Happy the 2018 World Autism Awareness Day (WAAD)

Autism Day Commemoration in Lhokseumawe City, Aceh Province. Children are taught to play music.

---

This year 2018 United Nations (UN) in the discussion of Autism World Awareness Day theme "Empowering Women and Girls with Autism".

According to the article, currently disabled or disabled people, especially women and girls in the world, are feared to experience discrimination on their rights, both in terms of human rights and other fundamental rights.

This is based on a resolution adopted by the General Assembly of the United Nations in November 2017 in the implementation of the Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD).

Keywords I quote from the UN website as follows:
(http://www.un.org/en/events/autismday/)

Girls with disabilities are less likely to complete primary school and more likely to be marginalized or denied access to education. Women with disabilities have a lower rate of employment than men with disabilities and women without disabilities. Globally, women are more likely to experience physical, sexual, psychological and economic violence than men, and women and girls with disabilities experience gender-based violence at disproportionately higher rates and in unique forms owing to discrimination and stigma based on both gender and disability. As a result of inaccessibility and stereotyping, women and girls with disabilities are persistently confronted with barriers to sexual and reproductive health services and to information on comprehensive sex education, particularly women and girls with intellectual disabilities including autism.

Harassment
In our country Indonesia, recently November 2, 2017, cases of inequality tap children with autism threw the country. The public cries for the case.

Tahun 2018 ini Perserikatan Bangsa-Banggsa (PBB) dalam sebuah diskusi peringatan Hari Kesadaran Autis Sedunia dengan tema "Empowering Women and Girls with Autism".

Where a 17-year-old autistic child is sexually abused by an online taxi driver when he returns from his school in North Sumatra Province. Almost the boy was taken to the hotel and luckily the other taxi drivers trap the perpetrator initials 25-year-old MZS it.

Year 2016 ago as reported * detik.com * also occurred in the province of West Java where girls with autism experienced sexual abuse in a psychiatric hospital.

The 13-year-old girl is seen by her mother in a state without clothes in a room. The incident was exactly on October 10, 2016 at night around 20:00 western Indonesia time.

Education
For Indonesia itself, the problem of education for autistic children today is generally still mengandalakan special schools (SLB) or special schools autism. This course of course, children with autism will be limited to interact with children their age in interacting.

Unlike in other developed countries, for example Japan, the United States, South Korea that has run an inclusive education system. Autistic children with good cognitive can mingle with other normal children.

Although they need special control, guidance and support from all parties, especially schools, it does not mean they should be separated from other normal children in public schools.

Autism Day
The commemoration of World Autism Awareness Day in Indonesia every year is done on April 2nd. This year at the national monument in Jakarta and several other places have blue lights or * Light It Up Blue * campaigns.

The installation of this lamp will last for a whole month from April 1 to April 30. This indicates that Indonesians accept both all children with autism and are ready to interact without discrimination.

Happy the 2018 World Autism Awareness Day for Steemians!!!

Let's save girls and autistic children from discrimination in any form. They are our brothers and there is no intrinsic difference between us and them.

Children with autism write hope with the desire to live a normal life like any other child and ask the government to help them.

---

Selamat Hari Autis Sedunia 2018 !!!

Tahun ini 2018 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam diskusi Hari Kesadaran Autisme Dunia mengangkat tema "Memberdayakan Perempuan dan Gadis dengan Autisme".

Menurut keterangan dalam artikel tersebut, saat ini penyandang cacat atau disabilitas khususnya perempuan dan anak perempuan di dunia dikhawatirkan akan mengalami diskriminasi atas hak kesenangan mereka, baik dari sisi hak asasi manusia dan hak fundamental lainnya.

Hal ini berdasarkan sebuah resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada November 2017 dalam implementasi Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas (CRPD).

Kata kunci saya petik dari situs PBB sebagai berikut:
(http://www.un.org/en/events/autismday/)

Anak perempuan penyandang cacat cenderung tidak akan menyelesaikan sekolah dasar dan lebih mungkin terpinggirkan atau ditolak akses ke pendidikan. Perempuan penyandang cacat memiliki tingkat pekerjaan yang lebih rendah daripada laki-laki penyandang cacat dan perempuan tanpa cacat. Secara global, perempuan lebih mungkin mengalami kekerasan fisik, seksual, psikologis, dan ekonomi daripada laki-laki, dan perempuan dan anak perempuan penyandang cacat mengalami kekerasan berbasis gender pada tingkat yang lebih tinggi secara tidak proporsional dan dalam bentuk yang unik karena diskriminasi dan stigma berdasarkan gender dan disabilitas. Sebagai akibat dari tidak adanya akses dan stereotipe, perempuan dan anak perempuan penyandang cacat terus dihadapkan dengan hambatan untuk layanan kesehatan seksual dan reproduksi dan untuk informasi tentang pendidikan seks komprehensif, khususnya perempuan dan anak perempuan dengan cacat intelektual termasuk autisme.

Pelecehan
Di negara kami Indonesia, baru-baru ini tanggal 2 November 2017, kasus ketimpangan teradap anak autis menggemparkan negeri ini. Masyarakat ikut menangis atas kasus ini.

Di mana anak autis berusia 17 tahun mengalami pelecehan seksual oleh seorang driver taksi online saat pulang dari sekolahnya di Provinsi Sumatera Utara. Nyaris saja anak itu dibawa ke hotel dan untung saja driver taksi lainnya menjebak pelaku berinisial MZS berusia 25 tahun itu.

Tahun 2016 lalu seperti diberitakan detik.com juga terjadi di Provinsi Jawa Barat di mana anak perempuan penderita autis mengalami pelecehan seksual di sebuah rumah sakit kejiwaan.

Anak perempuan berusia 13 tahun ini dilihat oleh ibunya dalam keadaan tanpa pakaian dalam sebuah ruangan. Kejadian itu persis tanggal 10 Oktober 2016 pada malam hari sekitar pukul 20.00 waktu Indonesia barat.

Pendidikan
Untuk Indonesia sendiri, masalah pendidikan untuk anak-anak autis saat ini umumnya masih mengandalakan sekolah luar biasa (SLB) atau sekolah khusus autisme. Sekelah ini tentunya, -anak-anak penderita autis akan terbatas berinteraksi dengan anak-anak seusia mereka dalam berinteraksi.

Tidak seperti di negara-negara maju lainnya, misalnya Jepang, Amerika Serikat, Korea Selatan yang telah menjalankan sistem pendidikan inklusif. Anak-anak autis dengan kognitif bagus bisa berbaur dengan anak-anak normal lainnya.

Meski mereka membutuhkan pengontrolan, bimbingan, dan dukungan khusus dari semua pihak terutama pihak sekolah, bukan berarti mereka harus dipisahkan dari anak-anak normal lainnya di sekolah umum.

Hari Autis
Peringatan Hari Kesadaran Autisme Sedunia di Indonesia setiap tahun dilakukan pada tanggal 2 April. Tahun ini di monumen nasional di Jakarta dan beberapa tempat lainnya dipasang lampu berwana biru atau kampanye Light It Up Blue.

Pemasangan lampu ini akan berlangsung selama sebulan penuh dari tanggal 1 April sampai 30 April mendatang. Ini menandakan masyarakat Indonesia menerima baik semua anak-anak dengan autisme dan siap berinteraksi tanpa diskriminasi.

Selamat Hari Autis Sedunia untuk Steemians !!!
Mari kita selamatkan anak-anak perempua dan anak-anak autis dari diskriminasi dalam bentuk apapun. Mereka adalah saudara kita dan tidak ada perbebedaan hakiki antara kita dan mereka.