PENTINGNYA BERGURU DALAM MEMPELAJARI ILMU

in #neoxian6 years ago (edited)

Hai stemeians

Ada maqolah ulama yang berbunyi :

مَنْ تَعَلَّمَ اْلعِلْمَ وَلَيْسَ لَهُ شَيْخٌ فَشَيْخُهُ شَيْطَانٌ

Barang siapa yang belajar ilmu namun tidak berguru, maka gurunya adalah setan

Bahkan Imam Bukhari yang terkenal ahli hadits itu jumlah gurunya sampai 1.080 orang.

Oleh karena itu banyak ulama yang berkata tentang pentingnya berguru dalam mempelajari ilmu bagi penuntut ilmu tingkat dasar dan menengah, diantaranya adalah :

  1. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali.

Beliau berkata :

فَاعْلَمْ أَنَّ الْأُسْتَاذَ فَاتِحٌ وَمُسَهِّلٌ، وَالتَّحْصِيْلُ مَعَهُ أَسْهَلُ وَأَرْوَحُ

"Ketahuilah olehmu, bahwasanya guru itu adalah pembuka (yang tertutup) dan memudahkan (yang rumit). Mendapatkan ilmu dengan adanya bimbingan guru akan lebih mudah dan lebih menyenangkan."
(Minhajul 'Abidin ilaa Janhati Rabbil 'Alamiin, halaman 8).

  1. Sayyid Alwi bin Ahmad As-Saqaf.

Beliau berkata :

إِنَّ الْمَشِيْخَةَ شَأْنُهَا عَظِيْمٌ وَأَمْرُهَا عَالٍ جَسِيْمٌ

"Sesungguhnya guru itu kedudukannya sangat penting dan peranannya amat tinggi lagi besar." (Kitab Al-Fawaaidul Makkiyyah, halaman 25)

  1. Syekh Zarnuji.

Beliau mengemukakan sebuah syair ciptaan sayyidina Ali :

أَلَا لَا تَنَالُ اْلعِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانِ

ذَكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ # وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

"Ingatlah, kamu tidak akan meraih ilmu melainkan dengan enam perkara (syarat yang harus dipenuhi). # Aku akan ceritakan kepadamu semua itu dengan sejelas-jelasnya

Cerdas, semangat tinggi, ulet dan tabah, punya biaya # bimbingan guru dan waktunya lama."
(Kitab Ta'lim Muta'allim, halaman 14)

  1. Al-Habib Ahmad bin Abi Bakar Al-Hadhrami.
    Beliau berkata :

إِنَّ اْلأَخْذَ مِنْ شَيْخٍ لَهُ تَمَامُ الْإِطِّلَاعِ مِمَّا يُتَعَيَّنُ عَلَى طَالِبِ الْعِلْمِ، وَأَمَّا مُجَرَّدُ اْلمُطَالَعَةِ بِغَيْرِ شَيْخٍ إِتِّكَالًا عَلَى اْلفَهْمِ فَقَلِيْلَةُ الْجَدْوَى إِذْ لَابُدَّ أَنْ تَعْرِضَ عَلَيْهِ مُشْكِلَاتٌ تَتَّضِحُ لَهُ إِلَّا إِنْ حَلَّهَا شَيْخٌ

"Bahwasanya mengambil ilmu dari seseorang guru yang sempurna penelaahannya itu dipandang penting bagi orang yang menuntut ilmu. Dan adapun semata-mata muthala'ah tanpa ada bimbingan dari guru karena mengandalkan pemahaman sendiri saja, maka sedikit hasilnya. Karena jika dia menemukan kerumitan-kerumitan, tidak akan jelas baginya kecuali adanya uraian dari guru."
(Kitab manhalul Wurraadi min Faidhil Imdaadi, halaman 102).

Dalam kitab Al-Fawaaidul Makkiyyah, halaman 25 dan kitab Taudhihul Adillah, juz III, halaman 147, terdapat syair :

مَنْ يَأْخُذِ الْعِلْمَ عَنْ شَيْخٍ مُشَافَهَةً # يَكُنْ عَنِ الزَّيْغِ وَالتَّحْرِيْفِ فِى حَرَمٍ

"Barang siapa yang mengambil ilmu dari seorang guru secara langsung bergadap-hadapan # niscaya akan terjagalah dia dari kesesatan dan kekeliruan

وَإِنَّ بْتِغَاءَ اْلعِلْمِ دُوْنَ مُعَلِّمٍ # كَمُوْقِدِ مِصْبَاحٍ وَلَيْسَ لَهُ دُهْنٌ

Dan bahwasanya menuntut ilmu tanpa ada bimbingan dari guru # Laksana seseorang yang menyalakan pelita, padahal pelita itu tidak berminyak.

كُلُّ مَنْ يَطْلُبُ اْلعُلُوْمَ فَرِيْدًا # دُوْنَ شَيْخٍ فَإِنَّهُ فِى ضَلَالٍ

Setiap orang yang menuntut ilmu secara tersendiri # tanpa guru, maka sesungguhnya dia berada dalam kesesatan."

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين

image

Coin Marketplace

STEEM 0.20
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 64359.49
ETH 2619.41
USDT 1.00
SBD 2.83