Nasib Petani Aceh Utara di Ujung Tanduk
Musim hujan pernah melanda Kabupaten Aceh Utara pada awal tahun 2018 lalu. Musim hujan mengakibatkan sejumlah daerah terendam air. Tidak sedikit harta benda milik masyarakat terbawa arus air, termasuk tanaman padi yang membusuk. Namun bencana alam ternyata tidak hanya berhenti sampai disitu. Kini petani kembali dilanda musim kemarau.
Nasib petani Aceh Utara kini berada di ujung tanduk. Setelah mereka berangsur susah payah menyelamatkan tanaman padi dari rendaman air, kini justru membutuhkan air karena dilanda musim kemarau. Tetapi itulah ujian dari Allah SWT yang tentunya rencana Allah lebih baik dari rencana manusia.
Musim kemarau mulai terjadi di Aceh Utara sejak sebulan terakhir seperti wilayah Kecamatan Pirak Timu, Matang Kuli, dan Baktiya Barat serta Lapang. Seperti wilayah Kecamatan Pirak Timu padahal belum lama kawasan tersebut dilanda banjir.
Amatan, pada Rabu 14 Febuari 2018, tidak sedikit tanah lahan milik petani yang ditanami padi mulai kekeringan. Hampir semua lahan sawah retak-retak akibat kurangnya pasokan air. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya air di irigasi. Bahkan sumur-sumur warga sebgainnya sudah mulai mengering.
Seperti yang terjadi di Gampong Matang Keh, Kecamatan Pirak Timu. Data yang dikumpulkan Steemit di desa tersebut terdapat 50 hektare lahan sawah kekeringan dan secara menyeluruh di Kecamatan Pirak Timu mencapai 1.200 hektar lahan sawah kekeringan.
“Kekeringan ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Kami mengira musim kemarau hanya terjadi sebulan saja. Kalau sebulan saja, tentu tanaman padi bisa bertahan hidup jika musim kemarau berakhir dalam sebulan. Tetapi ini sudah menjalani dua bulan. Tanaman padi banyak yang sudah kunig, layu dan tanah sudah retak-retak,” kata seorang petani di Gampong Matang Keh bernama M Yusuf dengan nada sedih.
M Yusuf meyakini nyawa tanaman padi tinggal di ujung daun. Tetapi ia tetap pasrah kepada Allah akan keselematan tanaman padinya itu.
“Mandum-madum nyoe bak Allah. Yang peunteng itanyoe ibadah, pade bah Allah jaga, tatem han tatem nyangkeuh lagenyoe kejadian (Semua ini pada Allah. Yang penting kita beribadah. Soal tanaman padi biar Allah yang jaga. Mau tidak mau pun sudah begini kejadiannya),” ujar M Yusuf.
Shalat Istisqa Meminta Turun Hujan
Solusi terakhir untuk mendapat air menurut para petani dan masyarakat umumny adalah memohon kepada Allah agar diturunkan hujan. Maka pada Rabu 14 Febuari 2018, para teungku dan pemuka agama di Kecamatan Pirak Timu memutuskan untuk melaksanakan shalat istisqa untuk memohon turun hujan.
Imam yang memimpin shalat Istisqa ini, Abu Bakar mengatakan, dirinya beserta puluhan warga lainnya melaksanakan salat istisqa untuk memohon rahmat kepada Allah, supaya diturunkan hujan, sehingga sawah yang retak dan padi yang kekeringan, bisa kembali di panenkan.
“Kita memohon kepada Allah, dengan melaksanakan salat istisqa ini agar turun hujan, supaya padi warga bisa tumbuh dan tidak mengalami gagal panen dan air sumur bisa kembali ada. Kami benar-benar sangat mengharapkan turun hujan karena bukan hanya sawah yang kering, tetapi sumur juga sudah mulai kering, semua tanaman sudh mulai layu,” ujar Abu Bakar.
Shalat Istisqa ini akan dilanjutkan dalam beberapa hari ke depan. Kusyuk mereka menjadikan saksi bahwa mereka benar-benar memohon agar hujan turun di kawasan itu. Mereka tentunya sangat khawatir akan tanaman padi teradi gagal panen.
Tanggapan Sekda Aceh Utara Abdul Aziz SH
Sekda Aceh Utara Abdul Aziz menanggapi keluhan para petani di Kecamatan Pirak Timu. Abdul Aziz juga mengaku sangat sedih dengan kondisi seperti ini. Sekda mengakui kekeringan yang dialami para petani juga terjadi di beberapa daerah lain seperti di Kecamatan Murah Mulia.
“Solusinya ya kita berdoa kepada Allah. Namun, di samping itu kita juga butuh usaha. Maka dengan itu, kita akan segera menindak lanjutinya. Dari Pemda Aceh Utara, kita akan menyediakan pompanisasi untuk mempermudahkan warga, mengairi air ke sawah mereka yang sudah retak dan kering,” kata Abdul Aziz.
Nantinya, kata Abdul Aziz, pemerintah kabupaten akan mencari solusi lainnya kepada pemerintah provinsi. Abdul Aziz mengatakan, dalam hal ini pihaknya juga akan turun langsung ke lokasi dan meminta segera semua kalangan sama-sama mencari solusinya.
“Kita juga meminta bantuan dari Provinsi untuk membantu meringankan musibah yang diderita warga Aceh Utara, kita juga berupaya untuk menyediakan pipa dan pompa air secepat mungkin, agar warga bisa memperoleh air dalam waktu dekat,” ujar Abdul Aziz.
Mantap
Terimakasih pak Adhar..