Ketika kita harus memilih

Suatu hari penulis duduk termenung akan sebuah hasil dari proses pendidikan. Dalam hati saya ada yang keliru dengan mesin pendidikan kita selama ini, dimana telaah bahan sebagai ajar sebagai proses belajar tidak berjalan secara alamiah.
Menurut penulis ada penyimpangan kebijakan dalam proses belajar, dalam hal ini telah terjadi semenjak anak duduk dibangku Sd sampai SMA dimana siswa hanya menerima bahan tanpa ada proses ygang kuat. Sehingga setelah tamat sekolah menengah dia tidak punya pola berfikir yang kuat untuk berproses dalam lingkungannya..yang terjadi adalah sikap apatis dan tidak merasakan kepedulian dengan lingkungannya.
Oleh karena itu penulis juga berprofesi sebagai guru melihat persoalan ini menjadi sangat penting untuk untuk diselesaikan dalam ruang belajar.
Bergerak dari masalah tersebut penulis mulai membentang kerras kerja. Dalam hal ini siswa sebagai sabjek bukan objek dalam menterjemahkan persoalan hidup untuk itu penulis mencoba membuat cara belajar baru dengan istilah " BELAJAR HIDUP" .Dalam hal ini siswa di dalam kelas diberi bahan selama 1 satu tahun yang diberikan dari buku paket, internet, dan kejadian dari alam yang dialaminya..setelah membaca dari dalaman 1 sampai 5 dia membuat rangkuman dan saya suruh bahas kedepan dengan saya, akhirnya mulai sedikit-demi sedikit ada perubahan yang dialami oleh siswa..Subhanaullah perubahan semakin nampak dimana siswa sudah punya rasa percaya diri yang dikembangkan dengan nilai-nilai agama..
Dengan demikian harapan penulis kedepan tidak ada lagi siswa yang bingung dalam memilih kehidupan dan bakat mereka bisa berkembang dengan lebih baik