Hendry In Summermine. Sebuah Novel Politik Biasa..

in #novel7 years ago

Part 1

Setiap kisah punya maknanya sendiri.
Setiap kisah tidak pernah sama dengan kisah lainnya.
Setiap kisah punya hak nya masing-masing untuk dibagikan atau tidak sama sekali.

Kisah ini hanya sebuah penggalan kecil dari perjalanan panjang seseorang yang selamat dari kesendiriannya. Bukan perkara mudah memulainya. Bahkan untuk diriku sebagai penulis ^^

Suatu hari dimalam hari yang indah.
Rintik hujan kecil membuat suara malam semakin indah, dinginnya hari memeluk setiap orang yang diterpanya.
Di sebuah rumah di salah satu daerah di Kota Summermine, ada seorang anak laki-laki yang berdiri didalam kamarnya sambil menghadap jendelanya. Tangannya menyentuh kaca jendela yang dingin terbias hujan.
Matanya bersinar menatap keluar jendela, menerawang melewati setiap pantulan cahaya dibalik pepohonan sekitar rumah. Wangi aroma rerumputan menggoda indera anak itu.
Kepalanya dipenuhi dengan begitu banyaknya ide-ide cemerlang dan mimpi yang indah.

Tak berapa lama kemudian terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya ;
“ Hendry ... keluarlah dari kamarmu, makan malam sudah siap..” panggil ibunya dari luar kamar.
“iya bu .. tunggu sebentar” Hendry pun menghentikan lamunan panjangnya tersebut dan bergegas membereskan pakaian yang dipakainya sambil mengusap wajahnya agar terlihat segar.

Keluarga Hendry sebenarnya sama seperti keluarga lainnya di Summermine, tidak kaya tetapi juga tidak miskin. Hidup di Summermine sama seperti layaknya jam dinding yang berputar.
Hari ini kau melewati angka tiga, esok hari juga kau akan melewatinya.
Tidak ada yang baru dan sangat jarang ada hal yang baru atau istimewa. Semuanya hanya berulang dan berulang di setiap hari.

Beberapa saat kemudian Hendry pun keluar kamar menuju meja makan. Meja makan itu berbentuk bulat, terbuat dari kayu pinus dan kakinya mengembang menjadi empat ruas.
Ditengahnya sudah terhidang makanan yang menghangatkan badan tentunya, makanan yang ada dimeja pada saat itu adalah soup ayam, terlur dadar, ayam panggang, salad bayam, dan tidak lupa nasi.
“ayo kita makan hen ...” sambut ayahnya.

Ayah Hendry merupakan orang yang sangat tertarik dalam hal politik. Sayangnya dia tidak pernah memiliki kesempatan untuk menggapai kesempatan berpolitik langsung. Dia hanya menghabiskan waktu senggangnya dengan membaca Montesque, Socrates dan muridnya serta filosof politik lainnya.

Bahkan ketertarikannya pada dunia politik tersebut dapat dilihat dari pemilihannya pada meja makan. Dia membeli meja makan berbentuk bulat dengan maksud untuk menunjukan semua orang emiliki hak yang sama.

Namun, pada kenyataannya ucapan dari ayah Hendry adalah absolute dan tidak bisa dibantah oleh Hendry dan ibunya. Tak seperti demokrasi yang dipuja-puja oleh ayah Hendry

To be continued..

Sort:  

Hello, hai @bendryritonga.. Selamat datang di Steemit! Senang anda bergabung.. kami upvote ya.. :)

Terimakasih banyak.. saya masih banyak belajar untuk steemit ini.. :)

"Bahkan ketertarikannya pada dunia politik tersebut dapat dilihat dari pemilihannya pada meja makan. Dia membeli meja makan berbentuk bulat dengan maksud untuk menunjukan semua orang emiliki hak yang sama."
ini bukti solidariritas yang tinggi.
salam pak @bendryritonga

hehe.. Terimakasih banyak.
saya akan posting cerita lanjutannya besok hari

sudi kiranya untuk melihat tulisan saya lagi esok :)

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.11
JST 0.030
BTC 67629.08
ETH 3788.09
USDT 1.00
SBD 3.56