliau sangat war'a dan sangatlah zuhud dalam urusan makanan, minuman, pakaian, dan lain-lain, zuhud terhadap urusan dunia dan sangat bersemangat dalam urusan akhirat.

Salah satu ibadah beliau yang melazimkan adalah zikrullah namun yang tak habis pikir oleh kita ketika beliau tertidur tetap butiran tasbih yang ada ditangannya tak henti-hentinya terus berputar oleh jari tangannya, inilah hati dan ruh yang hidup penuh dengan ibadah dan amalan-amalannya yang membuat jasad tetap terikuti oleh ruhnya.
Beliau juga penganut thariqat yang bersanad sampai keguru-gurunya.

Abu Hasanol Bashry H. G. (Abu MUDI) Samalanga pernah menghikayahkan/menceritakan tentang beliau dalam pengajiannya:
Abi Pasi pernah mengirimkan khabar kepada Abu Mudi bahwa menyatakan si Hasanoel telah 'alim dan tidak boleh memakai pakaian-pakaian yang cenderung bersifat ketidak wibawaan seperti yang tidak beliau senangi. Dan pada masa itu (masa semangat pemuda) Abu Mudi masih memakai pakaian pakaian seperti celana dan lain-lain yang tidak senang menurut Abi Pasi, pada satu saat ketika Abu Mudi dan Abi Pasie berjumpalah di Bireuen dan ketika melihat Abu Mudi masih berpakaian seperti itu dan pada saat bersalaman berdua maka cemberutlah wajah Abi Pasi. Dan pada saat perubahan Abu Mudi memulai, maka terkirimlah khabar dari Abi Pasi bahwa Abu Mudi sudah baik, dan sudah bagus menurut beliau.

Dan Abu Mudi menyatakan dalam pengajiannya bahwa kalau sudah mempunyai ilmu perubahan kewibawaannya akan terbawa sendiri.