Ikhsan ikhlas
SELASA, 13 Februari 2018
"ikhsan, ikhsaaan, ya ampuuuun ikhsaaaaaaaaaaaaaan" (HeadVoice)
"Headset jangan selalu di pakai"
"Pekak (tidak mendengar) kau kan"
Ayah memanggiku
Saya dengan tampang belagak acuh hanya menjawab "iya ayah, kenapa?"
"Kau goreng tempe sebentar" ayah memerintahku
"Bentar lagi bisa? Ikhsan baru pulang istirahat kerja" saya sambil menunjukkan jam pukul 13 WIB
Saya melanjutkan mendengarkan lagu di channel dtube
Setelah habis melihat video nyanyian dtube, saya yang terpaksa mulai bangun dan mengambil tempe di dalam kulkas, saya potong petak2 lalu di taburi garam.
Kuali kecil di taruk Mama di atas kompor dan berkata "pakai ini aja Ikhsan biar cepat matang"
"hooooh" saya menjawab
Kompor saya nyalakan apinya dan minyak goreng saya tuang dalam kuali, begitu kerasa sudah panas, tempe saya campakkan ke dalam kuali berisi minyak goreng yang panas, dan
"aaaaaaaaaarrrrg" saya menjerit kesakitan dan meneteskan air mata
"Maaa, ini kena minyak" saya menunjukkan kepada Mama melepuhnya kulit jari manis dan kelingking tangan kiri
"Pakai salap hijau di jendela kamar' spontan ayah memberi saran
Saya melihat salap hijau tersebut "gilaaa, ini untuk kulit gatal ayah"
"Bisa juga untuk luka bakar" ayah kembali menyarankan
"Ga mau Ikhsan, ayah tau ini berdenyut-denyut, sakit tangan Ikhsan" keras suara saya menjawab sambil menahan sakit.
"Pakai odol nak" Mama menyarankan (aku coba ah karena pernah dengar dari orang2)
"Dingin mak, tapi lama2 kok makin berdenyut, astagfirullah sakiiit" sambil merintih saya bersihkan odol yang melekat dengan menyiram air kamar mandi ke tangan kiri
"Pakai air yang mengalir" sahabat saya Achmad Lutfhi yang kebetulan sampai di rumah
"Alhamdulillah lega" karena saya menahan sakitnya kulit melepuh tiba2 kena air yang keluar dari keran lumayan sejuk
Lutfhi sambil bercerita tentang ia pernah mengalami bocor gas dan tersambar api langsung "ko baru kena minyak dikit udah kayak merana kali, dulu aku api lagi"
Emosi saya mendengar petuah penyemangat dari nya "aku tonjok kau yaa, sakit ini njeeng' begitu tangan tidak terkena air mengalir langsung berdenyut2 dan makin parah.
Tiba datang sepupu dari ayah ( anak adik kandung ayah)
"Pakai daging lidah buaya bang" tanpa mikir panjang dan semakin berdenyut saya berlari menuju taman bunga Mama di depan rumah yang kebetulan ada di tanam dalam pot.
Saya mengambil keputusan Novalia indah sari karena dia jebolan akademi keperawatan D3 AKPER Bukit rata Lhokseumawe dan pernah bekerja di klinik khusus luka dan sekarang mengabdikan dirinya di PUSKESDES pagi dan kerja masuk shiff di Rumah Sakit Melati kota Lhokseumawe.
Perlahan indah menaruk daging lidah buaya yang ukuran seadanya itu "maaacie dek, langsung ga berdenyut" lalu indah dan lutfhi pulang
Ternyata getah daging lidah buaya hanya menenangkan sekitar 10menit
"Ya Allah sakit" setelah mengering
Tanpa mikir panjang, saya buka kulkas, ambil es batu masukkan dalam ember kecil dan di isi air seadanya " wooow seperti tidak terjadi apa, Alhamdulillah "
Celup celup tangan kiri dalam ember berisi air es. (dalam kepala, panas kalah dengan dingin)
Setelah es menjadi air denyutnya kembali lagi (saya menangis kesakitan, saya Alhamdulillah baru pertama ini sakit fisik)
Sambil menahan sakit, Mama menghampiri "Ikhsan harus ikhlas"
Tersadar ini ujian kehidupan, saya membaca artikel betapa pentingnya memiliki keIkhlasan hati
"luar biasa"
Dan artikel luka bakar.
Ternyata proses penyembuhan alami luka bakar adalah perih berdenyut2, itu adalah proses keluarnya cairan penyembuh luka, jika menggunakan odol, air dan getah lidah buaya hanya bersifat penyejuk sementara, alhasil luka bakar yang terkena minyak panas membengkak air, terlihat seperti cacat tapi setelah 3 hari akan kering dan sembuh secara alami dan proses pembentukan kulit baru sekitar semingguan.
Alhamdulillah denyutnya sudah hilang, dengan bersabar insyaAllah sembuh.
Note : Bahaya jika tidak merasakan sakit karena itu tanda2 syaraf kulit sudah rusak.
Hikmah yang saya dapatkan dari musibah kecil ini
- Hormati kata2 orang tua
- ikhlas hati akan cobaaan/ujian
Sabahat Steemians jangan pernah meniru kelakuan saya yang buruk, tapi ambillah hikmah keikhlasan hati saya menahan rasa sakit.
Dan hilangkan pendapat angka 13 itu sial.
"Think The Best and Do The Best"
cerita yang menarik, teknik menulisnaya juga oke, alur ceritanya menghanyutkan membuat saya untuk terus membacanya....terima kasih telah berbagi...
Kembali kasih 🙏🙏🙏 ayoo semangat menulis apa saja