BAGAIMANA MENJALANI MASA NIFAS

Tidak terasa masa nifas terlewati sudah.
Walau dengan jungkir balik, haru biru akhirnya berlalu juga.
Tulisan ini saya buat untuk tambahan ilmu bagi yg akan menjalaninya...
Keseluruhan ilmu didalam tulisan ini bukan milik saya pribadi tapi saduran dr nasehat si kakaj tukang kusuk, sebut saja namanya tulip (krn mawar terlalu mainstream...:p )

Banyak yg mengasumsikan bahwa keberhasilan masa 40 itu adalah dengan kembalinya berat badan si ibu spt sediakala..
Padahal tidak...ada hal yg lebih besar dan berharga dr hal itu.
Manajemen diri si ibu dan bayi dipertaruhkan pada masa-masa ini.
Ketika si ibu yg baru melahirkan baru beradaptasi dgn tangisan histeris bayi yang buat keringat dingin mau tidak mau harus berhadapan dgn rutinitas lain yg luar biasa padat.
Mulai dari aktifitas perawatan diri; pareman, pilis, minum jamu, guritaan, stagenan, menu makan yang berubah judul dr makan nasi pake sayur menjadi makan sayur pake nasi, pola minum yg diatur; seteguk2, langkah jalan yg harus pendek2/ tidak cepat2, tidak boleh menatap layar tv, tidak boleh membaca buku dgn alasan akan membuat mata cepat rabun, kaki tidak boleh dilipat krn akan mempercepat kehadiran parises, belum lagi ritual tradisional dari suku masing-masing seperti bakar batu, sale.

Belum lagi ditambah persiapan memompa/ pumping utk menyetok Asi bagi si ibu yg akan kembali bekerja; memikirkan kestabilan ASI, menyiapkan Asi booster seperti jus, sayuran dan jamu. Ditambah pula dengan rutinitas melayani rengekan nyusu si bayi pada tengah malam.
Yg dimana dr kesemuanya itu kita tetap hrs jauh dr yg namanya capek dan stres krn akan berpengaruh pd kelancaran ASI.
Kemudian ketika tidak ada manajemen yg baik dalam pelaksanaannya maka kesemua jadwal yang padat itu akan berantakan, walhasil si ibu tidak terawat, stress, asi seret, bayi rewel.

Perempuan adalah makhluk dengan kodrat yg luar biasa. Potensi nya sebagai manusia yg dapat hamil, melahirkan dan menyusui harusnya dapat di eksplore kepada hal lain yang akan menentukan masa depan si anak.
Jangan kan setelah hadir ke dunia, sejak dlm rahim pun si bayi sudah harus diajarkan banyak hal mulai dr ibadah, sikap, bahkan ada yg sudah melatih kecerdasan intelektualnya misalnya dgn membacakan cerita, berhitung (spt yg menjadi budaya wanita Yahudi).
Harusnya begitu jg ketika sudah lahir..ASi yg dihisap bayi tetap menjadi penghubung antara si ibu dan bayi. Apa yg dirasakan, digalaukan si ibu tentu jg sampai kepada si bayi.
Ketika si ibu malas bangun pagi dgn dalih karena begadang maka pola itu pula yg akan tertanam pada diri si bayi.
Padahal ketika si ibu bangun lebih awal, byk hal yg bisa ibu lakukan sebelum bayi bangun; mulai dr masak air utk mandi si ibu, parem+pilisan, stagenan, maka ketika si bayi bangun, ibu sudah segar, rapi dan siap melayani rengekan dan kemanjaan si bayi. Kedisiplinan dan segala keteraturan pun akan tertanam dalam diri si bayi..
Jadi bisa dikatakan bahwa masa nifas adalah moment penting bagi ibu dan bayi. Selain masa pemulihan juga masa membangun manajemen diri si ibu dan bayi.

Dukungan orang sekitar juga sangat penting mengingat beban si ibu yg cukup banyak dan berat

Selamat berubah persepsi..